25 - Take Away

2.9K 140 30
                                    

Mungkin ucapanku dapat berbohong tapi hatiku tidak. Ya, itu benar. Aku tidak pandai menyembunyikan rasa yang tiba tiba saja datang dengan sejuta makna, lalu suara indah itu menyapa dan berkata 'Aku mulai menyukaimu'.

______________

Tidak mudah bagi seorang Adam untuk menikahi wanita yang tidak mencintainya namun hal itu tidak jadi masalah, yang saat ini Adam pikirkan adalah bagaimana ia mengungkap fakta kebenarannya tentang dirinya selama ini sebab Alice harus mengetahuinya.

Ini tentang Adam dan masa lalunya yang sangat indah dan manis bahkan memorial nya pun engga lupa. Yah, itu tidak akan pernah terlupakan sampai kapanpun ujar Adam saat itu. Tapi kenangan manis itu berubah menjadi kenangan buruk, kenangan yang penuh pilu. Hingga detik ini bayang bayang masa lalunya masih terngiang dipikirannya dan Adam sangat tertekan dengan adanya kejadian tersebut.

Bukan, bukan tentang Adam yang membenci Ayah kandungnya. Ah mengingat hal itu seketika membuat perutnya mual dan ingin mengeluarkan semua isi perutnya.

Hanya Valentina dan Daniel yang mengetahui masa lalu Adam, selama ini ia bungkam tidak pernah mau kenal dekat dengan wanita manapun terkecuali sahabatnya, Elena. Maka dari itu ia selalu menyibukkan diri pada pekerjaannya dan fokus dengan perusahaan yang telah ia besarkan.

Adam ragu untuk mengungkapkan secara terang terangan pada Alice tentang masa lalunya, sudah pasti Alice akan marah jika mengetahui semuanya, selama bertahun-tahun ia menutup rapat tentang ini bahkan Elena pun tidak mengetahuinya.

Ah persetan dengan hal itu! Bagaimanapun Alice harus mengetahuinya ia tidak peduli dengan Alice yang nantinya akan marah atau membunuhnya secara brutal karena ini hal satu satunya yang bisa dilakukan untuk menikahi Alice atau lebih tepatnya menebus rasa bersalahnya.

"Kemasi semua barang pentingmu," perintah Adam pada Valentina sembari tangannya sibuk berkutat dengan lembaran kertas tebal di hadapannya. Ruang kerja yang begitu flats membuat Valentina merasa jenuh apalagi saat melihat Adam sibuk di atas meja kerjanya.

Valentina memutar bola matanya, malas. "Kau mengajakku camping? Ah tidak tidak.. itu ide yang buruk, aku tidak mau tinggal di tengah hutan yang menyeramkan itu belum lagi kita jadi santapan binatang liar dan buas. Arghh rasanya ak-" kalimat Valentina terputus saat Adam menyambarnya. "Kita akan kembali ke Jerman,"

"Apa?!" Valentina speechless.

Gadis lugu ini terdiam cukup lama, ia masih belum bisa meninggalkan rumah peninggalan Ayah tirinya.. Ya Lord, ini rasanya bercampur aduk; senang, sedih, bimbang, dan juga tidak rela. Bertahun-tahun Valentina menyimpan banyak kenangan ditempat ini-mansion Marvel, tapi mau bagaimana lagi, dengan berat hati ia ingin tinggal bersama Adam.

"Secepat itu? Apa kau tidak ingin berlama-lama di sini, Dami?" nada sendunya terdengar jelas dari bibir ranumnya. Tentu gadis ini tidak rela.

"Tidak, Vee."

Adam menjawabnya tanpa melihat wajah Valentina, ia terus disibukan dengan segudang kegiatannya.

"Oh ayolah, Dami, coba kau pikirkan kembali!" lagi. Gadis ini berusaha membujuknya, merengek bak anak kecil yang meminta sesuatu pada orang tuanya.

Adam menghentikan kegiatannya lalu menatap Valentina, datar.

"Alice tidak akan aman tinggal disini terlalu lama,"

Valentina mengernyit, apa hubungannya Alice dengan ia tinggal lama di sini, so why? bukannya itu tidak masalah ya.

"Karena kau ingin menikahinya, begitu?" celetuknya.

Groom Of The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang