Bab I : Luka

2.4K 95 5
                                    

Cerita dalam proses revisi dan selama revisi tidak dilakukan penarikan cerita.

.

.

.

SEORANG wanita bersurai cokelat gelap menghirup aroma kopi kepulan asap panas, sebelum kemudian meminumnya. Perpaduan rasa pahit dan manis menyapa lidahnya, kemudian disusul dengan rasa hangat yang menyelimuti tubuhnya di tengah dinginnya malam. Menurut siaran berita yang ditontonnya tadi pagi, memasuki Natal hingga Tahun Baru, suhu di Inggris termasuk London bisa mencapai hingga 0°. Maka tidak heran, orang-orang di luar yang dilihatnya melalui jendela kafe sesekali mengeratkan mantelnya. Beruntungnya dia memilih mampir ke kafe sejenak untuk mencari kehangatan sejenak.

Wanita yang mengenakan sweater rajut warna biru tua terpaku menatap luar jendela, menatap orang-orang dengan kesibukannya dan lampu-lampu terang serta berbagai ornamen yang menandakan bahwa Natal sebentar lagi tiba

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wanita yang mengenakan sweater rajut warna biru tua terpaku menatap luar jendela, menatap orang-orang dengan kesibukannya dan lampu-lampu terang serta berbagai ornamen yang menandakan bahwa Natal sebentar lagi tiba. Kursi sisi kanannya yang kosong, ia letakkan coat warna cokelat tua yang dilepasnya sebelum duduk tadi bersama dengan tas warna serupa.

 Kursi sisi kanannya yang kosong, ia letakkan coat warna cokelat tua yang dilepasnya sebelum duduk tadi bersama dengan tas warna serupa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dingin sekali di luar", keluh seorang wanita bersurai hitam kemudian duduk di hadapan wanita bersurai cokelat gelap. Di atas meja di hadapan wanita yang baru saja datang tersebut telah tersaji cangkir kopi yang masih mengepulkan asap. Tidak ingin menyianyiakan kehangatan tersebut, dia langsung meminumnya. "Ah, terima kasih minumannya", ucapnya setelah merasa tubuhnya menghangat.

"Apa rencanamu di libur natal kali ini?" tanya wanita bersurai hitam yang mengenakan sweater warna soft pink. Surai panjangnya ia kucir kuda. Coat hitamnya telah diletakkan pada sisi kirinya. Kini ia menatap wanita yang sejak tadi duduk di depannya.

"Tidak ada. Aku kerja." jawab wanita bersurai cokelat kembali meminum kopinya.

"Dasar workaholic. Besar sekali dedikasimu untuk perusahaan. Apa keluargamu di kampung halaman tidak merindukanmu, Hanna? Atau kamu tidak merindukan mereka?" Wanita yang dipanggil Hanna tersebut termenung, menatap kembali jendela di hadapannya.

(Ex) Princess - (REVISI)Where stories live. Discover now