23. Pengakuan Veno

3.5K 241 17
                                    


    Reina menatap Resah Pintu kayu didepannya, Antara Masuk Kedalam Atau kabur saja. Dia yakin Di dalam sana, Rafkha Akan memakinya, Tidak Tau saja Dia , Rafkha Sendiri sedang Menyiapkan Kejutan Besar Untuknya,tapi Bukan Dalam Hal permakian semata.

   "oke, Gue Siap Perang." Gumamnya lirih, Reina Melangkah Maju, Dan mendorong pintu di depannya. Dengan Percaya Diri Dia Memasuki Ruang Pribadi Rafkha. Setelah Di dalam, Reina Mendapati Rafkha yang sedang Duduk bertopang Kaki Kanannya Di Sofa Panjang Yang Biasa Untuk menyambut Tamu.

  "Ini Silahkan kamu pilih." Ucap Rafkha seraya mengangsurkan Pamflet pada Reina.

   gadis itu menerimanya, Tapi Kebingungan Membuatnya terdiam. Ditangannya ada Beberapa paket Liburan Dalam Negeri.

    "apa ini pak?."tanya reina masih tidak mengerti apa maksud pria itu menyodorkan pamflet itu kepadanya.

     "Pamflet." jawabnya tenang dan datar.

    "saya tau, Tapi untuk apa Bapak Kasih ke saya." protes reina.

    "paket liburan, Beberapa waktu lalu kamu bilang, Kamu minta imbalan Libur akhir tahun plus Akomodasi yang harus Saya Tanggung, Dan Saya bermaksud Untuk menepatinya."

    Ingatan Reina Berputar pada obrolan Mereka tempo lalu, soal perempuan yang bakal di gaet sang boss, Pria itu memang meminta bantuannya, Dengan syarat Liburan akhir tahun gratis.

    "jadi Bapak Udah berhasil nih meluluhkan hati perempuan itu?."Tanya Reina, Hatinya ikut bahagia akhirnya Liburan Yang di gadang-gadangkan selama ini, bisa Terlaksana, setelah tahun kemarin Gagal karena Dirinya Yang Kehabisan Uang Sebelum Libur Tiba.

    "belum, Tapi apa salahnya kan, Saya Mengabulkan keinginan kamu dulu, anggap aja saya balas budi karena kamu sudah Banyak membantu dan bekerja keras di perusahaan ini."

  reina Manggut-manggut mendengarnya, terserah deh apa katanya, Yang penting Sekarang impiannya betul-betul terwujud. sebagai Boss memang harusnya dia begitu kan?, setidaknya menghargai orang-orang dibawahnya yang bekerja mati-matian.

     Semenjak Tadi, Reina tidak berhenti tersenyum, Membuat Orang disebrangnya, Diam-diam ikut bahagia. tidak usah Barang Mahal, Dan Harta berlimpah untuk bisa bahagia, ternyata melihat Orang Lain Tersenyum senang, Perasaan dalam hatipun ikut senang. rafkha Mengerti sekarang, untuk jadi Bahagia, kita hanya perlu Merasakan Kebahagian Orang lain.

   "jadi kapan saya boleh berangkat pak?."

   "Besok Juga kamu bisa, atau malam ini, Biar Langsung saya Carikan tiket.."

   "enggak perlu berlebihan pak, saya akan berangkat  setelah Pekerjaan disini Saya selesaikan." imbuh Reina, Dia memang butuh Quality time, Tapi bukan harus Melalaikan Pekerjaannya.

   "oke." sahut rafkha menerima Keputusan yang gadis itu putuskan.   

     sekarang Reina lega, ternyata bukan kemarahan Rafkha yang menyambutnya, tapi Kejutan. Aneh bukan?, Reina merasa Rafkha Berubah manis dihadapannya. mungkin ini perasaannya saja, Tapi Dia tidak bisa membohongi Reina, Tatapan Teduh yang dia Tunjukkan, Adalah tatapan seorang laki-laki pada Kekasihnya. apa sebenarnya Rencana Yang sedang disusun Rafkha, Apa benar ini salah satu programnya untuk memberikan Surga dahulu kepada Anak-anak buahnya, lalu setelah itu ia akan Dibuang seperti sampah, tapi untuk apa?, Dia sendiri yang memaksanya dulu menjadi sekertaris .

    "oke, kalau Gitu Apa Saya Boleh Melanjutkan Pekerjaan Saya pak?."

    "ya, Silahkan."

     "baik, Saya Permisi Pak." pamit Reina. Gadis Itu Berjalan Lebih Cepat, Langkahnya Nampak Tergesa-gesa, menyadarkan Seseorang Di sudut Ruang akan Sesuatu, Sutu Kejadian Yang Akan ia pastikan Tidak mungkin dilupakan seumur Hidupnya.

 Saranghae BosWhere stories live. Discover now