"Nyari sinyal kak hehe belum ngantuk juga"

"Oh emang agak susah disini sinyalnya. Kenapa? Ngabarin pacar lo?"

Ayi mengangguk lalu menatap nanar roomchatnya, pesannya lagi-lagi gagal terkirim. Ayi lupa mengabari kalau hari ini ia ada janji dengan Bima dan ia baru teringat saat sampai di vila tempatnya menginap.

Pasti Bima bakal ngambek deh, batinnya.

Ayi kembali mengangkat ponselnya, berharap bisa mendapat sinyal tapi nihil. Ia pun menyerah karena lelah dan duduk di samping Jae yang sedari tadi memperhatikannya. Jae terkekeh melihat wajah cemberut Ayi. Saat seperti itu, Ayi terlihat berkali-kali lipat menggemaskan dimatanya. Dengan refleks Jae mengelus puncak kepala Ayi.

"Yaudah sih besok juga balik, kayak nggak ketemu setahun aja"

"Iya sih, tapi kan..."

"Udah sekarang lo tidur. Besok harus bangun pagi kan" Ayi mengangguk. Jika melihat rundown yang sudah dibagikan, acara besok pagi adalah senam pagi lalu dilanjut games. Dan kini waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, artinya tersisa 5 jam waktunya untuk tidur.

"Hmm yaudah kak, gue masuk dulu ya" Ayi sudah beranjak dari duduknya ketika tangannya di tahan oleh Jae.

"Mimpi indah princess" Jae mengecup punggung tangan Ayi sekilas. Desir aneh muncul dihatinya. Ayi tau hal itu salah tapi entah kenapa ia senang dengan perlakuan Jae barusan. Dengan pipi bersemu merah Ayi menuju kamarnya dan anggota perempuan lainnya. Tidak sadar sedari tadi ada yang memperhatikannya.




"Woy lempar buruan!!"

"Siniin bola airnya"

Game terakhir yang mereka lakukan adalah melempar bola air pada 'putri' yang telah di pilih oleh masing-masing tim. Jika si 'putri' terkena lemparan atau bola airnya sudah habis lebih dulu maka tim tersebut kalah. Tim Ayi yang terdiri dari dirinya, Jae, Fauzi, juga Reza berhasil maju sampai final. Selama game berlangsung Jae bertugas membentengi Ayi sedangkan Fauzi dan Reza bertugas menyerang tim lawan.

"Sini Yi, dibelakang gue"
Jae menarik tangan Ayi agar berpegangan pada kedua sisi bajunya. Pertandingan berlangsung sengit hingga akhirnya sebuah lemparan bola air yang cukup kuat mengenai tepat muka Jae. Membuat Ayi dan yang lainnya terkejut.

"Eh ya ampun, maaf kak" ucap Denis selaku pelempar bola air.

"Gapapa kok santai aja"

Jae mengusap wajahnya yang basah. Game pun berakhir dan Tim Ayi menang karena tim lawan sudah kehabisan bola air. Acara selanjutnya adalah makan bersama sekaligus penutupan. Tetapi sebelum itu para anggota diberi waktu istirahat selama 1 jam untuk mandi dan packing.

"Wah gila kak Jae, MVP banget" ucap teman sekamar Ayi.

"Iya anjir, gue kalo jadi lo udah baper Yi" sahut yang lain.

"Apasih, kan emang game nya gitu, udah ah gue mandi duluan ya"

"Cie salting haha"

Ayi buru-buru masuk ke kamar mandi meskipun masih terdengar sayup-sayup godaan teman-temannya. Tadi, setelah Jae terkena lemparan bola air lalu menoleh padanya, dengan setengah berbisik  menanyakan keadaannya padahal ia sendiri yang kena lemparan hingga membuat hidungnya memerah. Jujur saja perlakuan kecil itu cukup membuat Ayi berdebar.

"Masa gue baper sih?" Ayi menggeleng kuat-kuat. Tidak, ia tidak boleh terbawa perasaan karena ia sudah punya Bima.




Akhirnya acara makrab itu berakhir. Ayi turun sembari membawa tas besarnya ketika bus yang ditumpanginya sudah berhenti di depan kampusnya. Tapi beban di punggungnya tiba-tiba terasa berkurang karena Jae sudah mengambil tasnya dan membawakannya.

"Ntar lo tambah pendek kalo bawa yang berat" begitu katanya membuat Ayi mendecih tapi juga senang.

"Gue anter balik ya Yi" ucap Jae.

"Nggak deh kak, gue ngerepotin lo mulu"

"Nggak repot kok, lo kan berangkat bareng gue, jadi balik juga harus sama gue, oke?" Ayi hanya mengangguk karena walaupun ia terus menolak entah bagaimana pada akhirnya Jae bisa membujuknya. Mereka berjalan bersisian menuju parkiran motor ketika Ayi melihat Bima disana.

Ayi berniat menghampiri Bima tapi urung ketika seorang perempuan datang dan menggandeng lengan Bima

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ayi berniat menghampiri Bima tapi urung ketika seorang perempuan datang dan menggandeng lengan Bima. Langkah Ayi berhenti dan dari kejauhan ia bisa melihat tawa Bima dengan perempuan yang tidak dikenalnya itu.

Setelahnya ia hanya menatap Bima yang berjalan menuju mobilnya masih dengan lengannya yang terkait, membukakan pintu untuk gadis itu, lalu berjalan memutar menduduki kursi kemudi. Setelahnya mobil itu melaju melewati Ayi tapi sepertinya Bima tidak sadar, karena laki-laki itu selalu menatap kepada gadis disebelahnya, dan gadis itu bukan Ayi.




*aing bikin cerita apaan sih, lama-lama absurd sekali, maaf ㅠㅠ btw, mau happy atau sad ending nih? hehe

Kala Temu ✔Where stories live. Discover now