Penggalan X.

4.7K 364 2
                                    

          "Bagaimana aku bisa mempercayaimu jika aku tidak mengetahui apa pun tentangmu, Luigene?"

Melihat Sydney menangis di hadapannya adalah hal yang Luigene benci, bukan membenci Sydney melainkan membenci dirinya sendiri. Ia merasa seperti orang yang sangat jahat karena tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya.

"Akhirnya kau memanggil namaku dengan benar." Luigene memaksa senyumnya berusaha menghapus air mata Sydney. "Bahkan setelah kau memanggil namaku dengan benar, jantungku tetap berdebar dengan kencang."

Pertama kali Luigene menyadari ada yang salah dengan detak jantungnya adalah saat Sydney memanggil namanya dengan salah, ia pikir karena itu.

Nyatanya bukan, jantungnya tetap berdebar dengan kencang meski Sydney memanggil namanya dengan benar. Yang artinya Luigene menyukai Sydney sebagai perempuan itu, bukan bayang-bayang akan cinta pertamanya.

"Berhentilah mempermainkanku, aku benar-benar seperti orang bodoh yang haus akan perhatianmu. Apa kau senang mempermainkanku seperti ini?"

Sydney menepis tangan Luigene sedikit kasar.

"I'm not."

"Jika kau tidak memiliki perasaan apa pun kepadaku, berhenti ikut campur dan menjagaku, kau hanya memberikanku harapan lain yang melukaiku."

"Aku tidak bisa berhenti ikut campur."

"Kau pasti senang berhasil membuatku terlihat bodoh." Sydney bangkit semakin kesal dengan jawaban pria itu.

"Sydney," panggil Luigene berusaha menahannya tetapi cara itu tak berhasil seperti biasanya. Kali ini Sydney terlihat ingin beranjak pergi meninggalkannya.

"I'm leaving right now, aku tidak bisa menjadi bodoh lebih lama, aku bahkan tidak mengetahui apa pun tentangmu tetapi malah jatuh cinta kepadamu. Aku tidak tau siapa dirimu tapi bodohnya aku mempercayaimu begitu saja, lebih dari aku mempercayai tunanganku sendiri."

Emosinya menjadi tidak stabil, ia merasa dipermainkan dengan pria itu yang menolaknya tetapi sikapnya menunjukan sebaliknya.

"Jangan pergi." Lagi, untuk kedua kalinya Luigene menahan Sydney kali ini menarik lengannya.

"Aku tidak akan mendengarkanmu sampai aku tau siapa dirimu sebenarnya, apa kau bisa jujur kepadaku?"

Seperti biasa, Luigene selalu bersikap misterius. Pria itu diam menolak untuk menjawab.

Sydney tidak bisa membaca arti tatapan pria itu jika Luigene tidak berbicara!

"See? You can't." Menghempas tangan Luigene kesekian kalinya. "Aku tidak bisa melakukan hal yang sama jika kau tidak melakukannya."

"Kau memintaku untuk menyelamatkanmu, aku membawamu kemari untuk menjagamu, apa kau akan pergi begitu saja?"

"Aku harus menyelamatkan diriku darimu lebih dulu."

"Sydney."

Perempuan itu tak menghiraukan panggilan Luigene.

"Sydney Anaraya," panggil Luigene lagi, kali ini memanggil nama lengkapnya membuat langkah Sydney terhenti.

Luigene berjalan mendekati perempuan itu dengan pelan, menyusun segala kata yang sudah ia susun dalam kepalanya. Ia tak bisa menutupi ini lebih lama, sudah cukup Luigene membohongi perasaannya sendiri.

Dear, Luigene: SECRET SENTINELWhere stories live. Discover now