Part 47

4.4K 230 12
                                    

Maxi hanya diam mematung memandang CCTV dari ruangannya bekerja. Ia terpana pada sebuah kamar yang membuatnya tidak bisa berhenti menduga - duga.

Mungkinkah Zoe ada disana?

Maxi beranjak dari kursinya dan memberanikan diri ketempat dimana keluarga Jackson berdiri beberapa jam yang lalu. Tentunya ia berani melangkah setelah Brandon meninggalkan tempat itu.

Maxi berhenti tepat di depan sebuah kaca tembus pandang. Hatinya mendadak bergetar melihat siapa yang ada di dalam sana.

Wanita yang sedang tak sadarkan diri terbaring lemah diatas tempat tidur. Seketika kaki Maxi melemas hingga ia harus menopang tubuhnya pada tembok.

Oh betapa ia merindukan wanita itu.

" Zoe..." ucapnya pelan.

" Sorry.. do i know you?" Sebuah suara menyadarkan Maxi. Ia kembali berdiri tegak dan menutupi sedikit wajahnya.

Ia berbalik dan menatap Brandon yang sudah menatapnya bingung. " Ah sorry i just doing my job to make sure everything is clear" ucap Maxi. ( Ah maaf aku hanya menjalankan tugasku untuk memastikan semuanya aman )

Brandon mengangguk, " Oh.. okay. Well i'm here now" ( Ah baik. Sekarang aku sudah disini )

" Alright sir" pamitnya pergi.

Brandon masih menatap pria itu sampai benar - benar hilang dari pandangannya. " Kenapa aku sangat mengenal suara itu" tentunya Brandon tidak bisa mengenali Maxi yang sekarang. Rambut yang lebih cepak dan tambahan tahi lalat palsu di pipinya membuat Maxi sulit untuk dikenal.

" Ah mungkin hanya kebetulan saja"batinnya

☆☆☆

3 hari kemudian, Zoe akhirnya terasadar. Ia sangat sedih dan shock ketika ia mengetahui bahwa ia kehilangan bayinya. Bahkan Zoe sampai tidak mau makan karena sangat merasa bersalah.

" Zoe kau harus makan nak" bujuk Kate. " Bagaimana aku bisa makan. Aku baru saja gagal menjadi seorang ibu"

Kate lantas memeluk putrinya, " Zoe.. ini bukan salahmu nak. Kau harus menerima takdir ini"

Zoe kemudian mengeluarkan air mata dan membiarkannya membasahi pipinya, " Kenapa semua orang meninggalkan aku mom?"

Kate melepaskan pelukannya dan menatap putrinya, " Zoe.. Cassian masih membutuhkanmu. Apakau akan seperti ini dan membiarkan Cassian tidak mendapatkan kasih sayangmu?"

" Zoe... aku tau ini berat untukmu. Tapi kau masih memiliki Cassian. Cepat pulih nak, Cassian selalu menanyakan kapan kau akan kembali"

Mendengar itu rasanya ia sangat tertohok. Saking terpuruknya ia sampai melupakan buah hatinya. Putra tersayangnya. Cassian.

" Mom, aku ingin bertemu Cassian" ujarnya.

" Aku mengerti nak. Kau harus cepat pulih, istirahat dulu. Kau bisa bertemu Cassian secepatnya." Jawab Kate.

Di ruangan lain Maxi masih menatap serius layar CCTv berharap wanita yang dicintainya terpantau CCTv itu.

Bukan hal yang mudah untuk Maxi berlalu lalang di koridor perawatan. Bahkan ia beberapa kali kena tegur karena sering terlihat di koridor itu. Teman - temannya pun heran. Ia mau mengambil semua jatah masuk teman - temannya supaya ia tetap bisa berjaga disana.

Maxi akhirnya menghela nafas. Entah sampai kapan ia akan sanggup " berpura - pura mati" seperti ini. Ia merindukan banyak orang. Terutama Cassian dan Zoe.

Saking penatnya, ia beranjak dari kursinya. Berencana membuat secangkir kopi panas untuk dirinya.

Ia melangkah ditengah keramaian rumah sakit dan menuju tempat dimana biasanya karyawan rumah sakit membuat minuman hangat.

Marry My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang