14 - The Dark Side

4.5K 209 12
                                    

Dengan susah payah ia menelan ludahnya dalam-dalam dan membuka mulut. Memutuskan untuk hal ini. "B-baiklah aku lebih memilih untuk tidak keduanya!"

Adam tersenyum smirk. "Pilihan yang tepat! Aku sungguh menyukai jawabanmu, wanita bodoh."

Alice tak paham, dahinya berkerut. "Apa maksudmu?"

"Lupakan omong kosongku itu!"

"Heh! Jadi kau menipuku, pria jelek?!"

Senyuman remeh terlihat jelas diraut wajah tampannya. "Menurutmu?"

"Kepuasaan tersendiri bagiku saat melihatmu merasa takut seperti itu. Kau tahu? Ekspresi ketakutanmu itu membuat wajahmu menjadi semakin buruk."

"Maksudku buruk rupa." ralatnya kembali.

Arghh! Are you bastard, Adam! Sungguh menyebalkan sekali pria iblis ini. Bisa-bisanya ia seperti itu. Bahkan Adam secara terang-terangan mengatakan dirinya senang setelah apa yang di lakukannya tadi.

Lantas bagaimana dengan Alice yang rasa takut dan cemasnya perlahan pudar berganti menjadi penuh amarah? Itu sudah pasti akan memakan korban.

Alice membuang nafas kasar. Ia bangkit melangkah cepat ke arah Adam dengan tangan yang mengepal erat.

Plakkk.

Tamparan itu, tamparan yang mendarat mulus di pipi kanan Adam.
Tamparan yang pertamakali dilayangkan padanya.
Tamparan yang terasa panas dan begitu kencang.

Adam mengelus pipinya yang nyeri akibat tamparan tadi. Kemudian secepat kilat matanya menatap Alice dengan tatapan mengintimidasi.

"Kurang ajar!!" umpat Adam karena kesal dirinya direndahkan seperti ini.

Adam mencengkram kuat salah pergelangan Alice. Menarik paksa Alice dan membawanya ke suatu tempat.

"Aw.. Lepaskan pria jelek! Kau ingin membawaku kemana!!" Alice berusaha melepaskan cekalan yang membuatnya merintih kesakitan.

Adam tak menjawabnya. Ia lebih memilih melanjutkan terus langkahnya dengan pandangan tetap fokus kedepan, raut wajahnya begitu datar namun terkesan bringas. Sedangkan Alice terpontang-panting mengikuti arah Adam yang tergesa-gesa.

Semua penjuru hampir mereka lewati, dari kejauhan terlihat satu pintu ruangan yang entah ruangan apa itu Alice sendiri tidak tahu karena sebelumnya tak pernah kemari. Adam menekan password pintu tersebut, pintu terbuka dengan sendirinya dan ia mendorong Alice untuk segera masuk kedalam ruangan yang begitu temaram.

"Brengsek! Lepaskan aku!!" teriak Alice sembari meronta. Adam menghempaskan tangan Alice dengan kasar.

"Dasar pria tak waras! Kasar! Kejam! Tak memiliki hati!" hujat Alice terang-terangan dihadapan Adam.

Minimnya cahaya membuat Alice memperhatikan ke sekeliling sudut ruangan. Ia mendapati barang-barang antik yang lusuh dan berdebu, belum lagi dengan rantai besi yang berserakan diatas lantai, berbagai macam jenis senapan yang menggantung tertata di dinding, serta tiga samurai panjang tersusun rapih didalam lemari kaca. Ditengah ruangan juga terdapat satu meja bundar dan beberapa kursi.

Terkesan menyeramkan.

"Ruangan apa ini?" Alice bertanya pada pria yang entah sejak kapan duduk dikursi dengan kakinya yang ditaruh di atas meja. Kepulan asap tembakau disekitarnya juga ikut mendominasi.

"Gunakan kedua mata dan otakmu! Ku yakin kau pasti bisa menebaknya." jawab Adam, intonasi bicaranya sangat pelan tapi tegas.

Alice mengernyit. Berfikir keras itulah yang di lakukannya saat ini. Sungguh ia sendiri tak tahu tempat apa ini. Tapi jika di ingat kembali adanya benda-benda seram tadi membuat Alice berfikir anarkis.

Groom Of The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang