13

224 32 2
                                    

"Biimm, jangan ngebut-ngebut!!" Ayi berteriak melawan kebisingan jalanan malam yang mereka lewati.

"Apa?? Nggak denger!!" Jawab Bima yang kini tertawa lebar menyadari pelukan erat di pinggangnya kala ia kembali menambah kecepatan pada sepeda motornya. Dan mendapat hadiah pukulan ringan beberapa kali setelah ia berhenti karena sudah sampai di tempat tujuan mereka.

"Aduh duh, sakit dong kalo dipukulin" ucap Bima dengan wajah tidak merasa bersalah sama sekali.

"Ya lagian ngebut-ngebut, bikin jantungan tau gak" Ayi melepaskan helmnya dan melirik kesal pada Bima yang kini malah tersenyum semakin lebar.

"Hehe ya kan biar nggak ketinggalan nontonnya sayang" Bima mengulurkan tangannya, merapikan rambut gadis dihadapannya yang sedikit berantakan akibat tertiup angin jalanan. Membuat jantung Ayi semakin berdebar tidak karuan.

"Yuk masuk, antrenya udah mulai panjang" Bima meraih tangan Ayi dan memasuki barisan penonton konser band teman Bima. Ini adalah kencan pertama mereka setelah beberapa hari yang lalu Ayi menerima pernyataan Bima.

Sesekali Bima menoleh ke arahnya, tersenyum lebar dan mengeratkan genggaman tangannya. Setelah di cek oleh petugas keamanan, Ayi mengikuti langkah Bima mencari tempat strategis untuk menikmati konser itu.

"Disini aja ya, keliatan kan?" ucap Bima dan Ayi mengangguk. Tak berapa lama lagu pertama mulai dinyanyikan, membuat atensi keduanya berpindah ke panggung. Sepanjang konser Bima tidak berhenti menganggukkan kepalanya dan bersenandung mengikuti lagu. Sesekali mengecek Ayi dan memastikan gadisnya aman disebelahnya.

"Kalo capek bilang ya" kata Bima dan di balas gelengan oleh Ayi. Bagaimana dia bisa lelah sedangkan melihat Bima begitu menikmati konser dan tersenyum sepanjang lagu sudah membuat lelahnya hilang?

Setelah lagu terakhir dinyanyikan dan para personil band mengucapkan terimakasihnya Bima mengajak Ayi menuju backstage.

"Oy Bang" sapa Bima pada salah satu personil yang memegang posisi gitar. Laki-laki itu tersenyum, wajahnya terlihat kalem kontras dengan lengannya yang terukir banyak tatto.

"Eh dateng juga lo Bim" balasnya memberikan fist bump dan setelahnya menatap Ayi sebentar.

"Waduh tumben lo bawa cewek?"

"Iyalah masa sama Galang mulu. Kenalin ini pacar gue Ayi. Ayi ini Bang Deon" Deon mengulurkan tangannya dan di balas oleh Ayi.

"Udah gausah lama-lama salamannya" interupsi Bima menarik tangan Ayi dari genggaman Deon.

"Dih najis posesif banget lo kunyuk. Kok lo mau sih sama dia Yi? Padahal gantengan gue ya kan" Deon menyisir rambutnya  yang agak basah karena keringat. Dan harus Ayi akui Deon memang tampan.

"Halah percuma ganteng tapi jomblo" balas Bima

"Sialan, biar jomblo tapi yang antre banyak" balas Deon tidak mau kalah. Ayi tertawa melihat perdebatan kecil antara Bima dan Deon.

"Yauda gue sama Ayi balik dulu ya bang. Good job, keren parah tadi lo tampilnya"

"Yoi, thanks udah dateng Bim. Kapan-kapan nonton lagi ya Yi"

"Siap bang" jawab Ayi dan keduanya melambaikan tangan meninggalkan backstage.

"Ati-ati pulangnya, jangan ngebut-ngebut" ucap Ayi setelah sampai di depan rumahnya.

"Hehe siap kapten, sana masuk. Ntar di cariin bang Kresna"

"Iya abis kamu jalan dulu ntar aku masuk" dan Ayi menyesali ucapannya setelah melihat senyum jahil Bima.

"Alah bilang aja masih pengen lama-lama sama aku kan" kata Bima menggoda Ayi yang sialnya memang benar begitu membuat Ayi tidak bisa membantah.

"Ish udah sana pulang, ntar kemaleman"

Kala Temu ✔Where stories live. Discover now