7. Petir

105K 8.7K 555
                                    

"KINARA!"

Mata Kinara seketika terbelalak setelah melihat siapa yang telah memanggilnya.

"Kamu ini! Yang lain pada mengerjakan tugas kamu malah keluyuran!" ucap Bu Ayu.

"Bukan Bu. S—saya barusan abis dari toilet."

"Dari toilet kok bawa minuman?" tanya Bu Ayu.

"Kebetulan saya juga haus, jadinya sekalian aja ke kantin, hehe." Kinara cengengesan.

"Alasan. Ikut Ibu ke ruang BK!" tegas Bu Ayu.

"Loh?" Kinara mengerutkan keningnya bingung.

"Udah cepetan ikut Ibu!"
"Oh iya, Fahri kamu juga ikut Ibu. Ada yang ingin ibu bicarakan," ucap Bu Ayu lembut kepada Fahri membuat Kinara melirik sinis sambil mengerucutkan bibir.

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju ruang BK. Setelah sampai Kinara dan Fahri duduk bersampingan, berhadapan langsung dengan Bu Ayu. Bu Ayu menyerahkan sebuah amplop kepada Kinara.

"Ibu bingung harus menegur kamu seperti apalagi, Kinara. Jadi amplop ini tolong berikan kepada orang tua kamu."

"Apa isinya, Bu?"

"Surat pemanggilan orang tua."

"Lagi?" tanya Kinara, Bu Ayu hanya mengangguk. Kinara menghela nafasnya malas.

"Silahkan kamu kembali ke kelas. Ingat Kinara, langsung ke kelas!" ucap Bu Ayu.

"Iya, Bu." Kinara melirik sinis Fahri sebelum akhirnya meninggalkan ruangan.

"Fahri, kamu sudah tau kan kalau siswi pertukaran pelajar kita adalah wakil Ketua OSIS?"

"Sudah, Bu."

"Tolong ya untuk mengkondisikan organisasi ini dengan baik, agar Theresa mendapat kesan baik juga. Kamu mengerti kan maksud ibu?"

"Saya mengerti."

"Baik Fahri silahkan kembali ke kelas."

"Terima kasih, Bu."

***

Kinara sedari tadi menelpon Satria untuk menjemputnya pulang. Namun, sambungan telponnya itu tak kunjung diangkat juga oleh sang Kakak.

"Ih, si Bang'Sat kemana sih?" gumam Kinara. Kinara mencoba menelponnya kembali, dan syukurlah kali ini Satria mengangkatnya.

"Halo?"

"Jemput gue bang!" ucap Kinara sedikit kesal.

"Sorry Ra, gue ada kelas sekarang. Lo pulang sendiri aja ya."

"Yaudah," ketus Kinara.

"Jangan ngambek gitu dong."

"Bodo ah." Kinara menutup telponnya kemudian menghela nafas gusar. Kinara membuka aplikasi ojek online dan mengordernya. Beberapa menit kemudian Ojol pun datang.

***

Kinara menelusuri koridor rumah sakit. Hari ini dia akan menjenguk seseorang. Pintu kamar no.24 ia buka dengan pelan, menampakkan seorang lelaki yang tengah berbaring lemah di atas ranjang putih rumah sakit. Kinara berjalan mendekat kemudian menduduki kursi sebelah kanan samping ranjang tersebut.

"Hey," sapa Kinara.

"Udah lama gue gak ke sini. Rindu gak?" tanya Kinara sambil terkekeh kepada lelaki itu. Namun sayang, tak ada respon yang diberikan. Lelaki itu masih setia menutup mata.

Cewek Barbar VS Ketua OSIS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang