tiga belas

9.2K 1.2K 39
                                    

Berasal dari orang tua yang bermasalah membuat gue dan Jeno semakin akrab.

Jeno hanya memiliki ayahnya di hidupnya saat ini, ibunya meninggal dua tahun yang lalu akibat penyakit kanker yang dideritanya.

Gue lupa bagaimana mana asal mula kita berdua memiliki hubungan tidak jelas seperti ini. Yang gue ingat kita berdua saling menyemangati dan juga saling menguatkan karena kita berdua sama-sama berasal dari keluarga yang tidak lengkap.

Awalnya Jeno sangat membenci ayahnya karena pria itu hanya mementingkan pekerjaan tanpa mau perduli dengan penyakit yang diderita ibunya.

Namun seiring berjalannya waktu, Jeno mulai berdamai dengan dirinya dan sedikit demi sedikit mulai memaafkan sang ayah. Itupun karena usaha keras gue untuk meyakinkan dia.

Sedangkan kedua orang tua gue telah lama bercerai. Mungkin kalau tidak salah ketika usia gue baru menginjak lima belas tahun. Awalnya hak asuh gue berada ditangan mamah.

Namun ketika gue sudah kuliah, gue memutuskan untuk tinggal sendiri di apartemen. Mamah menyetujuinya.

Bagaimana tidak setuju, mamah sudah bahagia dengan keluarga barunya dan dia tidak punya pilihan lain untuk melepaskan gue. Sedangkan papah, beliau sama sekali tidak ada keinginan untuk menikah lagi.

Papah itu orangnya hanya mementingkan pekerjaannya itulah alasan mengapa mamah dan papah dulu bercerai.

Sebenarnya gue bukan anak tunggal, gue memiliki kakak laki-laki yang sekarang bekerja dan tinggal di California. Namanya Kim Doyoung.

Hanya Kak Doyoung yang selalu peduli dengan gue di bandingkan kedua orang tua gue yang sudah memiliki kehidupannya masing-masing.

Dan saat ini kita sedang melakukan panggilan video.

"Jadi bagaimana, apakah Haechan benar-benar menjagamu di sana?"

Gue tersenyum sangat lebar, "Dia sangat cerewet, tapi aku menyukainya. Setidaknya aku memiliki Haechan di sini, Kak."

Dan gue lebih bersyukur, Haechan tidak membocorkan hubungan tidak jelas gue dengan Jeno ke Kak Doyoung.

"Kamu makan dengan baik kan? Kenapa kakak melihat kamu sepertinya semakin kurus, huh?" Tanya Kak Doyoung.

Ah, sepertinya ia akan mulai menceramahi gue lagi.

"Akhir-akhir ini aku banyak tugas dan aku tidak bisa menjaga pola makanku." Jawab gue jujur.

Terdengar helaan nafas dari Kak Doyoung, lalu ia menatap gue dengan wajah seriusnya. "Bagaimanapun kondisinya makan itu kebutuhan, jangan sampai kamu melupakan itu."

Refleks gue mengerutkan bibir, "Maafkan aku kak. Lain kali aku akan menjaga pola makan ku."

Kak Doyoung tersenyum, "Anak pintar." Kemudian ia menatap jam di pergelangan tangannya. "Sepertinya kakak akan pergi setelah ini, cepat tidur ini sudah tengah malam."

Baru saja gue ingin menjawab, tiba-tiba saja terdengar pintu apartemen gue terbuka. Gue panik, jangan bilang kalau Jeno berkunjung malam ini?!

"Siapa yang bertamu di apartemenmu tengah malam?"

Mulut gue diam membisu, apalagi ketika seseorang yang masuk ke apartemen gue tadi langsung membuka pintu kamar gue.










"Aku kira sudah tidur, siapa yang menelpon tengah malam seperti ini?"















+
hayo siapa tuh? ;-;

+hayo siapa tuh? ;-;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You Calling My Name | Lee Jeno (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang