Heartbreak

5.1K 689 31
                                    

Jisoo pulang ke rumah hari ini tanpa sepengetahuan Sehun. Ia meninggalkan pria itu saat masih tertidur. Ia bahkan tidak meninggalkan pesan apapun. Tampaknya Jisoo perlu berpikir sejenak. Benarkah yang ia lakukan ini?

Ponselnya ia matikan, sengaja. Dan begitu tiba di rumah, Jennie adalah orang pertama yang menyambutnya.

"Darimana aja?" tanyanya ingin tahu.

"Dari rumah temen," jawab Jisoo sekedarnya.

"Sarapan dulu, yuk! Bibi udah masak banyak tapi orangnya pada nggak ada," ajak Jennie.

Jisoo terlihat bingung. "Emang pada kemana?"

Jennie mengedikkan bahu. "Gue juga baru bangun. Trus rumah udah kosong aja."

"Ohh," Jisoo tidak menanggapi lebih lanjut. Ia mengekori Jennie ke ruang makan.

Tidak ada yang memulai percakapan dalam beberapa menit pertama mereka sarapan. Sampai kemudian Jennie merasa ingin memberitahu sesuatu.

"Gue kayaknya mau keluar juga hari ini. Gebetan gue lagi off."

Jisoo mendadak terdiam. Siapa yang dimaksud oleh Jennie?

"Gebetan?" tanya Jisoo penasaran.

Jennie mengangguk. "Iya, namanya Sehun."

Tubuh Jisoo langsung menegang. Karena sibuk menikmati makanannya, Jennie tidak menyadari perubahan ekspresi Jisoo.

"Lo pasti tau orangnya. Dia yang ngerawat Tante Tiffany waktu kecelakaan kemarin," lanjut Jennie.

Jisoo menelan nasi dalam mulutnya dengan susah payah. Darimana Jennie bisa tahu kalau hari ini Sehun tidak bekerja? Dia saja bahkan tidak tahu.

"Taunya dia off darimana?" tanya Jisoo berusaha senormal mungkin. Ia menahan getaran yang hampir muncul dalam suaranya.

"Taunya ya dari dia," jawab Jennie.

Jisoo mengulum bibirnya, mencoba mempertahankan ekspresi wajah tenangnya meski di dalam ia sudah merasakan kegetiran.

Bukankah baru semalam Sehun memintanya untuk tinggal? Kenapa hari ini ia sudah ingin pergi bersama wanita lain? Meskipun wanita itu adalah adik Jisoo, tapi ia tetaplah seorang wanita yang bisa merebut hati Sehun.

"Mau pergi kemana?" tanya Jisoo lagi, masih berusaha mempertahankan nada suaranya yang hampir serak.

Jennie tampak berpikir, "Hmm, biasanya kita nonton atau cari makan di luar aja, sih. Belum jadian, jadi belum yang kemana-mana banget."

Jisoo tidak ingin berlama-lama lagi di situ. Ia harus segera pergi sebelum Jennie menyadari keanehan tingkah lakunya.

"Gue udah sarapannya, nggak nafsu," kata Jisoo lalu kemudian meninggalkan ruang makan untuk menuju ke kamar Bona.

"Abis ini gue langsung pergi, ya!" seru Jennie sedikit kencang agar Jisoo bisa mendengar suaranya.

Namun Jisoo tidak merespon. Ia masuk ke kamar dengan perasaan tak karuan. Apa yang harus ia lakukan? Apakah ia harus menanyakan hal itu pada Sehun? Tidak, Jisoo tidak boleh melakukan hal itu. Dia harus membiarkan Sehun menentukan pilihan dengan obyektif. Kehadirannya hanya akan mengaburkan penilaian lelaki itu.

Jisoo terduduk di lantai sambil memeluk kakinya. Ia kemudian memikirkan skenario yang mungkin terjadi hari ini. Sehun tidak memberitahunya kalau dia tidak bekerja. Artinya, ia akan pergi keluar seakan-akan ingin bekerja. Padahal sebenarnya dia ingin menemui Jennie. Jisoo tidak akan pernah tahu soal itu.

Mendadak ia merasa bodoh sekali. Tentu saja Sehun bisa melakukan itu semua. Lagipula Sehun tahu dengan jelas kalau Jisoo sewaktu-waktu bisa kembali lagi ke Amerika. Itu artinya, meskipun Sehun menyakiti hatinya, dia tidak akan terlalu merasa bersalah karena ia kapan saja bisa pergi dan tak muncul lagi di hadapan Sehun.

Personal Preference | HunSooWo Geschichten leben. Entdecke jetzt