Bab 10 : Tidak Mau Menyerah

1.1K 66 3
                                    

"Yang ketiga..." Pak Surya mengulangi perkataannya.

    Jantungku berdegup semakin kencang. Aku menengadahkan tangan, berdoa kepada Tuhan Yang Maha Menentukan Takdir.

Tuhan, aku ingin lulus...

Ku serahkan kepada Tuhan, lulus tidaknya aku.

"Zaky Adrian, kelas 10 IPA 1."

Eh? Aku tidak salah dengar, kan?

Sontak, aku menutup wajahku dengan tangan. Tak percaya.

"Bagi yang lulus seleksi, silakan maju," ujar Pak Surya.

"Selamat, Dri!" Kata Daniel, tersenyum.

Aku, Aldo, dan Kak Ranya maju ke depan ruangan. Aldo berdiri di sampingku.

    "Selamat untuk kalian yang lulus. Bagi yang tidak lulus, jangan putus asa. Masih ada kesempatan lain."

"Jangan bangga duluan, nanti nggak lulus OSK, nangis," bisik Aldo.

Ah, ada-ada saja yang ia katakan.

"Adrian, Aldo, Ranya, silakan duduk."

    Kami kembali menuju kursi masing-masing. Aldo menatapku kesal. Dengki dan sombong, seperti biasa.

~Story of Two Dreams~


"Kamu lulus? Alhamdulillah, Nak!" Seru Mama senang.

"Iya, Ma. Nggak nyangka," jawabku.

"Selamat, Nak," kata Papa.

    "Nah, sekarang kamu istirahat dulu. Nanti sore, belajar lagi, ya? Dua Minggu lagi kamu lomba, lho."

"Iya, Ma. Doakan aku, Ma, Pa," kataku.

"Amin. Semoga lulus OSK, Nak!" Kata Mama.

~Story of Two Dreams~

    Aku sedang membaca buku rumus fisika. Membaca ulang, mengingat lagi jika ada yang terlupa. Aku pun mengerjakan latihan soal.

Tiba-tiba, dadaku terasa sesak lagi.

"Uhuk! Uhuk!" Aku terbatuk. Dahakku keluar. "Uhuk!"

Aku terus terbatuk-batuk, tidak lagi fokus pada rumus-rumus. Dadaku terasa sangat sakit.

"Hhh...Hhh....Uhuk! Uhuk!"

Batukku semakin keras. Dadaku semakin sesak dan nyeri.

"Adrian!" Mama menghampiriku, panik. Beliau menyodorkan inhaler ke mulutku, namun sesak ini justru semakin parah.

"Hhh...Hhhh... Uhuk! Uhuk!"

Penglihatanku semakin gelap. Aku tak tahu apa-apa lagi.

~Story of Two Dreams~

     Aku membuka mataku. Dinding, brankar, seisi ruang ini berwarna putih. Ada Mama di sampingku. Dan, aku merasa sedikit lega karena memakai masker oksigen.

"Sudah sadar, Nak?" Tanya Mama. Aku mengangguk.

Mama, aku di rumah sakit lagi? Batinku. Ingin rasanya berbicara, tapi tak bisa.

A Medal For AdrianWhere stories live. Discover now