CHAP 22

2.1K 120 5
                                    

Daniel pov

Aku Kang Daniel, dokter ahli kanker lulusan terbaik di universitas ternama di Korea Selatan. Aku pernah pergi belajar ke negeri Paman Sam, Amerika serikat.

Di sana aku banyak mendapatkan ilmu soal kedokteran. Namun ada satu hal yang aku sadari, aku telah jatuh hati saat bertemu dengan wanita cantik itu.

"Baiklah pak! Saya kesana segera!" Ini diawali dengan aku yang tengah terburu-buru bertemu dengan dokter pengajar ku. Saat itu aku membawa banyak berkas,saking aku terburu-buru nya aku tak sengaja menabrak seseorang.

"Awh! Panas!" Aku tak sengaja menumpahkan kopi ku yang aku bawa dan tumpah di baju wanita itu.

"Ah mian. Aku sedang buru-buru." Bukannya dia marah, dia malah membantu membereskan berkas ku yang berserakan dibawah.

"Oh tak apa. Kau sedang terburu-buru jadi aku memaklumi. Aku permisi." Wanita itu pergi dan aku terus menatap kepergiannya.

"Ah Tuan John! Kenapa aku jadi melamun." Setelah itu aku bergegas ke atas.




























Besoknya....








"Siapa dia? Kurasa dia mahasiswi disini." Aku terus menunggu dia di depan aula kemarin aku menabraknya.

Tak lama dia keluar, dan aku langsung menghampirinya.

"Hei! Kita belum berkenalan. Aku Kang Daniel, dan kau?" Namun dia sangat pucat hari ini apa dia sakit? Tapi dia benar-benar pucat dan berkeringat dingin.

"Ooh oh nona! Hei!!" Benar apa kata ku dia sakit dan sekarang dia pingsan di dekapan ku. Aku langsung membawanya ke ruang kesehatan dan aku sendiri yang menanganinya.

Sesampainya di ruang kesehatan, dia berangsur membaik. Tapi masih sangat pucat.

"Apa kau sakit keras?" Tanya ku padanya.

"Siapa kau? Dan aku dimana?" Dia masih bingung dengan apa yang terjadi.

"Ah aku. Aku Kang Daniel kau ada di ruang kesehatan aku yang membawamu kesini tadi kau pingsan makanya aku bawa kau kemari." Jelas ku.

"Ah terimakasih sudah membantu."

"Apa kau punya penyakit serius?" Seketika dia menatapku terkejut dan menunduk.

"Kenapa? Apa benar? Kau bisa menceritakan itu padaku, kita bisa jadi teman."

"Hmm iya terimakasih." Dia mulai bercerita dari awal dia mempunyai penyakit ini dan sampai sekarang tidak ada yang mengetahuinya.

"Sekarang kau bisa bercerita padaku sekaligus jadi pasien ku. Bagaimana? Kau mau itung-itung ini permintaan maaf ku padamu saat itu." Dia tampak bingung dan akhirnya dia menyetujui.

Sejak hari itu dia mulai mematuhi apapun yang aku sarankan, mulai dari bekerja  jangan banyak menguras tenaga, makan yang berserat dan melakukan kemoterapi.


Dia..















Mengidap...

















Kanker serviks













Betapa hancurnya aku saat tau dia memiliki penyakit seperti itu,di umurnya yang masih terbilang muda,harus merasakan sakit yang sudah lama ia derita dan tidak ada satupun keluarganya yang mengetahui keadaannya saat ini.






Hari itu, aku hendak ke ruang inap Mina dengan membawa bunga yang segar dan juga makanan. Entah kenapa aku jadi bersemangat seperti ini, padahal aku susah sekali jatuh cinta.





"Mina..."   Aku tak tahu lagi apa yang tuhan rencanakan, mengapa ciptaannya begitu indah di mata ku, melihat Mina dengan pakaian pasien ku dan berdiri menghadap jendela dan melirik ku lalu tersenyum kepadaku.



"Daniel? Pagi?!" Sapa dia padaku dan menghampiri ku dengan keringat dingin aku menahan gugup ini.



"Pagi Mina?! Ba-bagaimana keadaan mu? Apa kau membaik?"



"Hmm sudah, tapi apa aku tidak terlihat pucat?"


"Tidak?! Kau terlihat lebih cantik." Ups! Aku kelepasan.



"Hmm? Apa kau bilang? Apa kau bilang aku cantik?! Wah terimakasih." Dia langsung memelukku dengan girang, ya tuhan ada apa dengan ku.




Sejak hari itu... Aku mulai memiliki rasa pada Mina. Choi Mina. Entah karena ini cinta pandangan pertama atau apa. Aku benar-benar sangat tidak waras bila melihat senyumnya.






Aku tau ini mendadak, Aku tau ini bukan hal yang biasa. Tapi apa aku boleh menikahinya? Kapanpun dia siap, maka hari itu akan aku siapkan.







Benar-benar aku sudah menahan perasaan ku sudah lama sekali, sejak dimana Mina wisuda dan pergi ke korea, sedangkan aku yang masih di amerika meneruskan study ku. Dan kini aku menemukannya kembali, jika memang ini takdir mengapa aku tidak menjemputnya saja? Toh tuhan yang merencanakan, kenapa aku tetap menunggu yang sudah ditakdirkan? Aku harus yakin pada diriku sendiri. Aku harus yakin, bahwa dia juga mempunyai perasaan yang sama padaku.






Baaa-!! Ketemu lagi sama aku dan hari ini aku up full daniel, aku ga tau sih harus yang part jahat nya langsung atau mau gimana soalnya lagi bener² ga bisa mikir sama sekali. Vote and comment ya aku tau kalian bisa menghargai tenaga orang lain, vote yang banyak yaaa aku tunggu sampe 3k vote kalo ga ada aku bakal unpublish:v





Tunggu next nya yaa...


Jusseyo🐣

Future Husband-JJK Where stories live. Discover now