Prolog

373 22 10
                                    

"Keito, papa ingin bicara denganmu."

"Iya pa, kenapa?"

"...Kau... sudah punya pacar?"

Keito yang tadinya sedang mengunyah makanannya, langsung tersedak mendengar pertanyaan papanya.

Bagaimana tidak, sudah 6 tahun dia tidak menjalin hubungan, dan papanya baru mengangkat topik ini sekarang.

Kenapa papanya tidak menanyakan pertanyaan ini 6 tahun yang lalu?

Mungkin Keito sudah menjawab dengan pertanyaan ini dengan bangga.

"Tidak ada." Gumam Keito lalu melanjutkan makannya.

"Pfft.."

"Jangan tertawa Yuri"

"Maaf aku tidak bisa menahannya" ucapnya sambil tertawa kecil.

Adiknya yang satu ini selalu saja membuatnya mengelus dada.

"Kalau begitu, besok kau ikut papa makan malam."

"Hanya aku? Yuri?"

"Aku tidak ikut, ada janji."

"Baiklah."

Tanpa disadarinya, jawaban singkatnya ini membawa sesuatu yang mengubah hidupnya.

🐇🦍🐇🦍🐇

"Siapa yang akan kita temui? Klien?"

"Ikuti saja papa"

Keito mengekori papanya masuk ke dalam restoran mewah itu.
Biasanya hanya jika bertemu dengan klien mereka akan pergi ke restoran mewah. Namun Keito meragukan itu karena jika dilihat dari ekspresi Papanya, papanya terlihat sangat santai.

Mungkin bertemu dengan teman papanya? Tapi kenapa Keito juga diajak?

Entahlah, Keito tidak ingin terlalu memikirkan semua itu.

"Wataru!"

"ah, Hiroppi"

"Astaga, sudah lama sekali kita tidak bertemu! Bagaimana kabarmu?"

"Seperti yang kau lihat, aku baik baik saja, bagaimana denganmu?"

"Aku baik baik saja! Astaga, gingsulmu ternyata masih ada!" Ucap Hiroppi sambil terkekeh.

"Entahlah, mungkin dia terlalu nyaman di dalam mulutku?" Wataru tertawa kecil.

"Dan sepertinya tinggimu tidak berubah sama sekali sejak terakhir kali kita bertemu"

"Hei! Tinggiku bertambah 3 cm sejak terakhir kali kita bertemu!" Teriak Hiroppi tidak terima.

"Ayah... jangan berteriak, ini restoran"
Ucap seseorang di samping Hiroppi.

Keito yang tadinya melihat ke arah papanya, langsung melihat orang disamping Hiroppi ini.
Keito merasa wajah dan suaranya sangat familiar.

"Ah, iya, ayo duduk!"

Keito dan Wataru pun akhirnya duduk. Namun pandangan Keito tidak lepas dari orang disamping Hiroppi ini. Wajahnya sangat familiar bagi Keito.

"Keito, kenalkan dia adalah sahabat papa, Nakajima Hiromitsu, dan ya... dia adalah CEO dari perusahaan rival kita."

Keito hanya tersenyum dan menunduk pelan.

"Dan ini anaknya Naka---"

"Yuto...rin?"

Mendengar nama julukannya dipanggil, Yuto langsung melihat ke arah Keito.

Hanya ada 1 orang yang memanggilnya 'Yutorin'

"EH?! Keito?! Kau Keito kan?!"

"Jadi ini benar dirimu Yuto" Keito melempar senyuman ke Yuto

"Kau mengenalnya Yuto?"

"Kami teman SMA ayah! Astaga sudah lama sekali! Aku hampir tidak mengenalmu! kau mengubah gaya rambutmu?"

"Ya begitulah" Keito tertawa kecil.















Ayah dan anak sama saja.




















Sambil membenarkan kacamatanya, Wataru angkat bicara, "Kalau begitu ini akan menjadi lebih cepat."

"Lebih cepat?"

"Aku akan langsung ke intinya." Kata Hiromitsu memasang tampang serius

"Kami ingin kalian menandatangani kontrak ini dan menikah." Katanya sambil mengeluarkan selembar kertas kontrak.

"APA?!"

Sontak seisi restoran melihat ke arah meja mereka. Menyadari tatapan pelanggan lain melihat ke arah mereka, Yuto dan Keito pun menunduk meminta maaf kepada pelanggan lain.

"Maksudmu apa ayah?!" Ucap Yuto dengan nada kesal tapi tetap mengecilkan suaranya.

"Kami?! Kalian berdua bekerja sama merencanakan ini?!" Keito menatap Wataru dengan kesal.

"Dengarkan dulu penjelasanku Keito, kau tau kan jika perusahaan mereka sekarang kekurangan karyawan?"

"Oh, jadi maksud papa, papa menikahkanku dengan Yuto agar perusahaan kita bisa menopang perusahaan mereka? Begitu? Lalu apa gunanya hubungan antar perusahaan dibentuk?! Selain itu, kenapa harus aku?! Kenapa tidak Yuri?!" Keito mulai kesal.

"Aku belum selesai berbicara Keito, dengarkan sampai habis! Kami menikahkan kalian bukan untuk menopang perusahaan Hiroppi, perusahaannya hanya kekurangan karyawan untuk membuat prototype. Dan prototype adalah hal yang penting bagi mereka."

"Kau adalah karyawan yang paling handal untuk membuat prototype, namun kau tidak bisa menjalankan usaha, sedangkan Yuto kun adalah seorang pemimpin yang handal, namun dia tidak bisa membuat prototype. Dan Yuri? Membuat prototype bukanlah bidangnya."

"Akan menjadi masalah jika seorang 'Nakajima' bekerja di perusahaan 'Okamoto' ataupun sebaliknya. Aku tau bahwa perusahaan kita dan Hiroppi adalah rival sejak dulu. Namun jauh sebelum itu, aku dan Hiroppi adalah sahabat baik. Walaupun kami menjadi rival dalam pekerjaan, persahabatan kami tetap berjalan baik. 'Menikah' adalah satu satunya alasan yang bagus untuk menutupi masalah ini."

"Dan ini adalah waktu yang tepat untukku dan Hiroppi pensiun." Jelas Wataru.

Keito tertegun. Yang di katakan Wataru ada benarnya. Dia juga tidak mau menjadi aib bagi keluarga 'Okamoto' dengan bekerja di perusahaan rivalnya, awak media pasti akan menjadikannya sebagai tajuk utama di koran dan berita.

"Dan kontrak ini berisi tentang pernikahan kalian, kalian boleh berpisah setelah 4 tahun, pastinya dengan syarat perusahaan berjalan dengan baik. Ini, bacalah dulu." Hiromitsu menyodorkan kontrak itu.

Keito mengambil kontrak itu lalu membacanya, setelah itu dia memberikannya ke Yuto untuk ia baca.

"Tapi ayah, Aku dan Keito sama sama pria" ucap Yuto dengan nada melembut.

"Lalu kenapa? Toh, pernikahan sesama jenis bukan lagi hal yang tabu di Jepang."

Lagi lagi, perkataan mereka ada benarnya.

"Sudahlah, berhentilah berdebat dan tanda tanganilah, aku sudah lapar" keluh Wataru.

Yuto dan Keito saling melempar tatapan satu sama lain. Tidak ada cara lain selain menandatangani kontrak itu. Inilah satu satunya cara.

Akhirnya mereka menadatangi kontrak itu.

"Bagus, pernikahan kalian bulan depan, sebaiknya kalian bersiap siap." Ucap Hiromitsu mantap.

Bersiap siap?

Memangnya apa yang harus dipersiapkan?


























































Pernikahan ini tidak akan merepotkan bukan?

Our StoryWhere stories live. Discover now