4. Memikirkan

919 105 15
                                    

' Punya abang laki emang nyebelin. Tapi dia jugak ga bakalan rela liat adiknya terluka. Dia kadang nunjukin perhatian nya dengan sifat cengkal nya '

-Love in SMK-

Happy Reading ❤

Serlyn Pov

"Hmm.., obati luka lo. Gue pergi" ucap Vino datar lalu melajukan motornya kembali.

Gue tersenyum kecil. Ternyata Vino gak sedingin yang gue kira. Walaupun tampang nya cuek, gue yakin sebenernya dia perhatian sama sekitar.

Gue lantas melangkahkan kaki masuk kerumah dengan agak tertatih. Karna jujur lutut gue masih sakit ini-_-

Gue memutar knop pintu pelan dan masuk kedalam. Sunyi. Gue lantas berjalan terus hingga sampai di ruang keluarga.

"Darimana aja lo sampai jam segini baru pulang? Lo--" ucapan abang gue terhenti gitu aja.

"Lo kenapa dek?! Ini muka kok udah jadi gini? Bibir lo juga berdarah!" ucap bang Justin khawatir.

Justin Galeksia Saunders. Abangnya ini memang sangat perhatian dengannya. Makanya dia khawatir liat keadaan Serlyn yang sekarang.

Walau kadang Justin sering membuat kesal Serlyn, tapi dengan hal itulah ia menunjukkan kepeduliannya.

Gue menghela nafas pelan, lalu menceritakan kejadian tadi. Selesai bercerita, bang Justin menampilkan raut bersalahnya. Sedetik berikutnya ia langsung meluk gue. Uuuhch!

"Maaf ya dek, ini semua karna abang" ucapnya menyesal.

"Hmm, nggak kok bang. Serlyn juga tau abang sibuk"

"Yaudah kamu bersihin diri dulu gih. Habis itu abang obati luka nya" ucap bang Justin lembut.

Gue hanya mengangguk dan segera naik ke atas menuju kamar


Skip


Serlyn menyandarkan kepalanya diatas tempat tidur usai membersihkan diri. Tak lama pintu kamarnya dibuka dan memunculkan Justin yang membawa kotak P3K beserta nampan berisi makanan.

"Abang obati dulu ya" ucap Justin yang sudah duduk di sebelah Serlyn.

Serlyn menurut dan membiarkan Justin mengobati lukanya. Sesekali ia meringis pelan merasakan perih. Justin mengobati nya dengan penuh perasaan hingga selesai.

"Mama Papa mana bang?" tanya Serlyn sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Biasa, ada urusan bisnis" ujar Justin. Kedua orangtua mereka memang jarang berada di rumah karna kesibukan nya didunia bisnis.

"Habis makan langsung istirahat ya. Besok mau sekolah aja?" tanya Justin khawatir.

"Iya besok Serlyn sekolah aja. Lagian besok itu awal MOS nya, masak iya gak dateng"

"Yaudah terserah kamu aja dek, tapi kalau ada apa apa langsung kabari abang ya. Abang ke kamar dulu" Justin mengelus puncak kepala Serlyn sebentar. Setelahnya, ia meninggalkan Serlyn sendiri untuk istirahat.

Serlyn melanjutkan makannya. Setelah selesai, ia beranjak membereskan keperluan untuk MOS besok. Akhirnya Serlyn membaringkan tubuhnya dikasur setelah menyelesaikan semua atribut yang diperlukan esok hari.

👚👚👚


Vino melajukan motornya kembali kerumah setelah mengantarkan Serlyn pulang. Ia memasuki rumah setelah menyimpan motornya kedalam garasi. Vino berjalan santai dengan tas sekolah yang hanya disampirkan pada satu bahunya saja.

"Darimana aja bang?" ucap Anneth, bundanya dengan suara lembut namun tersirat ke khawatiran dinada bicaranya.

Vino menghampiri bundanya lalu menyalimi tangan bundanya itu.

"Tadi ada urusan sebentar bun" ujar Vino.

"Yaudah sekrang kamu ganti baju aja terus langsung kebawah, makan. Biar bunda panaskan dulu masakannya. Kamu belum makan kan?" tanya bunda nya

Vino hanya menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan bundanya itu. Ia lantas berjalan menuju kamarnya dan membersihkan diri.

15 menit berlalu

Vino sudah nampak segar dengan kaos putih dan celana selututnya. Ia menuruni tangga dan bergegas ke meja makan untuk makan. Disana sudah ada bundanya yang menyiapkan makanan untuk nya. Vino duduk tenang di meja makan dan langsung memakan makanan yang disodorkan oleh Anneth.

"Lain kali kalo mau pulang telat, kabari dulu ya biar bunda gak khawatir" ucap bundanya.

"Iya bun" jawab Vino setelah menelan makanannya.

Anneth menemani Vino makan hingga selesai. Bundanya ini memang sosok yang sangat perhatian pada keluarga nya, terutama pada anak anak nya. Ia tidak mau anaknya kekurangan kasih sayang.

Vino memiliki adik yang sangat manja pada keluarganya, Tiffany Elara. Adiknya masih kelas tiga SMP , beda dua tahun dengannya. Sedangkan ayahnya, Gilang adalah sosok yang hangat dan selalu menyempatkan diri berkumpul dengan keluarganya di tengah tengah kesibukkannya mengurus perusahaan.

Setelah selesai makan, Vino lantas membereskan alat makannya.

"Sini, biar bunda aja yang nyuci piring nya" ujar bundanya.

Vino menghiraukan perkataan bundanya dan langsung berjalan menuju wastafel untuk mencuci piring makannya.

Anneth hanya tersenyum melihat perilaku putranya yang mandiri. Vino selesai mencuci piring. Ia berbalik dan pamit untuk tidur pada bundanya.

"Bun, Vino ke kamar dulu" pamit Vino

"Iya, kamu langsung tidur ya"

"Hmm"

Setelahnya Vino lantas ke kamar nya dan mengecek perlengkapan untuk sekolah besok, lalu segera berbaring di kasurnya menuju alam mimpi. Namun sia sia, matanya memang mengantuk, tapi pikiran nya melayang ke gadis itu.

Gadis yang ia tolong tadi. Ia mengetahui gadis itu Serlyn. Bukannya dia stalker atau apa, tapi si Reno lah yang memberitahu. Ia tidak tau dari mana Reno mengetahui itu semua.

Tapi katanya Serlyn lumayan tenar diakibatkan wajahnya yang blasteran itu menambah kesan unik tersendiri. Banyak anak anak OSIS yang membicarakan Serlyn seharian tadi.

Kenapa ia memikirkan gadis itu? Bahkan dia baru mengenalnya hari ini. Tapi entah kenapa, ia jadi khawatir pada Serlyn. Ia juga tidak tau hal itu. Padahal sebelum nya Vino tidak terlalu mau memikirkan hidup orang

' Bagaimana keadaannya? Baik baik saja kah? Lalu lukanya? Sudah diobati? Atau belum? '

Memikirkan semua itu hanya akan membuatnya pusing. Ia perlu mengistirahatkan pikirannya sejenak. Vino memejamkan matanya dan berusaha untuk tertidur, walaupun sulit!








Hargai Penulis!
Jangan lupa Votement🤗
See You Next Part Readerss




Oktober, 2019









Love in SMKWhere stories live. Discover now