Cravings

5.1K 631 23
                                    

"Gileeee, si Sehun emang mancoy, ya... Langsung jadi!" seru Jennie.

"Udah ngetes pake testpack, Jis?" tanya Bona.

"Udah, positif kok," jawab Jisoo.

"Pas nikah kemarin baru aja abis haid kan, ya?" tanya Jennie.

"Iya. Gue juga nggak sadar bulan ini udah telat haid lima hari," jawab Jisoo.

"Nggak ada kosongnya, langsung isi. Bikin iriiii..." rengek Bona.

"Iri apaan! Lo nikah aja belum!" Jennie menjitak kepala Bona.

Jisoo tertawa melihat kelakuan para saudarinya. "Gara-gara gue, nih. Nikahan lo jadi diundur," katanya pada Bona.

"Ihh, nggak boleh mikir gitu. Udah pas dong, lo duluan yang nikah. Malah harusnya setelah ini Jennie yang nyusul," bantah Bona.

"Iya, tapi gue belum punya calonnya. Jadi lebih mungkin lo yang duluan. Jangan diundur lagi, ah! Ntar Kak Junho kabur baru tau rasa lo!"

"Doanya nggak bagus banget, ih!!!"

Dan perseteruan bohongan antara Jennie dan Bona kembali terjadi. Jisoo tidak bisa melerai mereka. Ia hanya bisa tertawa saja.

"Nggak nyangka, ya, dalam satu tahun ini langsung nambah dua anggota baru di keluarga kita. Dan tahun depan mudah-mudahan nambah dua lagi, bayik-bayik yang lucu," kata Bona setelah berhenti berdebat dengan Jennie.

"Oh, iya. Nayeon udah berapa bulan?" tanya Jisoo.

"Udah empat bulan," jawab Jennie.

"Semoga sehat-sehat sampe lahiran, ya Jis," doa Bona.

Bona mengatakannya bukan tanpa alasan. Jisoo memang merasakan perubahan kondisi fisiknya sejak awal mengandung. Ia menderita morning sickness yang cukup parah. Tidak ada satupun pekerjaan rumah yang bisa ia lakukan. Ia merasa tidak enak pada Sehun, sedangkan Sehun malah menyuruh Jisoo untuk tetap berada di atas ranjang. Ia akan mencari solusinya, janjinya.

Itulah mengapa dia menghubungi Jennie saat ini.

"Jisoo gimana?" tanya Jennie begitu menjawab panggilan Sehun.

"Parah, Jen. Nggak bisa ngapa-ngapain. Gerak dikit aja keluar flek, trus sering mual. Belum lagi dia merengek trus karna nggak bisa masak atau ngerjain yang lain, padahal udah aku bilang nggak usah dipikirin," jelas Sehun.

"Abisnya dia responsible banget orangnya, makanya gitu."

"Nah itu, makanya. Aku butuh orang yang bisa bantu-bantu kerjaan rumah, biar dia nggak trus kepikiran. Ini aja aku kerja nggak tenang. Khawatir kalo dia kekeuh turun dari ranjang buat ngerjain semua."

"Oh, gini aja. Aku bawa aja ntar salah satu PRT di rumah buat bantu-bantu di sana."

"Aku juga sempat mikir gitu, cuma kamu bisa bantu jelasin ke Jisoo, nggak? Ntar dia ngiranya diri dia jadi nggak berguna sampe harus ada orang lain yang ngurusin kerjaan rumah."

"You know her so well, yak! Hahaha," ledek Jennie.

"Asemmmm!!!" umpat Sehun.

Jennie kembali tertawa. "Udah tenang aja. Soal itu biar aku yang urus. Kamu masuk shift malam, ya?"

"Iya, Jen. Asli dari tadi nggak tenang. Udah minta tukeran shift sama yang lain tapi pada nggak bisa. Nggak ada dokter jaga."

"Yahh, Jisoo sendirian dong, ya?"

"Siapa sendirian?"

Sehun mendengar suara lain di ujung telepon. Sepertinya suara Myungsoo.

Personal Preference | HunSooWhere stories live. Discover now