13. Merelakan

720 57 4
                                    


' Fisikku tersenyum, tapi hatiku menangis. Sesulit itukah merelakan mu? '


-Love in SMK -

Happy Reading 💕

Hujan rintik rintik hari ini menambah suasana pagi semakin dingin saja. Apalagi ditambah langit gelap dengan cuaca yang mendung membuat siapa saja enggan berangkat sekolah dan pastinya lebih memilih bergelung dengan selimut tebal.

Serlyn mengeratkan jaket yang dipakainya. Sesekali ia menggosok gosokkan kedua tangan nya yang memutih karna kedinginan.

Ia berjalan kearah kelasnya. Disana, Serlyn mendapati kelas yang sunyi tidak seperti biasanya. Hanya ada sedikit yang bersekolah hari ini. Pasti karna hujan! Anak sekolah memang pandai memanfaatkan keadaan hanya untuk bisa libur sekolah.

Saat pandangannya menangkap sosok Mira, Serlyn teringat akan kejadian tempo hari dimana Mira mengatakan suka untuk Vino.

Ia menundukkan kepalanya dan berusaha tidak menatap Mira. Serlyn pun sebisa mungkin bersikap biasa saja walau nyatanya sangat sulit.

Mira mendatangi Serlyn yang terus menunduk sejak masuk kelas tadi. Ia heran dengan perubahan sikap Serlyn yang terkesan menghindari nya. Ia berbuat salah kah?

Padahal setiap pagi, Serlyn selalu menyapa nya dengan hangat bahkan terkadang sempat mengusilinya.

"Jangan nunduk terus, ntar mahkota lo jatuh" ucapan Mira membuat Serlyn mengangkat kepalanya. Ia hanya diam dengan pandangan lurus ke depan.

"Lo kenapa sih Ser? Perasaan semalem kita baik baik aja deh"

"Gak papa" jawab Serlyn akhirnya tanpa menatap Mira.

Mira merasa aneh, sungguh. Ditatapnya wajah Serlyn yang terkesan datar pagi ini. "Ck. Muka lo gak cocok datar gitu"

Serlyn menghembuskan nafasnya kasar. Ia ingin egois saat ini. Tapi dia juga sadar muka nya yang terkesan imut lucu gemesin gini mana bisa orang percaya.

Apa dia harus merelakan Vino begitu saja? Dan membiarkan sahabat nya itu bahagia? Selama lima belas tahun dia hidup dibumi, baru kali inilah Serlyn merasakan sebegitu suka nya pada seseorang. Dan orang itu adalah Vino!

Ya, sepertinya ia memang harus mengalah kali ini. Walaupun nanti nya pasti sakit saat melihat Mira bersama dengan Vino, cinta pertamanya di putih abu abu ini.

Serlyn mengalihkan tatapan nya kepada Mira. Ia memberanikan diri menatap tepat ke mata caramel itu. Detik berikutnya, Serlyn tersenyum lebar.

"Lo apaan sih Mir. Baru gue prank gitu aja udah heboh" ucap Serlyn sekuat mungkin menahan sesak di dada nya.

Mira terdiam beberapa detik. Ia menatap Serlyn yang tersenyum kepadanya. Akhirnya, Mira pun ikut tersenyum.

"Heh! kalian pagi pagi udah berduaan aja" Ryska yang baru datang bersama Gita menoel noel lengan Serlyn dan Mira.

Keduanya lantas mendecakkan bibirnya kesal. Padahal tadi itu suasanya udah bagus banget. Eh malah jadi rusak karna kedatangan dua medusa tak diundang.

Mira memicingkan matanya sinis "Ganggu aja lo lampir"

"Mulut lo emang kagak pernah di sekolahin ya" Gita menyindir dengan menaikkan salah satu sudut bibirnya membentuk smirk.

"Lo kalok ngomong emang sukak bener ya Mir, heran gue" Ryska menambahkan.

"Kalian kalok tentang bully gue aja semangat banget"

"Ya itu karna muka lo yang memang pantes di bully Mir"

Ucapan Serlyn membuat tawa keempat nya pecah.  Mira yang diperlakukan seperti itu hanya bisa memasang wajah melas dengan mengelus dada nya berusaha untuk sabar.

Ketiganya yang menyaksikan muka memelas Mira justru semakin kencang tertawa. 

Saat sedih pun gue masih bisa tersenyum disamping sahabat sahabat gue. Thanks best!



👚👚👚




Varel berulang kali menarik nafas nya guna menahan tawa yang seakan akan ingin meledak saat itu juga.

Saat ini yang dilihat nya adalah Reno yang tertidur dengan menggunakan tas sebagai bantalan. Sedangkan disamping nya berdiri Agam yang dengan usil mencoret coret wajah Reno menggunakan lipstik yang diambilnya pagi tadi didalam tas kerja milik bundanya.

Dan parahnya lagi, lipstik itu berwarana merah mencolok. Reno yang diperlakukan seperti itu bahkan tidak terusik sama sekali. Ia malah mendengkur dengan nyaman nya. Tidur atau mati suri?

Agam tersenyum puas melihat hasil karya nya. Ia nampak bangga atas apa yang telah diperbuatnya. Bibir Reno yang dibaluti lipstik merah menyala itu tampak seperti badut yang disewa bundanya saat keponakan nya mengadakan acara ulang tahun.

Varel yang melihat aksi gila Agam dengan sigap mengabadikan momen tersebut menggunakan handphone nya.

Steven dan Vino bahkan tertawa kecil ditempat duduk nya. Meski akhirnya mereka menggelengkan kepala prihatin pada kemalangan yang menimpa Reno sih.

Reno menggeliat pelan dan mengucek mata nya karna terganggu dengan keributan disekitarnya.

Ia mengangkat kepalanya dan langsung menjadi bahan tertawaan teman sekelasnya. Reno yang merasa heran lantas menatap ketiga temannya meminta penjelasan.

Agam segera memberikan kaca kecil yang memang sengaja disiapkan sebelumnya. Dengan wajah bantal nya, Reno mengambil kaca tersebut dan mematut wajanya didepan cermin.

"Ini Siapa?" tanya Reno dengan lugunya melihat bayangan didalam cermin.

Varel dan Agam yang mendengar kepolosan Reno pun langsung tertawa makin keras.

Selama lima detik memperhatikan bayangan didalam cermin tersebut, akhirnya Reno menyadari sesuatu. Muka nya merah padam menahan amarah.

Agam yang melihat itu langsung ngacir keluar kelas agar tidak mendapat amukan dari Reno.

"AGAAAMMMMMM!!!!!" Reno berteriak melampiaskan kekesalannya.

Satu kelas kembali menertawakan hal tersebut. Bahkan, seorang kutub es pun tertawa akibat kekonyolan itu. Perlu dicatat ini, bila perlu lingkari tanggalnya di kalender.

Sedang asyiknya tertawa, Vino mendengar instruksi dari pengeras suara yang membuatnya langsung berhenti tertawa.


"Untuk Vino kelas XI TKR 1 dan Serlyn kelas X Tata Busana 2 agar segera datang menghampiri sumber suara. Terima kasih"








Vino sama Serlyn dipanggil?
Ada apa sebenarnya?

Hehhhe, sorry ya baru update!
Jangan lupa Votement 🤗
Hargai penulis dong😌
See You Readersss!!!











November, 2019

Love in SMKWhere stories live. Discover now