Part 46

4.3K 212 19
                                    

Seorang pria baru saja datang dari dinginnya cuaca Seattle saat itu ia melepaskan topi, syall tebal dan mantel tebal yang membuatnya hangat kala itu.

" Kau sudah kembali?" Tanya seorang wanita tua yang sedang merajut sebuah syall hangat.

" Kau kembali mengawasi putramu?" Tanya wanita itu lagi.

Maxi hanya mengangguk dengan tatapan wajah sedih seperti biasanya.

" Kau sudah melakukan itu selama 2 bulan ini. Apa kau tidak lelah melakukan hal ini?"

Maxi hanya menghela nafas seakan ia ingin semua bebannya keluar. " Aku tidak ingin mengacaukan dan membahayakan hidup siapapun lagi Tia" ucap Maxi.

Wanita parub baya itu menghentikan aktivitasnya dan menatap seorang pria kesepian dihadapannya.

" Kau hanya mengawasi mereka dari jauh. Bagaimana kau tahu mereka kacau atau tidak saat ini?" Ucap Tia.

Maxi kembali menghela nafas, " Baiklah, kita sudahi saja pembicaraan ini. Aku akan membersihkan badanku" katanya sambil berlalu kekamar mandi.

" Aku hanya berharap bocah itu bisa kembali berkumpul dengan keluarganya Tuhan" batin Tia.

☆☆☆

Brandon beberapa kali harus membaca ulang sebuah teks kertas dihadapannya. Ia tak menyangka bahwa saat ini White corps akan dikatakan bangkrut.

Ia mengacak rambutnya, tekanan luar biasa menghantuinya saat ini. Bagaimana bisa ia melunasi semua hutang perusahaan turunannya?

*toktok*

" Masuk!" Ucapnya malas.

Brandon langsung menegakkan duduknya saat ia melihat siapa yang mendatanginya. Adam, sahabat mantan kakak iparnya. " Maaf menganggumu" mulai Adam.

" Tak apa. Duduklah. Ada yang bisa ku bantu?" Ucapnya sambil menawarkan kursi tepat dihadapan mejanya.

" Maaf aku mengganggumu, tetapi ada yang ingin ku sampaikan padamu"

Adam mengeluarkan sebuah amplop dan memberikannya pada Brandon.

" Mungkin kau bisa membukanya"

Brandon tak ambil lama, ia langsung membuka amplop itu.

" Sebenarnya 3 bulan terakhir sebelum Maxi meninggal? Ia selalu mengawasi pergerakan perusahaanmu. Amplop itu berisi sebuah cek dan surat kuasa Maxi untuk memberikan saham sebesar 50% dari perusahaannya kepadamu. Itu artinya, kau bisa mengelola keuangan perusahaannya Maxi yang bisa kau gunakan untuk menutup kerugianmu"

Tangan Brandon bergetar saat mendengar itu, benarkah Maxi melakukan ini?

" Dia mungkin pernah meninggalkan adikmu sebagai istrinya. Tetapi ia tak pernah meninggalkan kalian sebagai keluarganya. Aku harap kau mau menggunakannya untuk membuatnya lega" lanjut Adam.

" Tentu saja, ini akan diproses setelah surat kematian Maxi selesai"

Brandon tak kuasa menahan tangis. Ia seketika merindukan kakak tertuanya yang selalu saya ia rindukan. Ia tak menyangka bahwa Maxi masih sangat perduli terhadap keluarganya.

☆☆☆

" Mommy, Sian mau main sama uncle hilo" ucap anak kecil yang berhenti memainkan puzzle untuk menatap ibunya.

Mendengar itu Zoe langsung memeluk putranya dan membelai lembut Cassian. Ia masih bingung bagaimana memberitahu Cassian bahwa Maxi sekarang sudah tiada.

" Mommy... Sian mau main sama uncle hilo" rengek anak itu lagi.

" Sian... Sian main sama mommy aja ya. Atau sama grandma? Grandpa? Atau uncle ndon?"

" Ga mauu mommy! Sian mau main sama uncle hilo..... hiks hiks" rengek Sian yang kini ditemani tangisan.

" Sian...."

" Ga mau! Mau main sama uncle hilo!" Ucap Cassian lagi dengan marah dan melempar barang.

