PART 48

1.1K 91 7
                                    

"Baiklah," seorang pria memulai. "Karena kedua Mempelai sudah berada disini, maka upacara pernikahan ini akan segera dilaksanakan."

"Tunggu!" Potong gadis itu dengan segera, dan lelaki disebalahnya memandang terkejut kearahnya.

Auriga yang berdiri tak jauh dari kedua mempelai itu, menoleh kapada si wanita dan memandang bingung.

"Ada apa?"

"Sebelum memulai pernikahan ini," Gadis itu berucap dan menatap pada lelaki di sebelahnya dengan kedua bola matanya yang bundar dan dihiasi bulu mata yang lentik. "Apabila ada yang merasa keberatan dengan pernikahan ini, katakanlah atau ia harus diam untuk selamanya."

Lelaki disebelahnya terkesiap mendengar ucapan gadis itu.

"Teddy?" Tanyanya memastikan.

Teddy tersenyum kecil, merasa miris dengan hidupnya. Lalu ia menggeleng.

"Kalau begitu, aku akan mengatakan sesuatu."

"Lyra!" Tegur Ibundanya yang duduk dengan jarak tidak begitu jauh dari mereka.

"Aku ingin memulai hubungan ini dengan segala hal yang baik." Ujar gadis itu yakin. "Dan untuk itu aku harus mengakui sesuatu padamu Teddy."

"Lyra!" Kali ini Ayahnya yang menegur.

"Aku tidak pernah benar-benar berpuasa waktu itu. Itu hanya untuk membuatmu menyetujui pernikahan kita."

"Oh shit!" Rutuk Teddy tanpa bisa menahan dirinya lebih lanjut.

"Lyra! Ya Tuhan si anak bodoh ini!" Seru Aries Sangaji kesal. "Tidak bisakah kau menutup mulutmu, setidaknya, sampai Teddy menyelesaikan akadnya?"

Teddy menoleh kepada calon Ayah Mertuanya. Dan ia melemparkan senyum kecil kepada lelaki tua tersebut. "Tidak apa-apa, Om." Ujarnya.

"Jadi?" Tanya Lyra dengan sikap cueknya yang biasa.

"Aku tau kau membenciku." Ucap Teddy seperti berdesis.

Dan suasana di dalam ballroom itu langsung hening. Setiap pasang mata memandang takjub pada drama pernikahan kedua orang tersebut, dan telinga-telinga terbuka lebar untuk mendengarkan apa yang akan diucapkan pemuda itu pada akhirnya.

"Kau tidak perlu menahan dirimu untukku Lyra. Apapun yang kau lakukan, kita akan tetap menikah."

"See that?" Lyra menoleh kepada kedua orang tuanya.

Aries dan Fortuna Sangaji menghembuskan nafas lega.

Auriga tertawa terbahak-bahak, menepuk tangannya dan membuat kegaduhan di ruangan pernikahan itu. "Luar biasa!!" Seru Auriga bersemangat. "Kau memang adikku. Lanjutkan pernikahan ini!! Terima kasih Teddy, sudah mau menerima adikku yang psyko ini."

Lyra mendelik kesal kepada Kakak lelakinya. Sementara Khandra yang juga hadir di ruangan itu, tertawa kecil.

Ah laki-laki satu ini....

Pernikahan Lyra dan Teddy akhirnya dilangsung, meskipun cukup penuh drama dengan apa yang Lyra lakukan.

Auriga menarik nafas dalam-dalam.

Aku bahagia untukmu, adikku. Semoga pernikahanmu penuh dengan kebahagiaan dan keberkahan.

Begitu Teddy selesai mengucapkan Ijab Qabulnya, Auriga beranjak pergi dari ruangan tersebut.

Ia sekali lagi kabur ke tempat yang lebih sepi diantara keramaian dan kebahagiaan orang-orang di sekitarnya.

Lelaki itu menyulut rokok di tangannya sembari berdiri menatap langit dengan awan yang berarak dan cuaca nampak cerah di atas sana.

Marrying Mr. SangajiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang