Duda Tampan

2.5K 137 35
                                    

"Daddy! Lama banget sih. Pyo udah mau telat nih."

"Iya, Iya... Gausah teriak gitu juga kali Pyo. Yuk udah siap nih daddy."

Seungwoo akhirnya keluar dari kamarnya dengan pakaian formalnya. Biasanya pakaiannya jauh lebih santai, karena dia CEO, jadi tidak perlu rapih-rapih gimana kalau ke kantor.

Tapi hari ini berbeda. Ia harus menghadiri open class di sekolah anaknya. Ini merupakan program sekolah dimana orangtua bisa melihat kurang lebih bagaimana kondisi pembelajaran anak-anak mereka di sekolah.

Sebenarnya Seungwoo paling tidak ingin ikutan yang seperti ini. Tapi anak sematawayangnya itu memohon-mohon dengan tingkah imutnya. Mana mungkin Seungwoo menolak. Juga Dongpyo yang bersikeras agar daddy-nya itu mengenakan pakaian yang lebih formal.

"Ayo~", ujar Dongpyo lalu merangkul lengan daddy-nya, menariknya menuju mobil mereka untuk ke sekolah.

Seungwoo hanya mengikuti anaknya gemas.

~

"Pih, dasi Dodo mana?"

"Yaelah kamu ini. Udah berapa kali dibilangin semuanya ada di lemari kamu. Cari yang bener dong.", ujar Seungyoun sambil mengambil dasi Dohyon dari dalam lemari kemudian memberikannya kepada anaknya.

"Hehe... yah maap kan pih. Lagian lebih cepet kalau papi yang cari.", ujar Dohyon sambil mengikat dasinya.

"Bisa apa kamu tanpa papi hah?", Seungyoun mencubit gemas pipi gembul Dohyon.

"Kalau kamu udah siap kita berangkat. Udah hampir telat ini kamu.", ujarnya lagi.

"Tapi Dodo belum sarapan.", protesnya.

"Udah papi siapin bekal buat kamu, sarapan di mobil aja, yuk."

"Asiik~ memang papi yang terbaik~", Dohyon langsung memeluk papi-nya dan hanya dibalas kekehan kecil Seungyoun.

Memang Seungyoun paling gabisa tahan dengan kelucuan putra bongsornya, Dohyon.

~

"Papi! Jangan keasikan masak lah. Kita sarapan juga belum. Bisa telat Mini mah kalo gini."

"Nih anak. Udah mending juga dimasakin, masih aja protes. Udah kamu duduk diam aja, ntar lagi selesai ini.", ujar Wooseok sedikit kesal pada anaknya, Minhee.

Tiada hari tanpa beradu argumen. Itulah gambaran keluarga kecil Wooseok dan Minhee.

"Nih. Makannya cepetan. Udah mau telat kamu.", kata Wooseok lalu menyuguhkan sepiring nasi goreng pada Minhee sebagai menu sarapannya.

"Padahal ini mah karena papi masaknya aja kelamaan.", cicit Minhee lagi.

"Mau dijewer kamu? Makin gede makin berani protes ya kamu.", kata Wooseok lagi sudah siap menjewer kuping anaknya.

"Yaelah gitu aja baper. Ampun pih, becanda doang elah. Udah nih Mini cepet-cepet makannya.", Minhee lalu mempercepat tempo makannya. Bilangnya bercanda padahal sebenarnya dia takut dijewer oleh Wooseok.

Biar badannya kecil, tapi kekuatan papi-nya gak main-main. Apalagi kalau udah marah, Minhee mending tidur di halaman depan aja daripada dalam rumah.

"Dah nih. Cepet kan makannya.", kata Minhee setelah menyelesaikan makannya.

"Nah gitu lah. Udah kamu siap-siap sana. Papi cuci piring dulu.", kata Wooseok sambil mengusak rambut Minhee.

"Makasih pih.", ucap Minhee lalu ia segera bersiap untuk ke sekolah.

Meski hobi berantem, mereka tetap saling sayang dong. Mereka cuma punya satu sama lain, biar gak diomongin pun, mereka tetap punya caranya masing-masing menunjukkan kasih sayangnya.

[✔] Mr. Single - Barisan Duda Tampan [X1 - PDX 101]Where stories live. Discover now