PART 49

1.1K 86 30
                                    

Mas Pratama terkasih....

Kau pernah mendengar bahwa pria baik-baik akan mendapatkan wanita baik-baik pula?

Dan aku rasa, aku tidak cukup baik untuk dirimu.

Selama ini kau mencintaiku tanpa syarat, menerimaku apa adanya, mengasihiku dengan luar biasa...

Dan setelah semua pengorbanan itu, aku masih tidak bisa membalas perasaanmu.

Aku tidak ingin berbohong lagi, Mas...

Ternyata aku masih mencintai Auriga. Dan perasaan ini benar-benar tidak bisa kuhapuskan.

Bukan karena kau...

Tetapi akulah yang tidak pernah pantas bagimu.

Aku dan Auriga sama buruknya.

Apa yang Auriga lakukan kepadaku, kulakukan juga kepadamu.

Sekarang aku mengerti kenapa ia tidak pernah bisa bertahan disisiku apapun yang terjadi.

Karena semakin memaksakan perasaan ini tumbuh dihatiku, semakin besar lubang kehampaan yang kubuat dihatiku.

Aku tidak ingin kau mengalami apa yang kualami.

Sudah seharusnya kau mencintai seseorang yang juga mencintaimu.

Itu akan sepadan.

Kebahagiaan yang kau rasakan akan benar-benar berbeda.

Maafkan aku.

Kau boleh membenciku setelah ini. Aku memang pantas mendapatkannya.

* * *

Pratama berdiri di depan apartment Khandra dengan perasaan kecewa yang teramat besar.

Ia menerima pesan itu sore tadi, dan secepat yang ia bisa, ia segera menyusul Khandra ke Singapura untuk mendapatkan penjelasan langsung dari mulut wanita itu.

Begitu mendarat di Bandara Changi, ia segera menuju ke apartement Khandra tanpa menghiraukan apapun yang lainnya. Bahkan rasa lelahnya pun ia abaikan hanya demi mendengar penjelasan langsung dari orang yang sangat dicintainya itu.

Dan ia bermaksud, mungkin ia masih bisa merubah keputusan Khandra, entah dengan merayunya atau bahkan memohon pada wanita itu.

Ia tidak perduli.

Pratama hanya tidak ingin kehilangan Khandra. Itu saja.

Maka disinilah ia berdiri saat ini, mengulurkan tangan untuk memencet bell di depan pintu apartement Khandra, menunggu wanita itu membukakan pintu untuknya.

Pratama tau Khandra ada di apartementnya, sebab sebelum kemari ia sudah memastikan keberadaannya terlebih dahulu melalui Pak Ruzwar.

Dengan perasaan tidak sabaran, ia menunggu pintu di hadapannya terbuka. Beribu pertanyaan sudah ia siapkan di dalam kepalanya.

Setelah beberapa detik yang serasa ribuan tahun lamanya, pintu apartment Khandra akhirnya terbuka.

Disanalah Khandra berdiri, dengan pakaian rumahnya yang sederhana, mata sembab, dan rambut acak-acakan.

Pratama tertegun.

Ada apa dengan gadis ini? Mengapa ia terlihat kacau sekali?

Marrying Mr. SangajiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang