Extra Chapter VIII

3.3K 363 29
                                    

Jika ada yang menyebut Wangji adalah orang gila atau tidak waras mungkin itu memang benar apa adanya untuk pertama kalinya Wangji merasakan hal seperti ini dalam hidupnya. Ini semua terjadi karena pemuda manis yang ia temui di hutan Yunmeng Jiang, saat itu juga Wangji merasakan desiran aneh dalam dirinya setelah pertemuan itu Wangji kembali bertemu dengan sang pemuda dalam keadaan yang tidak baik , untuk pertama kalinya Wangji merasa benar – benar marah pada seseorang, bagaimana bisa orang tidak bersalah dihukum dengan cara tidak manusiawi seperti itu.

Wangji menatap dermaga teratai dalam diam entah kenapa ia merasa sangat berat meninggalkan tempat ini.

" Wangji .. ada apa ?"

" Tidak.. Tidak apa-apa"

Wangji langsung berbalik menatap keluarga Jiang yang akan mengantar kepergian mereka dan ia terus merasa kecewa ketika tidak melihat sosok itu berada diantara mereka. Akhirnya Wangji meninggalkan Yunmeng Jiang dengan perasaan tidak nyaman yang mengganjal di hatinya.

" Wangji apa kau memikirkan seseorang ?" Ujar Lan Xichen yang membuat Wangji menggeleng pelan.

" Xiong Zhan .. apa menurutmu dia –

Wangji langsung terdiam yang membuat Xichen semakin heran dengan sikap adiknya ini

" Wangji apa kau membicarakan tentang Tuan Muda Wei ?" Ujar Xichen yang langsung membuat Wangji terdiam, Xichen hanya mampu tersenyum simpul mengerti pemikiran adiknya ini.

" Xiong Zhan apa dia akan baik-baik saja ?"

" Apa yang sedang kau khawatirkan Wangji ?.. dia sudah bersama keluarga Jiang bukankah dia akan baik-baik saja ?"

" Tidak hanya saja aku merasa ada yang aneh tengah dialami oleh Wei Ying"

" Wangji sejak kapan kau memanggil Tuan Muda Wei dengan nama lahirnya seperti itu ?"

" Sejak tadi"

" baguslah itu artinya kau sudah dekat dengan Tuan Muda Wei.. aku rasa kalian bisa menjadi teman yang baik nantinya" Ujar Xichen yang tersenyum lebar pada Wangji.

.....

Wangji hanya bisa terdiam menatap bangunan megah Yun Shen Buzhi Chu hal pertama yang ada dibenaknya ketika ia mencapai tempat yang merupakan rumahnya ini adalah membawa pemuda bermarga Wei itu ke sini dan mengajaknya tinggal ditempat ini.

Entah kenapa ia terus memikir Wuxian , benaknya selalu saja dipenuhi oleh paras pemuda itu bahkan hingga saat ini dimana ia sudah duduk di hadapan sang paman yang tengah membicarakan hal penting bersama dirinya dan sang kakak, namun Wangji tidak bisa fokus mendengarkan apa yang tengah dibicarakan oleh sang kakak dan paman hingga mereka menginterupsi dirinya yang jelas – jelas tengah melamun. Ia bahkan tidak mampu mengatakan apapun saat sang kakak menanyakan tentang pendapat dirinya yang entah mengenai apa. Wangji hanya bisa menuruti permintaan sang kakak dan paman untuk menjadi pendamping murid baru dari sekte lain yang akan datang dalam beberapa hari kedepan.

Hari demi hari berlalu hingga tiba saat dimana Wangji harus mengesampingkan perasaan pribadi yang sudah menganggunya selama beberapa hari terakhir dan fokus pada tugas yang sudah sang paman berikan padanya. Wangji berusaha mengalihkan perhatiannya pada hal lain namun tetap saja gagal pemuda itu masih saja menganggu benaknya, tergambar secara berulang-ulang dalam otaknya.

" Lan Zhan" Seketika Wangji merasa dirinya gila bahkan sekarang ia bisa mendendengar suara pemuda itu seolah-olah ia berada ditempat ini, Wangji hanya bisa menunduk menggelengkan kepalanya pelan.

" Lan Zhan" Ujar suara itu lagi dengan suara yang begitu riang yang membuat Wangji tanpa sadar menggumamkan nama pemuda itu. Wangji terus berusaha mengusir semua pemikiran yang terlalu berlebihan dalam benaknya saat ini, ia yakin tidak mungkin Jika Wuxian datang jauh-jauh ke tempat ini hanya untuk berkunjung dan mengajaknya bermain-main seperti sebelumnya. Wangji terkejut bukan main ketika matanya menangkap sosok yang selama ini mengganggu benak nya, ingin rasanya Wangji memeluk pemuda ini namun keinginannya ia urungkan mengingat jika ,mereka saat ini ada di depan gerbang Yun Shen Buzhi Chu.

only youWhere stories live. Discover now