01

897 66 25
                                    

Line!

Bima added you as a friend

"Hmm, siapa lagi nih?" Kahiyang membuka notif line nya yang akhir-akhir ini memang ramai dengan grup maba alias mahasiswa baru dan beberapa permintaan pertemanan sesama maba. Mungkin kontak bernama Bima tanpa foto profil itu juga salah satunya. Tanpa pikir panjang Kahiyang menekan tombol add. Tak berselang lama, sebuah notif kembali muncul, kali ini berupa pesan.

Bima
Halo, kahiyang

You
Halo, bima

Bima
Sorry ganggu, gue dapet kontak lo dari grup maba.

Bima
Gue masih bingung buat berkas verif nanti, kalo gue nanya ke elo boleh nggak?

Yah, sebenarnya Kahiyang sudah bisa menebak. Karena ia memang lumayan aktif di grup maba dan sedikit mengerti soal pemberkasan karena abangnya, Kresna Putra, salah satu anggota BEM di universitasnya.

You
Boleh kok, tanya aja kalo masih bingung

Bima
Oke, makasih Kahiyang :)

You
Sama-sama, panggil aja Ayi

Bima
Oke Ayi ^^

Semenjak hari itu, Bima terkadang menghubungi Ayi, tentu saja untuk menanyakan perihal kuliah. Meskipun terkadang diselingi perkenalan diri mereka dan chat tidak penting lainnya.

Namanya Bima Antariksa, satu fakultas dengan Ayi, bedanya Bima mengambil prodi Sastra Indonesia, sedangkan Ayi yang gemar membaca manga mengambil prodi Sastra Jepang. Masih ada waktu beberapa minggu lagi sebelum mereka masuk dan menjalani masa ospek. Dan selama itu pula, mereka disibukkan dengan berkas-berkas untuk verifikasi maupun untuk mengurus biaya kuliah.

"Dek, besok tes kesehatannya jam berapa?" tanya papa Ayi. Gadis itu membersihkan tangannya dari bubuk keju snack yang dimakannya lalu membuka notes di ponselnya.

"Jam 7 udah harus disana Pa. Tempatnya di RS kampus. Anterin adek ya Pa"

"Dih manja bener, udah gede minta di anter. Berangkat sendiri dong" Ayi melempar tatapan tajamnya pada Kresna yang tiba-tiba datang dan mengambil snacknya.

"Gabisa dek, besok papa ada rapat jam 8. Kamu di anter abang aja ya"

"Yah pa.. Gamau ah sama abang, ngeselin gitu" Ayi merengutkan wajahnya.

"Lah, siapa juga yang mau nganterin lo yeee" Ayi sudah siap melemparkan bantal sofa ketika mama nya dengan sigap melerai.

"Udah heh, berantem mulu kalian tuh. Abang besok anterin adek, kalo gamau ntar uang jajannya mama potong"

"Lah ma kok gitu sih" kali ini ganti Kresna yang merengut dan di balas tawa oleh Ayi.

"Hahaha sukurin lo" Ayi kembali merebut snacknya sedangkan Kresna mencebik.

"Awas lo bantet"

⚘⚘⚘

"Gue ga bisa nungguin soalnya ada urusan di kampus. Lo bisa balik sendiri kan?" Ayi membuka seat beltnya sambil mengangguk menjawab pertanyaan Kresna.

"Yaudah gue pergi dulu ya. Kalo ada apa-apa kabarin"

"Siap bos" Ayi melambaikan tangannya pada Kresna yang kini melajukan mobilnya. Ayi bergegas menuju papan pengumuman, mencari namanya di kertas yang tertempel. Kahiyang Putri, urutan 131, ia pun mendatangi resimen mahasiswa yang bertugas berjaga disana, meminta nomor antrian sesuai nomor urutannya tadi.

Kala Temu ✔Where stories live. Discover now