Part 13 ( May i marry your daughter?)

7.6K 214 1
                                    

Billy saat ini hanya mebatap Zoe yang sudah meneguk 20 sloky vodka di bar apartemennya. Saat Zoe akan meneguk gelas yang ke - 21, Billy menahannya.

" Zoe! Cukup. Kau sudah banyak minum" ujarnya sambil menahan tangan Zoe.

Zoe melepaskan tangan Billy dan kembali meneguk vodka itu seakan dirinya sudah tidak peduli semabuk apa saat ini.

Zoe mulai berbicara tak karuan akibat kadar alkohol yang sudah membuatnya tak sadarkan diri. Billy kemudian menggendong Zoe dan membaringkannya di kamar miliknya.

☆☆☆

" Zoe is not coming back yet?" Tanya Maxi pada seorang pelayan. " No sir"

Maxi mengepalkan tangannya menahan segala kekesalan yang ada pada dirinya. Mengapa ia terlalu bodoh untuk meninggalkan Zoe sendiri?

Maxi mengambil ponselnya dan memanggil Brandon, " Apa kau tahu Zoe dimana? Dia tak pulang dan memberi kabar" tanya Maxi dengan nada khawatir.

" Benarkah, tadi dia bilang padaku dia akan kerumah bibi Johanna. " jelas Brandon dari sebrang sana.

" Aku akan mengecek kesana"

Maxi mematikan panggilannya dan segera memgambil kunci mobilnya. Ia langsung melaju dengan kecepatan tinggi menuju rumah Johanna.

Maxi sama sekali tidak fokus saat menyetir. Ia benar - benar kehilangan akan memikirkan Zoe yang entah dimana kebaradaanya. Ia berulang kali mengusap jidatnya dan mengacak rambutnya. Ia juga mengutuk dirinya sendiri atas kejadian ini.

Sesampainya ia di halaman rumah Johanna. Maxi turun dari mobil dan mengetuk pintu rumah Johanna sedikit keras.

Tak lama Milan yang masih mengenakan piyama tidur keluar menemui Maxi. " Ada apa Maxi? Apa kau tahu ini jam berapa?"

" Apakah Zoe ada disini? Brandon bilang dia kesini tadi" tanya Maxi langsung.

" Ya dia kesini. Tapi sudah pergi sore tadi. Why? Apa  dia belum kembali?" Tanya Milan lagi.

" Dia tak pulang. Bahkan ponselnya tidak aktif. Apa yang dia lakukan disini paman?" Tanya Maxi kali ini dengan curiga.

" She needed an answer. And i told her everything she wanted to know" jelas Milan.

Maxi menatap marah pamannya itu, " Paman! Apakah paman mengerti apa yang paman katakan? Zoe belum siap untuk mengetahui hal itu"

" Lalu apa yang kau harapkan Max?! Kau ingin Zoe dan Brandon hidup pada rahasia yang sebenarnya ada disekitar mereka?!" Respon Milan kali ini tak kalah kesalnya.

Maxi hanya diam tak menjawab. Milan ada benarnya. Zoe tidak mungkin harus hidup dibawah bayang masa lalu pahit orang tuanya. Karena saat ini rahasia itu masih melekat pada dirinya dan itu melekat pada Maxi. Pria yang dicintainya.

" Pulanglah nak. Tunggu Zoe dirumah. Aku yakin dia tidak kemana - mana. Jika dia tidak kembali juga kau bisa mengabariku"

" Bicaralah padanya saat kau sudah merasa tidak emosi"

Milan menepuk punggung keponakannya itu dan berusaha menenangkan Maxi yang sudah sangat terkihat kacau karena Zoe.

Maxi mengangguk, " Terimakasih paman. Maaf aku sudah bersikap kasar terhadapmu"

Milan tersenyum, " Aku tahu karena kau mencintainya kan?"

Maxi langsung melihat pamannya itu dengan tatapan kaget, darimana Milan tahu semuanya?

" Tidak penting aku tahu dari mana." Ia mendekati telinga Maxi dan berbisik, " Tenang saja. Aku ada disisimu"

Maxi tersenyum pada pamannya itu, " Terimakasih paman. Aku akan menunggu Zoe dan menenangkan diriku dirumah"

Marry My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang