Penggalan XXXVIII.

2.9K 260 18
                                    

          Bergelut dengan perang batin yang tengah di hadapinya, Luigene bersumpah jika ia merasa sangat senang karena wanita yang selalu ia tunggu akhirnya terbangun dari tidurnya yang cukup panjang. Akan tetapi, di sisi lain hatinya merasa sangat ganjal juga kecewa melihat bagaimana Sydney menatapnya, tatapannya tampak kosong dan bingung bahkan tubuhnya tercengung saat Luigene berusaha mendekat, refleksnya seakan menjaga diri dari Luigene.

Sydney, jelas tidak mengenalinya. Hanya ada satu pertanyaan dalam benak Luigene–Apa yang telah terjadi? Kekecewaannya semakin mendalam tatkala wanita itu justru mengenali Romeo, bahkan orang pertama yang ia cari saat benar-benar tersadar dan berhasil mendapatkan kembali fungsi tubuhnya adalah Romeo.

Entah apakah ini bunga tidur atau sebuah kenyataan, Luigene hanya berharap jika Sydney tengah berpura-pura melupakannya karena marah kepadanya. Wanita itu mungkin ingin menghukum Luigene, tidak masalah.

"Dia tidak mengenaliku, apa itu benar?"

Romeo mengangguk mengiyakan setelah masuk dan memastikannya sendiri, "Dia juga tidak mengingat jika kami sudah menikah dan aku suaminya, dia bahkan tidak mengenali putrinya sendiri."

"Ingatan terakhir apa yang ia miliki?"

"Kecelakaan helikopter saat itu, Anaraya berpikir bahwa ia baru saja mengalami kecelakaan helikopter."

"Kecelakaan itu terjadi sebelum kami bertemu, itu artinya ingatannya kembali pada hari dan kejadian itu," gumam Luigene mulai mengerti dengan apa yang terjadi.

"Dia tidak mengingat apa pun setelah kejadian itu," tegas Romeo dengan perasaan yang bercampur aduk, dengan rasa bingung mendominasinya.

"Bagaimana itu bisa terjadi?"

"Aku tidak tau."

"Romeo, aku harap ini bukan tipu muslihatmu."

"Untuk apa aku melakukannya? Lagi pula, kau adalah orang pertama yang menyambutnya setelah ia tersadar, kau yang menyaksikan segalanya sendiri. Aku memang membencimu tetapi tidak selicik itu untuk melukai Anaraya, dia istri serta ibu dari putriku."

"Kalau begitu apa yang sudah terjadi? Tidak mungkin dia melupakan–dia tersadar dengan sebagian ingatannya yang hilang? Itu tidak masuk akal."

Sydney melupakannya, begitu saja? Luigene tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya meski di satu sisi ia merasa sangat bahagia karena akhirnya Sydney tersadar.

Apakah ini kabar baik untuk Romeo? Seharusnya, namun hal seperti ini justru membuatnya khawatir, setelah apa yang pernah terjadi sebelumnya–Romeo takut jika keadaan Sydney semakin memprihatinkan.

"Aku akan menemui dokter yang sudah merawat Sydney pasca kecelakaan itu, lebih baik kita mendengar penjelasannya ketimbang menduga seperti ini," usul Romeo yang langsung disetujui oleh Luigene.

Dan di sinilah mereka berdua berada, dalam keadaan seperti ini keduanya tampak akur dan dengan setia mendengarkan penjelasan pria tua di hadapan mereka.

"Saat kecelakaan helikopter itu terjadi, permaisuri mengalami trauma mendalam dan bahkan sempat mengakibatkannya gagal untuk pulih setelah mengalaminya," jelas dokter yang menangani Sydney sebelumnya, tampak sedang memperlihatkan rekaman medis milik Sydney, "Lalu sebelum berada dalam keadaan vegetatif kali ini, permaisuri kembali mengalami kecelakaan serupa yang kembali menarik kenangan traumanya, respon psikologis yang diberikan oleh permaisuri kali ini cukup extreme, di mana beliau melupakan sebagian ingatannya sebagai defense mechanisms-nya."

Meski mendengar penjelasan yang sama, namun persepsi yang ditangkap keduanya mungkin berbeda. Mendengar penjelasan itu mungkin terdengar aneh bagi Luigene namun untuk Romeo yang telah menyaksikan hal serupa, kejadian ini cukup masuk akal.

"Singkatnya, secara tidak sadar, beliau membentuk pertahanan diri setelah mengalami kejadian yang menyakitkan untuknya. Inilah mengapa beliau tidak mengingat kejadian setelah kecelakaan helikopter, ingatannya seolah kembali dihapus secara paksa."

"Selain ingatan terhadap beberapa kejadian, dia juga tidak mengingatku dan mungkin beberapa orang yang baru ia temui setelah kecelakaan helikopter."

"Itu sangat mungkin terjadi," timpal sang dokter, "Pertama, ingatan permaisuri setelah mengalami kecelakaan helikopter sepenuhnya hilang maka semua yang berhubungan dengan ingatan itu akan lenyap. Atau kedua, ingatan serta orang yang dilupakan adalah hal yang menyakitkan atau menjadi penyebab traumanya."

Melupakan hal yang menyakitkan dan penyebab traumanya, mungkinkah itu Luigene? Apa ia sudah menyakiti Sydney sedalam itu hingga wanita itu melupakannya?

"Jadi, dia tidak akan pernah mengingatku? Dia sudah melupakan semua hal yang terjadi setelah kecelakaan."

"Seiring berjalan waktu, ingatannya mungkin bisa pulih dan kembali. Tetapi dalam beberapa kasus yang langka, ingatannya akan hilang secara permanent."

"Bagaimana cara membuatnya mengingat kembali? tanya Luigene lagi, ada secerah harapan dalam dirinya bahwa Sydney bisa mengingatnya lagi dan memberikan kesempatan kedua yang sudah wanita itu janjikan kepadanya.

Jika memang pada akhirnya Sydney melupakannya, maka Luigene tidak akan menyerah untuk berusaha melukis kenangan baru pada kanvas kehidupannya.

"Seiring berjalan waktu, jika permaisuri menginginkannya maka ingatannya bisa kembali dengan sendirinya. Jangan pernah memaksanya untuk mengingat karena ketika merasa berada dalam situasi yang dianggap mengancam, ingatannya mungkin bisa hilang dengan permanent."

"Sebelumnya defense mechanisms-nya tidak seperti ini, apa artinya kondisinya semakin parah?" tanya Romeo tak bisa membendung kekhawatirannya.

"Kali ini memang cukup extreme, sebelumnya beliau hanya mengalami delusi dan sesekali melakukan formasi reaksi tetapi seiring tekanan yang semakin berat akan membuat reaksinya menjadi lebih keras pula."

Tekanan yang semakin berat?

Sama seperti Luigene, Romeo juga diliputi rasa bersalah, mungkinkah ia menjadi penyebab dari semua yang terjadi pada Sydney, istrinya itu sangat menderita dan demi memenuhi dahaga keegoisannya, Romeo tetap teguh memaksanya untuk berada di sisinya.

Seharusnya, Romeo melindunginya bukan memperparah keadaannya seperti ini.

Mengapa? Rasanya saat ini ia tengah dilempari puluhan batu yang berlapis perasaan bersalah.

"Kali ini terapi dan pengobatan apa lagi yang harus dia jalankan? Aku tidak tega dan tidak ingin mengurungnya lagi dalam ruangan itu."

Luigene mungkin tidak tau persis apa yang pernah Sydney alami sebelumnya, tetapi Romeo? Pria itu menemaninya, selalu berada di sisinya selama proses penyembuhan.

Ia melihat segala sisi Sydney yang mungkin tidak pernah Luigene lihat sebelumnya, dan meski begitu Romeo tetap mencintai Sydney. Bahkan perasaannya semakin besar setelah melihat sisi lain wanita itu.

"Yang Mulia, jika saya boleh menyarankan," ujar sang dokter kembali membuka suara meminta izin.

"Katakan," jawab Romeo memberikan izinnya.

"Beri permaisuri waktu untuk perlahan pulih, biarkan dia mengingat apa yang ingin ia ingat dan jalankan peran itu sedemikian rupa dengan ingatannya. Jika memang perlu, anda bisa memberitahunya dengan perlahan tanpa berusaha untuk menekannya."

Dear, Luigene: SECRET SENTINELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang