46. Bangun

3.7K 394 5
                                    

Kamu terbangun begitu dengar pintu kamar mu digedor habis habisan. Suara papa, mama, Taeyong, Haechan sukses bikin kamu terusik.

Kamu ngecek ke cermin, gak usah ditanya lagi keadaannya. Mengenaskan.

"Adeeeek, belum makan malam, buka!"

"Kaaaak ngapain siiii"

"Deeek buset dah bukain dong"

Kamu rapikan rambut sebentar kemudian buka pintu buat mereka.

"Lah, kamu siapa?! Kakak ku mana?!" kata Haechan dramatis.

Emang dari orok udah penuh drama hidupnya.

"Bacot!" kamu menoyor kepala Haechan.

Kamu beralih ke mama mu yang udah bawa nampan berisi nasi beserta lauknya. "Makasih mama ku cayang" kamu masuk ke dalam kamar lagi.

Taeyong yang sebelumnya dikasih kode sama papa mu ikut masuk ke kamar. Kemudian papa, mama, dan si bungsu pergi.

"Eh, ngapain bang?" tanya mu.

"Ceritain siapa yang bikin kamu kucel kayak gini" katanya.

Pengen rasanya kamu jawab "calon adek ipar" tapi lagi lagi kamu terbanting sama realita.

"Oppa yang di kuriyah. Sana marahin" kekeh mu.

Taeyong narik napas. Ini adeknya udah jelas jelas nangis sampe ketiduran masih aja ngeles.

"Lebih milih ceritain ke abang atau ke papa?"

"Abaaaaang- HUAAAAAA"

Dasar, belum apa apa air mata mu udah jebol.

Bagaimana? ¦ [kdy]Where stories live. Discover now