Chapter 9

57.3K 3.9K 316
                                    

Part di bawah disponsori lagunya Samsons-Kenangan Terindah😋

--BATAS CINTA--
👔Selamat Membaca👔

Ringisan kecil keluar dari mulut Izzy saat memaksa kakinya menginjak lantai. Berpegangan pada pegangan tangga, Izzy bersusah payah turun sampai ke lantai satu. Ditinggal gebetan jadian sama yang lain rasanya lebih mending daripada jalan terpincang-pincang. Hari ini dia sudah izin tidak masuk kerja karena harus mengistirahatkan kakinya yang ngambek.

Tepat pada saat kakinya berpijak di lantai bawah, ada suara ketukan pintu. Izzy menarik senyum lebar seolah tahu siapa yang datang.

"Aduh, Aydin aku kan..." Kalimat Izzy menggantung sesaat menyadari sosok di balik pintu adalah Zery, bukan Aydin. "Eh... Pak Zetar."

"Aydin? Laki-laki yang nganter kamu pulang kemarin malam namanya Aydin?"

Izzy menggaruk kepala yang tidak gatal sama sekali. Aduh, sial! Kenapa dia harus menyebutkan nama Aydin segala? Seharusnya dia tidak berkata apa-apa sebelum melihat dengan benar siapa yang mengetuk pintu. Tunggu--bagaimana Zery tahu dia diantar pulang lelaki lain?

"Kayaknya peringatan saya kemarin nggak didenger sama kamu. Kemarin kamu bilang pulang bareng sahabat kamu tapi nyatanya dianter lelaki lain. Saya nggak suka."

Zery maju selangkah, memaksa Izzy mundur hingga masuk ke dalam rumah. Setelahnya, Zery menutup pintu, mengunci pintunya, dan bersedekap di dada memandangi Izzy yang cuma nyengir. "Saya cemburu banget. Kamu tau kan kalo saya cemburu tandanya apa?"

"Kita pacaran," jawab Izzy.

"Yup. Kita pacaran."

Menyadari jawaban spontannya Izzy buru-buru meralat, "Eh, nggak, Pak. Maksudnya tuh..."

"Nggak bisa ditarik lagi. Kamu pacar saya sekarang."

WHAT THE HELL??! Izzy memutar otak berusaha mengembalikan nalarnya sampai ucapan Zery benar-benar terasa masuk akal. Bagaimana bisa dia pacaran dengan Zery semudah jemur pakaian? Bahkan cari celana dalam yang pas lebih mudah dari status yang disandangnya sekarang.

"Bapak tuh ngebet banget ya pacaran sama saya? Mentang-mentang muka saya mirip Pevita Pearce, tapi caranya nggak gini." Izzy dengan pede tingkat dewa mencoba mengakali agar kalimat 'pacaran' itu tidak jadi nyata. Meski sebenarnya dia tidak menolak diajak pacaran sama Zery, tapi tetap saja mereka butuh pedekate dan segala tetek bengek sebelum ke tahap itu bukan?

"Kayaknya ada yang ngomong tapi nggak kelihatan." Zery melengos, lalu meninggalkan Izzy duduk di sofa. "Kamu mau berdiri aja di sana? Duduk biar nggak makin tinggi."

Izzy tercengang. Apa Zery baru saja bersikap seolah-olah rumah ini miliknya? "Pak, ini rumah saya. Kenapa Bapak belagak jadi tuan rumahnya?"

"Bentar lagi saya jadi tuan rumah di sini. Soalnya mau nikah sama kamu."

"Pak tadi makan apa sih? Dateng-dateng udah kayak orang kesurupan. Saya curiga jangan-jangan Bapak tuh habis--"

"Kamu mau ngedumel terus sampai malam? Mending juga buatin saya kopi. Calon suami kamu haus," potong Zery santai.

"Buat sendiri aja, Pak. Katanya calon tuan rumah."

Izzy hendak meninggalkan Zery, tapi langkahnya terhenti ketika mendengar ketukan pintu. Dengan langkah pelan akhirnya Izzy membukakan pintu dan terbelalak kaget melihat Aydin bertengger di depan pintunya.

"Eh, Aydin. Kamu..."

"Siapa, Sayang? Tukang ojek nganter makanan?" Zery meninggikan nada bicaranya sampai terdengar di telinga Izzy.

My Boss's Secret (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang