24

100K 8.9K 232
                                    

"Tangankuuuuu... Hiks.. Hiks..." suara teriakan dan tangisan permaisuri menghentikan aktivitas yang akan kaisar lakukan.

"Ada apa? Kenapa kau menangis? Kenapa tanganmu" tanya kaisar dengan khawatir dan melihat tangan permaisurinya.

"Astaga.. Lukamu... Kenapa tidak bilang dari tadi" sentak kaisar.

"Ak..aku... tadi sudah tidak sakit tapi ini.." cicit Lisa. Luka ditangan kiri Lisa akibat terjatuh sehabis menabrak Luxius tadi memang tak seberapa, hanya luka gores yang lumayan panjang, tidak dalam tapi cukup mengeluarkan darah. Sakit pada luka itu tadinya sudah tidak begitu Lisa rasakan dan sedari tadi Lisa hanya menggunakan tangan kanannya dari memegang kaisar sampai makanpun hanya menggunakan tangan kanannya. Tapi barusan kaisar menindihnya dan menekan kedua tangannya yang otomatis menekan luka pada tangan kirinya.

Dengan segera kaisar berdiri dan mengambil kotak di atas meja. "Duduklah" kata kaisar sambil membantu permaisurinya mendudukkan diri.

"Maaf aku lupamu tangan terluka, dan ini juga salahmu" kata kaisar ketus. Tingkahnya kali ini seperti anak kecil yang sedang merjauk dan itu sedikit membuat Lisa geli.

"Ini hanya luka kecil kalau tidak kau tekan tadi aku pasti sudah lupa dengan luka ini" jawab Lisa santai.

"Luka kecil sampai mengeluarkan darah begini? Kalau sudah mengeluarkan darah berarti lukanya lumayan dalam" jelas kaisar.

"Aku bukan wanita cengeng yang kena luka sedikit langsung menangis histeris" kata Lisa lagi.

"Oh benarkah" dengan senyum jahilnya kaisar menekan kapas untuk membersihkan luka permaisurinya itu.

"AUUUUUH, bisa pelan-pelan tidak" dengan kesal Lisa memukul kepala kaisar dan segera kaisar menoleh kearah Lisa menatapnya dengan tajam.

"An..anu.. Maafkan ak..aku, tadi itu reflek" Lisa merasa takut bagaimanapun kali ini dia memukul kepala orang yang paling berkuasa.

Melihat permaisurinya menunduk takut seperti ini membuat kaisar tersenyum kemenangan dia bisa juga takut denganku haha batin kaisar tapi segera di tepis karena tingakah permaisurinya itu.

"Tunggu... Kau ini berniat mengobati lukaku atau membuatnya makin parah ha? Dan harusnya kau yang meminta maaf bukan aku. Yang aku lakukan tadi adalah salah satu tindakan melindungi diri" kata Lisa sembari melipat kedua tangannya didepan dada.

Apa dia tak takut denganku sama sekali heran kaisar dalam hati. "Istirahatlah" Setelah mengobati luka permaisurinya, kaisar segera beranjak untuk meninggalkan kamarnya.

"Anda akan kemana yang mulia kaisar?" tanya Lisa lebih formal.

"Aku akan mengunjungi Chen'er dulu, istirahatlah nanti aku kembali" kaisar pun melanjutkan langkahnya meninggalkan permaisuri.

"Oh tak berhasil denganku jadi kau pergi menemui selirmu" Lisa tersenyum miris dan segera beranjak dari tempat tidur. Lebih baik aku kembali kekamarku terimakasih luka, kau menyelamatkanku dari terkaman harimau buas, ah tapi kenapa rasanya ada luka lain yang lebih sakit ya batin Lisa.

Ternyata semalam kaisar tidak kembali kekamar dia tertidur menemani selirnya. Pagi sekali setelah bangun dari tidurnya kaisar meninggalkan kediaman selirnya dan segera menuju kamarnya. Saat memasuki kamarnya hanya ada keheningan tak terlihat wanita yang semalam dibawanya. "Dimana dia? Apa dia sudah kembali ke kediamannya" gumam kaisar.

Pagi ini Lisa sudah menyusun jadwal apa saja yang akan dia lakukan. Memang jabatannya disini sebagai permaisuri tapi rasanya dia bukan seperti permaisuri. Tak ada jadwal layaknya seorang permaisuri yang pernah dia baca misalnya menemani kaisar atau mengikuti kegiatan istana, pernah dia bertanya pada Yuen, kenapa tak ada kesibukan untuk seorang permaisrui sepertinya dan jawaban Yuen cukup membuatnya geram "Semenjak ada selir Chen dan permaisuri terdahulu lengser, semua kegiatan permaisuri diambil alih oleh selir Chen".

Mendadak jadi Permaisuri (Terbit)Where stories live. Discover now