Bab II : Masa Lalu (After Wedding)

770 64 3
                                    

Part 2

.
.
.

HARI pernikahan tiba

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

HARI pernikahan tiba. Pertama kalinya bagi masyarakat untuk melihat wajah dari istri pangeran kedua. Sebelum terjadi pernikahan, kerajaan sengaja merahasiakan rupa Hanna. Hanya beredar mengenai latar belakangnya.

Perasaan Hanna campur aduk. Ia senang bisa bertemu kembali dengan keluarganya setelah sekian lama. Namun ada kesedihan yang melingkupi karena harus berbohong di hadapan Tuhan. Pernikahan yang penuh kebohongan. Sejak tadi ia tak hentinya mohon ampun. Dosa besar mempermainkan pernikahan di hadapan Tuhan.

Pernikahan megah itu berjalan dengan lancar. Prince Jeffrey dan Hanna tersenyum pada khalayak publik setelah ikrar. Lagi-lagi senyum palsu. Setelah resmi menjadi istri pangeran, Hanna diberi gelar Princess.

Kehidupan Hanna di istana sebelum menikah begitu menyusahkannya, setelah menikah justru jauh lebih dari itu. Ia harus berlaku layaknya seorang puteri kerajaan. Segala hal tentangnya disorot media. Namun setidaknya ada hal yang menyenangkan baginya. Salah satunya acara kerajaan yang mengunjungi panti asuhan, berinteraksi dengan anak-anak. Itu merupakan kegiatan favoritnya setiap bulan.

Namun, entah sejak kapan ia menjadi begitu ketakutan dengan jepretan kamera awak media. Dugaannya berawal dari seorang wartawan yang bertanya padanya di suatu pesta relasi kerajaan. Di tengah kerumunan, salah satu wartawan mengajukan pertanyaan.

"Apa anda tahu bahwa banyak sentimen publik yang tidak setuju dengan pernikahan kalian? Sebuah petisi telah dibuat untuk menyuruh anda berpisah dengan Prince Jeffrey."

Hanna terkejut. Ia menatap wartawan itu sangat lama.

Apa rakyat sangat tidak menyukainya?

"Saya juga mendengar itu, bagaimana tanggapan anda?" tanya wartawan lain.

"Apa kerajaan akan membiarkan begitu saja?" sahut yang lain.

"Tindakan apa yang akan anda ambil?"

Hanna menatap kerumunan wartawan yang mengelilinginya. Lampu blitz bergantian menusuk matanya. Suara para wartawan yang bersautan membuat telinganya penging. Tatapan-tatapan mata itu tiba-tiba membuatnua takut. Tangannya bergetar dan kepalanya pusing. Keringat dingin membasahi keningnya. Sementara itu Prince Jeffrey yang sejak tadi diam di sebelahnya menyadari perubahan emosi istrinya. Mau tidak mau ia harus membawa Hanna pergi dari kegaduhan ini. Ia mengisyarakatkan para bodyguard untuk membelah lautan manusia untuk jalan menuju mobil mereka. Akhirnya keduanya sampai di dalam mobil.

"Jika mereka bertanya hal aneh, lebih baik diam dan langsung pergi. Jangan menunjukkan ekspresi sedih bahkan bingung. Setelah menjadi seorang istri dari pangeran harusnya kamu bisa menangani hal-hal seperti ini," ujar dingin Prince Jeffrey.

(Ex) Princess - (REVISI)Where stories live. Discover now