Zoe yang sudah cukup tekanan akhirnya naik pitam. Untuk pertama kali ia membentak Cassian, " Cassian! Dengarkan Mommy ! Uncle hilo udah gak ada sayang" suara bentakan itu membuat Cassian akhirnya menangis keras.

Mendengar itu, Kate langsung masuk kekamar Cassian bersama Jackson. Ia melihat cucunya yang sudah menangis dihadapan Zoe yang sangat merasa bersalah.

Jackson langsung menggendong Cassian dan membawanya keluar, sedangkan Kate langsung memeluk Zoe dan menenangkannya. " Sabar sayang. Jangan kau lampiaskan pada Cassian. Dia hanya merindukan ayahnya"

" Iya mom. Aku tak tahu mengapa aku membentaknya" ujarnya sambil menangis.

Zoe yang terlalu lama menahan beban akhirnya tidak sadarkan diri. Kate yang panik langsunh memanggil Jackson dan membawanya pergi kerumah sakit.

Sesampainya Dirumah sakit, dokter langsung memeriksakan keadaan Zoe yang sudah lemah dan pucat.

Kate, Jackson dan Brandon hanya bisa berdiam memohon untuk keselamatan Zoe dan bayinya.

Tak lama, Billy datang bersama Maria. Billy terlihat sangat panik saat menghampiri keluarga White, " Bagaimana Zoe? Apa dia baik - baik saja?" Tanya Billy panik.

Jackson yang masih kesal terhadap Billy menatapnya sinis, " Mau apa kalian kesini? "

" Zoe masih mengandung anakku. Bagaimana aku bisa meninggalkannya?"

Seorang dokter akhirnya keluar dari ruangan dan menghampiri Jackson. " Mr. White" panggilnya. Jackson seketika melupakan Billy dan menghadap sang dokter. " How is my daughter?" ( Bagaimana putriku? )

Dokter itu tersenyum melihat Jackson, " She is good. But.." kemudian wajahnya meredam. " We are sorry we can't save your grandson. Her condition was too weak to be pregnant. It's because her heavy stress that made the condition gets worse" ( Kami meminta maaf kami tidak bisa menyelamatkan cucu anda. Kondisinya sangat lemah untuk ibu yang sedang hamil. Ini semua karena stress berat yang ia alami membuat keadaannya semakin memburuk)

Billy yang mendengar itu langsung menarik jas dokter, " No! You can't say that! You must be wrong!" ( Tidak, anda tidak bisa berkaya seperti itu. Anda salah!)

Brandon yang kesal mendengarnya langsung menarik kemeja Billy dan mendaratkan sebuah pukulan hingga membuatnya terjengkal. " Ini semua karenamu bodoh!!" Ujarnya dengan penuh amarah.

" Enough!" ( Cukup ) kali ini Kate berbicara. " Apa dengan kalian bertengkar semua keadaan akan membaik? Apa anak Zoe akan kembali hidup?"

Kate kembali menatap sang dokter, " Can we see her now?" ( Dapatkah kami melihatnya?)

" Not now. But we will tell you when her condition is going better" ( Tidak sekarang. Tapi kami akan memberitahu anda jika keadaannya sudah membaik) jawab sang dokter.

Billy kembali berteriak dan menangis, " No!! Ini tidak boleh terjadi. Aku tidak bisa kehilangan keduanya hikshikshik"

" Aku pikir aku harus memanggil petugas keamanan untuk menyingkirkan si bajingan ini" ujar Brandon yang kemudian memanggil keamanan.

☆☆☆

Maxi meletakkan tasnya di tas khusus pegawai. Ia melepaskan mantelnya dan bersiap bertugas.

Ia mendengar bosnya berbicara dalam hand talkie dan memberikan  perintah untuk datang keruang ICU secepatnya.

Maxi yang bingung kemudian bertanya, " What's happening now? " ( Apa yang terjadi?)

" Family drama. You can see the CCTv if you are curious" ucap Martin. Kolega Maxi.

Maxi yang penasaran kemudian melihat kearah CCTV, melebarkan matanya. Ia terkejut saat melihat siapa yang ada di CCTV itu.

☆☆☆

Yuhuu author gatega nge prank kalian jadi inilah part selanjutnyaaaaaaaa~

Yang mau part selanjutnya mana komentar dan voteeeeeenyaaaaaaa!

Marry My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang