Rahasia ?

2K 128 2
                                    

Adelia membawa pulang se'gudang'--tidak segudang tetapi bisa dibilang banyak--buku dari perpustakaan kota. Gadis itu harus mengembalikankan buku-buku itu minggu depan. Sambil membawa buku di kedua tangannya dan kunci motor di ujung jari, Adelia berjalan menuju pintu.

"Adel !" pekik Dian yang berlari menyerbu Adelia. Bajunya sedikit lebih rapi dari sebelumnya. Kemeja putih bergaris-garis biru dipadankan dengan celana hitam. "Gue mau keluar !"

Dengan cepat Dian menyambar kunci motor di tangan Adelia. Ia menghidupkan mesin motor lalu memecut pergi. Adelia memutar bola matanya. Pasti ketemu pacarnya, batinnya.

"Adel pulang, Ma" kata Adelia sembari melepas sepatunya dengan kakinya.

"Kalau mau makan, makanan ada di atas meja makan" kata mama yang sedang menonton acara masak-masak.

"Iya, ma" sahut Adelia. "bentar lagi"

Ia membuka pintu kamarnya. Buku-buku di tangannya dilempar ke atas kasur. Adelia kemudian duduk di atas kursi putar.

Gadis itu menghidupkan komputernya.

"Hah ? Komputer ? Berhenti !" Gumam Adelia ketika menyadari dia akan berperang. Tangannya menekan 'on' dengan paksa seperti membunuh orang memakai bantal. Dia juga mencopot kabel serta suis komputer. Gadis itu kemudian mendesah lega.

Adelia menggapai salah satu buku di atas kasur. Buku tentang hukum Newton. Gadis itu menatap buku yang ada di genggamannya. Setiap kali melihat sesuatu tentang Isaac Newton, fikirannya pasti beralih ke Fathir, cowok yang menyebalkan itu. Dia melempar buku tadi ke atas kasur. Kemudian mengambil sebuah buku yang bersampul biru. Ketika dia membalikkan buku itu, tertulis di situ 'Sejarah Kedatangan Kaum Hindu Ke Indonesia'. 

Ia membolak-balik halaman yang berisi sejarah-sejarah kaum hindu. Dihapalnya satu per satu walaupun buku itu mulai berperan seperti kisah dongeng pengantar tidur.

"Kasta Ksatria, Kasta Brahmanaaa...." baca Adelia disambung dengan nguapan yang panjang. Akhirnya dia terlelap di atas kursi komputernya dengan nyenyak. 

...

Fathir membuka halaman seterusnya. Seketika dia membenarkan kedudukan kacamatnya.

Dia memang sudah memakai kacamatanya sejak SMP. Tetapi jarang sekali memakainya karena rabunnya tidak terlalu buruk. Jadi, dia hanya memakai seandainya perlu.

Sesekali jari-jemarinya memutar pena yang ada di tangan kanannya. Fikirannya entah kenapa kembali ke kejadian kemarin.

"Gue bakal pastiin lo kalah"

Gadis aneh, Fathir mendesah. Gadis yang baru dikenalnya beberapa minggu yang lalu menantangnya atas alasan yang tidak jelas. Fathir memutar ingatannya. Selama ini belum pernah dia melakukan apa-apa yang membuat Adelia membencinya.

Tanpa sengaja, pena yang diputar Fathir lolos dari tangannya. Membuyarkan lamunannya tentang Adelia Zahra. Cowok itu membungkuk untuk mengambil pena birunya di kolong meja.

"KAK FATH !"

Dengan serta merta kepala Fathir bertabrakan dengan meja. Membuat cowok itu meringis kesakitan. Si pelaku hanya menyengir tak bersalah.

Athira berjalan ke arah Fathir. Dia menyodorkan buku matematikanya ke Fathir. Fathir mendengus kasar ketika melihat buku itu lagi.

"Ajarin, Kak" pinta Athira sambil cengengesan.

"Kan kemarin gue udah bilang yang rumusnya kan dua dikurang satu per x dua dikurang satu" jelas Fathir panjang lebar.

Miss Idiot & Mr. Newton [hiatus]Where stories live. Discover now