14 . S2

17.8K 827 180
                                    

Tiba-tiba saja ada suara pintu terbuka dan seseorang berteriak "AWASSSS!!!"

tsk!

Seseorang baru saja terbunuh.

Siapakah orang yang baru saja terbunuh?
Dan siapa yang membunuhnya?

Tidak ada yang tau.

•••

Sontak tubuh Jimin mengigil ketika ia menyadari bahwa ia telah membunuh Yeri, teman berharganya.
Semuanya seolah mati.
Bahkan nafasnya terasa sesak.
Lidahnya terasa kelu dan sulit untuk mengeluarkan kata-kata.

Merasa frustasi,
Ia menggerak-gerakan tubuh Yeri yang sudah tergeletak tak berdaya berharap Yeri kembali hidup. Namun hal itu sia-sia untuk dilakukan.

Jimin mengacak rambutnya frustasi, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menangis lagi. Namun sepertinya ia telah melanggar janjinya.

"m-mianhe Yeri-ah.. hiks- mianhe!!" Isakannya semakin hebat kala ia mengingat kata-kata yang diucapkan Yeri sebelum wanita itu menghembuskan nafas terakhirnya.
"aku mencintaimu" kata-kata itulah yang membuat dirinya terluka. Ia tahu jika Yeri mencintainya, tetapi ia tak pernah membalas perasaan wanita itu. Karena ia telah menganggap Yeri sebagai teman baiknya.

Jimin semakin terisak hebat, ia mendekatkan wajahnya pada bahu Yeri mencoba untuk merendam suara isakannya yang menggema diruangan itu.
Tidak peduli jika Taehyung dan Jungkook menatap dirinya dengan iba.

Ia sangat menyesal.
Penyesalan itu benar-benar menggerogoti hatinya. Demi tuhan, ia merasa dadanya semakin sesak dan terasa sulit untuk bernafas. Seolah-olah ia akan mati sekarang juga.

"maafkan aku Yeri-ah" lirihnya bersalah.

Sebelum ia mengangkat tubuh Yeri, ia memeluk erat tubuh wanita itu untuk terakhir kalinya. Karena setelah ini, ia tak akan melihat Yeri lagi.

"mimpi indah Yeri-ah, tunggu aku disana" bisiknya pada telinga Yeri yang diakhiri sebuah senyuman.

Jimin mengangkat tubuh Yeri dengan sangat berhati-hati, sebelum ia meninggalkan ruangan kumuh itu ia menatap datar dua sosok namja dihadapannya.
Tak disangka ia membungkukan tubuhnya dan mengatakan "bahagia lah".

Lelaki itu perlahan menghilang dari pandangan mereka, ruangan itu menjadi sangat sunyi. Tubuh Jungkook masih ngegantung telanjang, tangan dan kakinya masih diikat kuat rantai. Pergelangan kaki dan tangan Jungkook penuh lecet bahkan tubuhnya dipenuhi bekas cambukan sampai mengeluarkan darah. Kondisi Jungkook sangat mengenaskan. Dan Taehyung merasa murka akan hal itu, rasanya ia ingin membunuh Jimin sekarang juga karena telah membuat kesayangannya menderita.

Tetapi Taehyung merasa kecewa pada dirinya sendiri karena lagi-lagi ia gagal menyelamatkan istrinya, kesayangannya, bunnynya.

Perasaan bersalah itu menyelimuti dirinya.

"Baby..." lirih Taehyung sendu, bahkan ia tak sanggup menatap wajah Jungkook.

"Tae.. hiks.." Tiba-tiba Taehyung memeluk dirinya dan menangis didadanya sambil bergumam kata maaf berkali-kali. Jungkook tak merespon, air matanya jatuh lagi untuk kesekian kalinya. Matanya sudah sangat sembab, bola mata itu terlihat memerah. Jauh di lubuk hatinya, ia sangat merindukan Taehyung. Ia percaya bahwa Taehyung akan menyelamatkannya.

Kemudian Taehyung melepaskan pelukannya dan bergerak cepat melepaskan seluruh ikatan rantai ditubuhnya. Jemarinya mengusap pipi Jungkook lembut, dan Jungkook memandang Taehyung dengan berlinang air mata juga tubuhnya bergetar hebat.

"Hyung, a-aku kotor hiks!" Bibir Jungkook gemetar,
Rantai yang terdapat ditubuh Jungkook sudah dilepaskan. Detik selanjutnya, tangis Jungkook langsung pecah. Ia langsung memeluk Taehyung erat-erat dan menangis didada suaminya itu. Ia sangat ketakutan tadi, ia fikir Taehyung akan mati. Ia tak bisa hidup tanpa Taehyung, Taehyung adalah segalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Psychopath V1 [Taekook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang