• PART 4.2 : FLASHBACK •

95 61 18
                                    

Flashback on*

Bingung.

Sedih.

Heran.

Gelisah.

Semuanya terus kurasakan selama tiga bulan terakhir ini. Bagaimana tidak? Ternyata kalimat 'sampai ketemu lagi' itu, tidak pernah datang. Selama ini, aku terus menunggunya dan mencarinya di lingkungan sekolah. Akan tetapi, hasilnya nihil. Aku sampai berpikir, apa dia adalah orang yang sulit untuk ditemui?

Aku bertambah heran karena setiap kali melihat kedua temannya bersama, aku tidak pernah melihat dia ada di sekeliling mereka. Dia seperti hilang ditelan bumi. Tanpa kabar. Dan dari mata mereka, aku selalu melihat kesedihan di sana. Entah kenapa dengan mereka.

Aku ingin bertanya, tapi rasa gengsiku lebih besar mengalahkan keingintahuanku. Maka yang kulakukan hanyalah menunggu. Menunggu dan menunggu.

Hari ini tanggal dua Mei. Dan kemarin tepat tanggal satu Mei, hari ulang tahunnya. Aku mengetahuinya dari caption salah satu teman perempuannya di Instagram yang menge-tag-nya tahun lalu. Caption-nya bertuliskan 'Happy birthday' dengan menge-post foto dirinya dan dia. Ya, kuakui aku menge-stalk-nya.

Padahal kemarin aku sangat berharap aku bisa bertemu dengannya untuk sekadar memberikan ucapan selamat ulang tahun untuknya. Namun, sampai pulang sekolah pun aku tidak pernah melihat batang hidungnya sama sekali.

Sebenarnya, ada apa dengan dirinya? Apa terjadi sesuatu dengannya? Kuharap semuanya baik-baik saja.

"Shey!"

Panggilan itu mengagetkanku. Aku menoleh ke sumber suara, ternyata itu Caya. Dia cepat-cepat menghampiriku.

"Shey, ikut gue sekarang!" Caya menarik tanganku tanpa menunggu persetujuan dariku.

Aku tidak bisa menyuruhnya berhenti karena tarikannya sangat kencang dan kami sedang berlari menuju gerbang sekolah.

"Kenapa, Ca? Ada apa, sih?" tanyaku di saat kami masih berlari.

"Ada kecelakaan di depan. Kayaknya anak dari sekolah kita, deh," jawab Caya.

Aku bingung. Apa hubungannya denganku?

Aku dan Caya sudah sampai di depan gerbang sekolah. Orang-orang sedang berkumpul di jalanan. Entah dorongan dari mana, aku melangkahkan kakiku mendekati kumpulan itu.

Seketika mataku memanas. Aku hampir tidak bisa menopang tubuhku lagi. Aku menutup mulutku dan mundur perlahan-lahan.

Kenapa?! Kenapa orang yang kecelakaan itu ... harus dia?

Tiba-tiba saja pandanganku menjadi gelap. Hal terakhir yang kudengar adalah suara Caya yang terus memanggilku.

Flashback off*

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

See you next part :*
Jangan lupa untuk vote, comment, and share 💙

Metafora : Without Saying Goodbye ✔️Where stories live. Discover now