Nikah Lagi? (2)

639 60 2
                                    

"Dodo! Pakai baju dulu dong baru makan.", aku membawa baju Dohyon untuk kupakaikan padanya.

Udah 8 tahun juga masih aja perlu di urusin. Apa-apa belum bisa sendiri. Jagonya kalau makan doang. Makan bisa sendiri, tapi habisin porsi 5 orang.

"Ntar aja pih, sekalian Dodo mandi kan habis makan."

"Bener-bener kamu Do. Sini pakai dulu bajunya.", aku akhirnya memakaikan baju padanya.

"Makasih papi~", ujarnya dengan mulut penuh makanan.

"Makan tuh ditelen dulu, baru ngomong Dodo sayang~", aku mencubit pelan hidungnya, gemes kali kan.

Mumpung Dodo lagi makan, aku sekalian aja nanyain ke dia.

"Do..."

"Kenapa pih?", tanyanya masih fokus dengan makanannya.

"Dodo, mau punya mami lagi gak?"

Spontan Dohyon memuntahkan semua isi mulutnya kembali ke atas piring. Mulutnya menganga begitu lebar.

"Ya ampun Do, kaget sih kaget tapi jangan dilepehin juga dong makanannya.", aku menutup kembali mulut Dohyon.

"Papi mau nikah lagi?", tanyanya dengan mata melotot.

"Ehm, iya mungkin.", untuk seumuran dia pasti sudah ngerti dong kalau maminya udah pergi selama-lamanya.

"Mana? Dodo liat dulu foto cewek papi.", katanya gitu sih. Aku langsung aja kasih liat foto wanita yang dekat denganku saat ini.

"Namanya Kang Seulgi."

"Hmm... cantik sih cantik. Tapi kalau gak bisa masak lebih enak dari papi. Dodo 'no'.", katanya lagi lalu kembali mengunyah makanannya dari piring yang baru. Soalnya yang tadi udah dilepehin.

"Papi baru tanya doang Do. Papi emang deket sama dia, tapi bukan pacar papi."

"Terus apa dong? Deket tapi gak dipacarin? Papi gantungin dia ya?"

"Astaga Do, belajar darimana kamu istilah gitu?", aku jelas heran. Mana pernah aku ngajarin istilah gak guna gitu sama Dohyon.

"Dari om Jinhyuk.", ucapnya santai sambil makan.

Sialan Jinhyuk, ngajarin anak gue yang gak bener. Awas aja kalau ketemu nanti.

"Yaudah deh Do. Intinya gitu. Papi mungkin kalau serius bakal nikahin dia."

"Hmm Dodo berubah pikiran deh. Dodo gak mau punya mami baru.", ujarnya tiba-tiba.

"Udah ya. Dodo udah selesai makannya, terimakasih pih. Dodo mau bobo dulu.", setelah itu Dohyon langsung ke kamarnya tanpa ngomong apa-apa lagi. Padahal nasi di piringnya aja belum habis juga. Tumben.

Apa Dohyon marah aku tiba-tiba bilang mau nikah lagi?

"Haa... yaudahlah entar aja lagi bicara sama dia.", gumamku lalu aku membersihkan meja makan kami.

Tunggu, stop dulu. Bahasanya musingin kalian gak? Aku ceritanya nyampur baku, non-baku. Kalian bingung gitu? Yah kalau bingung juga gapapa sih. Asal kalian ngerti jalan cerita aku sama Dodo aja hahaha...

Oke, lanjut.

Jadi setelah makan, aku duduk di ruang tamu sambil buka laptop, meriksain proposal yang dibuat bawahanku. Yah keasikan lah aku kerja depan laptop. Pas lihat jam tahu-tahu udah malam aja.

"Mampus. Belum masakin Dodo makan malam.", cepat-cepat aku melangkah ke dapur dan mulai melihat bahan makanan yang ada.

Masak lumayan lah, hampir 45 menit baru kelar. Tapi Dohyon sendiri belum keluar kamar. Aku lihat jam lagi, udah hampir jam 8 malam.

Tumben banget kan. Biasanya juga sebelum jam 7 malam udah keluar minta makan. Apa Dohyon udah tobat dari makan banyak?

Mana mungkin lah. Akhirnya aku pergi ke kamarnya, mengetuk pintunya.

"Do~ Dodo~ papi masuk ya.", ujarku lalu langsung membuka pintu kamarnya hanya untuk melihat punggungnya. Ia sedang terduduk di atas kasurnya.

"Do? Gak laper? Papi udah selesai masak. Yuk makan.", ajakku lalu aku menghampirinya. Semakin dekat aku padanya, semakin keras suara isakan kudengar.

"Do?", aku lalu membalikkan badannya menghadapku. Tapi Dohyon menundukkan kepalanya.

"Do kenapa?", akhirnya aku menangkap wajahnya lalu menatap matanya yang berair.

"Kenapa nangis Do?", tanyaku khawatir. Di tangannya aku dapat melihat dia sedang memegang foto mendiang istriku.

"Dodo kangen mami?", aku bertanya padanya. Ia hanya membalas dengan anggukan kecil. Bukankah dia sangat menggemaskan? Pipinya yang gembul penuh dengan air mata.

Aku menariknya ke atas pangkuanku.

"Dodo kangen mami, pih.", ujarnya sambil terisak, kemudian memelukku erat. Aku membalas pelukannya, mengusap kepalanya.

"Iya Do, papi juga kangen mami.", kataku pada Dohyon.

"Tapi papi mau nikah lagi...", ujarnya dengan wajah yang terbenam di dadaku.

"Do...", aku melepaskan pelukanku untuk kembali menatapnya.

"Dodo gak mau papi nikah lagi?", tanyaku mengusap air matanya. Sekali lagi, dia cuma gelengin kepala.

"Dodo gak mau punya mami baru. Dodo maunya sama papi aja.", katanya sambil mengusap sendiri air matanya.

Duh, kalau anak udah ngomong gitu mana mungkin gak luluh. Mana gemesin gitu lagi Dohyon.

"Iya deh Do. Papi gak nikah lagi. Papi juga maunya sama Dodo aja.", aku mencubit pipinya gemas.

"Janji papi gak nikah lagi?", Dohyon mengangkat jari kelingkingnya.

"Janji Do.", aku mentautkan jari kelingkingku dengan kelingkingnya.

Karena udah janji sama Dohyon, yah aku minta maaf dong sama Seulgi. Soalnya aku deketin dia tapi gak niat serius ke dia. Dia baik banget sih. Katanya dia tahu tidak akan bisa menang dari Dohyon.

Mulai saat itulah, aku mendedikasikan seluruh hidupku buat Dohyon.

Kalian yang ngarepin buat jadi pendamping hidup aku, mundur aja ya. Soalnya Dohyon akan tetap jadi nomor satu, ah tidak. Dohyon segalanya bagiku.

Nah itu kisahku, kira-kira siapa lagi yang bakal cerita? Ditunggu aja ya

Nah itu kisahku, kira-kira siapa lagi yang bakal cerita? Ditunggu aja ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.

Yes! Aku apdet ini karena gemes ama Seungyoun yg vlive tadi ngomongin Dohyon mulu :")Kan baper aku huhuuuPokoknya gaada yg boleh misahin mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yes! Aku apdet ini karena gemes ama Seungyoun yg vlive tadi ngomongin Dohyon mulu :")
Kan baper aku huhuuu
Pokoknya gaada yg boleh misahin mereka. TITIK. :")

TBC~

[✔] Mr. Single - Barisan Duda Tampan [X1 - PDX 101]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang