Wattpad Original
Ada 5 bab gratis lagi

Part 4 - Calon Istri

47.5K 3.8K 353
                                    

Selena memang pernah berkhayal tentang menikah dengan Aldric. Akan tetapi, ia tidak percaya jika khayalannya itu hampir terwujud. Hanya tinggal beberapa langkah lagi, ia bisa duduk di pelaminan bersama pujaan hatinya. Layaknya seorang Cinderella yang bersanding dengan sang pangeran.

Selena menyentuh bibirnya yang terasa lembab. Ciuman itu bahkan masih terasa hingga sekarang. Ciuman pertamanya. Gadis itu tersenyum. Tidak sia-sia selama ini ia menjaga bibirnya jika akhirnya Aldric lah pria yang mengambil ciuman pertamanya.

Oke, meski jujur Selena juga merasa ketakutan akan permainan yang diciptakan Aldric. Permainan apa ini? Menikah dengan seseorang yang baru dikenal? Terdengar aneh, bukan?

Kenapa harus dengan gadis sesederhana Selena, sedangkan di luar sana banyak wanita lain yang jauh lebih sempurna dan memiliki strata sosial yang setara dengan Aldric. Jadi, apa yang membuat Aldric memilih Selena?

Berpikir, Selena! Jangan mau dibodohi! Bagaimana jika ternyata Aldric memiliki sebuah rencana? Kau memang jatuh cinta dengannya, tapi gunakan logika! Ada yang tidak beres di sini. Ingat pertanyaan tentang perawan itu?

Selena bergidik ngeri. Ia takut jika yang ia pikirkan benar-benar terjadi. Dengan modus mengajak menikah, diam-diam Aldric mengincar keperawanan Selena. Setelah mendapatkan apa yang dia mau, pernikahan dibatalkan begitu saja. Orang kaya selalu berkuasa, bukan?

Selena sering membaca kisah-kisah semacam itu di dalam novel. Di mana seorang gadis akan dibuat tergila-gila oleh lelaki kaya, lalu setelah itu tokoh wanita akan ditinggalkan begitu saja. Tidak, jangan sampai Selena memiliki nasib yang sama dengan wanita-wanita lemah di dalam novel itu. Jangan sampai lengah!

Gadis itu mengempaskan tubuh ke atas ranjang. Ia memang jatuh cinta dengan Aldric, tetapi mulai saat ini ia harus berhati-hati. Kalau perlu menghindar dari pengusaha muda itu. Jangan sampai kau menjadi korban, Selena!

***

Rupanya, untuk menghindar dari Aldric bukanlah hal mudah. Sekali lagi, pria itu menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan card lock apartemen Selena dari pihak pengelola.

Saat Selena baru saja terbangun dari tidur, tahu-tahu Aldric sudah duduk manis di sofa ruang tamu dengan secangkir cappuccino. Berlagak dialah pemilik apartemen ini. Oh, astaga! Lelaki tidak tahu sopan santun!

Selena memekik kaget. "Apa yang Anda lakukan di sini?"

"Menunggumu, memangnya apa lagi?" Aldric melirik jam dinding, lalu melanjutkan kalimatnya, "Rupanya kau gadis pemalas. Sudah jam sembilan pagi tapi baru bangun tidur."

"Bukan urusan Anda!"

"Tentu saja menjadi urusanku karena hari ini kau harus pergi denganku."

"Apa hak Anda mengatur-atur saya?"

"Sebagai calon suami yang baik, sudah sepatutnya aku mempedulikanmu."

Selena berdecak, memperhatikan tubuh tinggi tegap dengan balutan T-shirt polos dipadu celana pendek. Penampilan yang santai tapi sama sekali tidak mengurangi pesona Aldric. Ah, kenapa harus memuji pria itu lagi, sih?

"Anda bukannya mempedulikan saya, tetapi Anda mengganggu privasi saya. Pergilah!"

Bukannya pergi, Aldric justru terkekeh sembari bangkit dari sofa dan berjalan mendekati Selena. "Jangan sok-sokan tidak menginginkan kedatanganku. Sekarang kau bisa membuang semua foto di kamarmu, karena mulai sekarang kau bisa mengagumi ketampanan wajahku secara langsung. Bahkan saat sudah menikah nanti, kau tidak hanya bisa melihatnya, tetapi juga menyentuhnya."

Selena melebarkan mata, bagaimana Aldric bisa tahu tentang foto-foto itu? Seketika, wajahnya memanas.

"Ah ya, ternyata kau juga punya kebiasaan memeluk guling saat tertidur." Aldric kembali terkekeh.

Unwanted WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang