10. Bukan Sekertaris Biasa

6.2K 311 12
                                    


"I do.. "

" pak jangan banyak ngelamun, ini Rumah Sakit Loh, banyak Makhluk Aneh-aneh disini." Kata Reina memperingati Rafkha yang langsung sadar dari lamunan nyeleneh nya itu. Piring berisi Bubur Tadi Sudah habis tak tersisa, entah gadis itu Lapar, atau memang Doyan. Dan baru kali ini juga Rafkha Menemui Pasien Seperti ini, Rafkha saja yang sudah sering bolak-balik Rumah sakit, masih sering menolak Masakan rumah sakit yang hambar itu.

"Kamu laper Banget Ya Rein?." Tanya Rafkha Heran. Masih dalam euforianya Tentang Reina Yang Aneh itu.

"Sebenernya Enggak juga sih Pak, cuma Sayang aja Kalau Mau dibuang, Di luar sana Banyak yang Enggak Bisa makan, kok saya Disini mau Membuang-buang makanan, kurang Relevan aja gitu menurut Saya!" Jawabnya Lugas . Ada saatnya Wanita ini menjadi Dewasa, tapi ada saatnya Juga ia menjadi Cerewet, menurut Rafkha Perempuan memang Diciptakan seunik mungkin, Dan Lelaki yang melengkapi keunikannya.

"Loh mau kemana Kamu Rein?." Rafkha makin heran Dengan Ulah Reina, yang sudah beranjak dari tempat tidur nya.

"Toilet, mau ikut?." Balas Reina ketus . Rafkha Lega, ia kira gadis itu bakal Berniat kabur dari Rumah sakit ini.

Rafkha berinisiatif untuk membersihkan Brankar Reina saat ini yang Sudah kusut karena Tidur Nya Yang lasah itu. Semalaman Rafkha Menunggui Reina, tapi begitu bangun, tak ada ucapan Terimakasih Pun yang ia dengar, hanya Dengusan sebal Reina yang memintanya Untuk mengambilkan Air putih. Rafkha Merasa berhutang banyak pada gadis itu, Banyak Tugas Yang melebihi batas Yang Selalu ia Berikan Pada Reina, kadang-kadang juga Sampai Menyampingkan Tanggung jawab nya Di perusahaan Demi menolong Si Boss yang Sok manja itu. Dan spesial untuk hari ini saja Rafkha bersedia Jadi pelayan Reina, Demi kenyamanan Dan kesembuhan Gadis itu.

Keluar Dari kamar Mandi, wajah Reina Pun kembali segar. Hanya Raut Judes itu saja yang tak bisa hilang sepenuhnya dari Diri Reina. Tapi Syukurnya hari ini Reina yang biasanya banyak Sebal dengan Rafkha, sedikit saja Wanita itu menampilkannya, selebihnya dia Banyak Melamun. Mungkin masih terfikirkan Masalah Orang tuanya Tersebut.

"Rein, umur Kamu kan udah Dua Puluh Lima Tahun Kenapa Kamu enggak Coba Nyari pacar, Atau pendamping hidup." Rafkha mencoba membuka percakapan Pagi ini antara mereka. Selama Ini, ketika keduanya Bertemu Hampir Selalu Berdebat, Rafkha Kira ini moment yang tepat untuk mengenal lebih dekat Seorang Reina.

"Buat apa?." Katanya menanggapi , acuh sekali.

"Pasangan Itu perlu Kan?, misalnya Buat penyemangat Kamu kerja, dengerin Curhatan juga keluh kesah kamu, Banyak Lagi deh dan yang paling Penting Punya Pasangan Itu Bisa Buat kamu berbagi Kasih Sayang. "

"Seperti bapak Yang Punya Pasangan Dimana-mana?."

"Jangan Seperti Saya Jugalah Rein, maksud Saya kamu bisa Jadi Lebih Merasa Punya teman Untuk berbagi beban, apalagi punya Pacar Enggak seburuk itu kok, ya meskipun Bagi saya Pacar Setia Sampai Mati itu Bullshit." Ungkap Rafkha panjang Lebar.

" saya punya Tuhan dan teman-teman di dunia ini, jadi kenapa saya harus susah-susah Nyari Pacar, yang kemudian Bikin Ribet Hidup Saya. Kayak bapak, kalau Misalnya Pacar-pacar Bapak itu tau Bapak punya selingan dimana-mana , pasti mereka marah, benci, dan menuntut dendam sama bapak, itu aja Udah bikin Ribet." Sahut Reina Sambil diberangi Sungutan kesal.

   Ya ampun, Rafkha benar-benar dibuat menganga dengan Pemikiran Reina. Bisa-bisanya di jaman Serba modern begini, masih ada manusia berfikiran kolot macam ini.

     "Gini-gini saya bisa Aja Berubah Loh Rein. Saya juga mikir kok Rein, makin kesini saya makin bosen sama yang namanya perempuan, Saya juga pengen ada satu orang yang tetap di hidup saya"curhat Rafkha.

 Saranghae BosNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