17. Pasal Rafkha (2)

4.4K 331 9
                                    

   Bukan Rafkha Namanya Jika Bisa Di kalahkan oleh Bocah Ingusan Seperti Veno. Dia jauh lebih sempurna, Atau lebih konyol melakukan Hal Licik Seperti Veno lakukan, Rafkha Harus Memiliki Ide segar, yang jauh lebih elegan,  Contohnya Memanjakan Gadis itu, Mengajaknya Jalan-jalan,  Belanja, atau menghabiskan Waktu Berdua  Di Luar Negri,  Rasanya akan indah Bila Reina Setipe dengan mantan-mantan pacarnya Yang Mata duitan itu.

   "kenapa Gue Jadi kaku Begini sih, Masa Iya Gue Puber lagi, Malu Dong Sama Anak SMP." gerutunya Sendiri.

   Apa iya, jatuh cinta bisa sehebat itu, Selama ini bersama wanita-wanitanya Rafkha Hanya sekedar Menuntaskan Rasa penasarannya pada Gadis-gadis itu, Selebihnya Dia Tidak Pernah merasakan berdebar-debar Ketika Berada disamping mereka, Tidak Pernah Terbawa mimpi, apalagi Salah tingkah begini.

   "Bisa Gila Gue lama-lama kayak gini. " Ucap Rafkha geram sendiri pada tingkah lakunya yang tak lebih seperti Anak Bau kencur, yang Baru merasai Mimpi basah.

    Pria itu Menyerah juga,  ia Segera bangkit, Dan Keluar Dari Ruangannya Yang pengap akan Setan Remaja yang merasukinya.

    pemandangan pertama yang Ia dapati ketika pertama kali Membuka Lebar Pintu Ruangannya, Tentu saja Reina. Satu-satunya perempuan Yang Mulai Bersarang, dan hampir membut Pikirannya Kacau.

"Saya Keluar Dulu. " Suara Rafkha Menginterupsi pekerjaan Reina yang Sedang fokus-fokusnya.

"baik pak. " Reina mengangguk, Perlahan tubuh Tinggi tegap Pria itu Menghilang dari Pandangan matanya.

    Rafkha Berniat menemui Dewa Lebih Awal, Satu-satunya Manusia yang bisa Menuntaskan Hasrat gilanya Cuma Dewa, Biasanya Pria itu Jauh Lebih bijak mengenai Kata Yang hampir mustahil Ia anggap Ada dunia ini, Yaitu cinta. Kalau Dewa Dikenal Sebagai Pria sejati, Yang hanya mencintai Satu orang Gadis Bodoh, Yang dulunya Sang Adik kelas. Justru Rafkha sendiri Di kenal Dengan Cap Buaya Darat.

      Sudah Banyak Gadis Yang Dengan Bodohnya, Melemparkan Diri kepada Rafkha, Baik sebagai Selingan, maupun gebetan Semata. Tapi satupun tidak ada yang Bisa Mematahkan Perasaannya, Kecuali Reina.

    "Resto Lagi Ramai, Lo malah datang, Gue kan Bilangnya Jam Makan Siang, Ini Baru jam Berapa, Lo Udah Nangkring aja Disini. " omel Dewa setengah Kesal, Karena Kedatangan Rafkha yang Lebih Awal, sangat mengganggu Aktivitas memasaknya.

   Rafkha menghembuskan Nafasnya kasar, lalu Kepalanya ia Rebahkan Dengan Rilex Di Sandaran Sofa. Pikirannya Menerawang, Tentang Tak tik Jitu, Agar dapat menikung dengan Tajam.

    "kenapa Lo, Lagi ada masalah Kantor?, Proyek Lo gagal?. "

   "Gagal, Kalimat apa itu?, Di hidup Rafkha Melvino enggak mengenal Kata Gagal, Kalau Memang Harus Gagal, Gue Bakal paksa Biar Berhasil, Gimanapun caranya! " balas Lelaki itu Jumawa.

    Dewa mendengarnya, Sembari Tersenyum tipis "ada masalah lain?,''

    ''cuma sedikit bingung aja sih.'' akunya

    ''bingung, kenapa?''

    ''gimana cara lo meyakinkan pacar lo dulu, kalau lo bakal setia cuma sama dia?.'' tanya Rafkha penasaran, Dewa Si Bucin Gila Itu, Tentu lebih Punya pengalaman Mendalam Soal ini.

      Dewa menyilangkan kedua tangannya di depan dada, sembari pikirannya menyelam kembali pada peristiwa manis itu beberapa tahun lalu.

    ''itu sih emang karena dhea cinta mati sama gue, makanya dia percaya sama gue. '' balas dewa dengan kepercayaan diri setinggi langit. 

    ''cinta mati itu bullshit, gue yakin kalau lo mati,  dhea cari yang baru lah, yang lebih muda, segar, kaya, dan tampan. ''sahut Rafkha

 Saranghae BosWhere stories live. Discover now