21

603 23 5
                                    

ALDI POV

Ku buka mataku perlahan, ku pandangi sekelilingku yang sangat asing di penglihatan ku, ini bukan lingkungan ku, ini sangat asing denganku, rumah sederhana dengan cat tembok warna hijau muda mengelilingi ku, tak lama, seorang wanita muda membuka pintu dengan nampan yang berisi lengkap makanan dan minuman yang sepertinya akan di berikan padaku.

"hey, akhirnya kamu bangun, makan dulu, dari kemaren kamu gak bangun-bangun, aku sama mamak khawatir"

aku masih bengong, ini siapa? dia siapa? aku tidak mengenalnya 

"oh iya, kita belom kenalan, kenalin nama aku Alda" aku mengernyit bingung saat dia menyebutkan namanya, Alda? mengapa namanya hampir sama dengan ku? "nama kamu siapa?"

"Aldi" sepertinya bukan hanya aku yang tak percaya, dia juga tak percaya saat mengetahui namaku

"wah, nama kita hampir sama ya" aku haya mengangguk mengiyakan, toh, aku juga tak harus bicara panjang lebar kan dengan dia? "sekarang kamu makan dulu ya" aku mengangguk patuh, aku masih merasa pusing, dan beberapa luka sayatan dan luka bakar menghiasi sekujur tubuhku, dari lengan, dada, kaki, dan, ah sudahlah, terlalu banyak untuk aku sebuatkan.

Aku kembali merebahkan tubuh ku setelah bertemu dengan orang tua Alda, mereka menceritakan bahwa bapak dari Alda menemukan ku di tepi pantai dengan keadaan tak sadarkan diri, ya aku mengingat kejadian itu, aku ingat jika aku akan menuju Jakarta dari Medan, namun setelah aku terlelap dalam pesawat aku tak mengingat apa-apa lagi sampai pagi tadi saat aku kembali membuka mata.

**

Sudah dua minggu aku berada disini, di desa yang aku tak tahu dimana letaknya, desa yang sama sekali tak aku kenali, dengan bermodal menganal Alda dan keluarganya, aku bisa berinteraksi dengan warga dan sedikit bisa membantu bapak Alda yang pekerjaannya sebagai nelayan. Aku ingin kembali ke Jakarta, kembali ke rumah, bertemu mama dan papa, tapi aku tak tahu, apa yang terjadi denganku, aku lupa dengan alamatku sendiri, dan saat aku ingin mengingatnya, kepalaku selalu sakit, di tambah dengan ekonomi yang sangat mencekik disini. Alda bukanlah orang kaya, dia bukan orang yang berkecukupan, jadi aku harus mengerti kondisi dan posisi ku saat ini, aku berterima kasih kepada keluarga Alda yang sudah bersedia menolong dan merawat ku setelah kejadian kecelakaan pesawat itu.

"ngapain?" tanyaku pada Alda yang sedang duduk sendiri di halaman rumah sambil memandangi langit yang gelap tanpa bintang.

Alda tersenyum sebelum menjawab pertayaan ku, bahkan dia masih memandang langit, bukan kepadaku. "gak ada, cuma menikmati malam aja" aku mengangguk mengiyakan.

"Firman mana?" tanyaku. Firman, adik Alda. ya, Alda anak pertama, dan Firman anak kedua dari pasangan keluarga sederhana ini.

"lagi main kayanya sama temen-temen nya" lagi, aku hanya bisa mengangguk menanggapi jawaban gadis di samping ku ini

"aku ngerepotin keluarga kamu nggak?" ini yang terus menghantui aku, aku tak ingin merepotkan keluarga Alda dengan keberadaanku di tengah-tengah mereka

"kamu ngomong apa sih Di? nggak kok, kita ikhlas, kita malah bahagia dengan hadirnya kamu" Aku mengangguk setuju, aku bisa melihat ketulusan itu.

Hening cukup lama, sampai Alda membuka percakapan antara kami "hmm, kamu pernah jatuh cinta nggak Di?" aku terdiam mendengar pertanyaan Alda. Jatuh cinta? kenapa aku tidak berfikir ke arah sana? aku bingung harus menjawab apa, aku juga tak tahu, aku pernah jatuh cinta atau tidak. "ntah, aku gak tau pernah jatuh cinta atau tidak" Alda mengerutkan kening bingung mendengar jawabanku, aku juga bingung. "masa sih Di?" aku mengangguk lagi, memberikan kepastian. "hmm, Di, kalo aku suka kamu gimana?" aku diam. Bukan,bukan tidak boleh, tapi ini terlalu mendadak, aku hanya menganggap Alda sebagai adikku, tidak lebih, tapi dia? aku menatapnya tak percaya, sedangkan dia sudah menyembunyikan wajahnya dengan menunduk tak mau menatapku. 

"lupakan aja, oh iya, besok mamak mau ajak kamu ke kota, aku duluan"

Aku menatap punggung Alda yang sudah memasuki rumah, secepat itu rasa itu hadir? bukankah aku baru tinggal beberapa hari disini? tapi memang tidak ada yang tahu rasa itu kapan hadir dan dengan latar belakang apa.

Aku tak mau ambil pusing, jika memang Alda yang terbaik, kenapa tidak? dia gadis baik-baik bukan?

**

pagi ini aku sangat bersemangat, ya mamak mengajak ku untuk pergi ke kota, ke mall lebih tepatnya untuk membeli seragam Firman, dengan senang hati aku turuti, tapi sepertinya tidak dengan Alda yang ikut serta beserta kami, sepertinya dia masih malu dengan kejadian semalam.

Aku tersenyum saat Alda melihat ku, dengan kaku, dia juga membalas senyuman ku, padahal aku tulus memberikan senyuman untuknya, nanti akan aku beri tahu juga tentang kesepakatan ku kepadanya, tentang kesepakatan yang telah aku pikirkan selama semalam. Apa salahnya memulai dengan hubungan yang baik meskipun dengan gadis baru? ah, aku rasa tidak ada yang salah.

**

Ku urungkan niat ku untuk mengucapkan niat yang sudah aku pikirkan selama semalaman kepada Alda hari ini. Yang benar saja, disini masih ada mamak, dan tidak mungkin aku mengucapkannya di depan mamak kan? Alda juga masih sekolah, dan mungkin dia juga belum mendapat izin untuk menjalin hubungan spesial dengan seorang laki-laki.

Aku menyantap makanan yang tersedia di depanku, mamak, dan Alda. Kita hanya bertiga ke tempat megah ini, Bapak tidak bisa ikut karena harus melaut, dan Firman? mana mau di ganggu dengan hal seperti ini, karena baginya, bermain dengan teman lebih bahagia dan berharga dari pada berkeliling di mall yang hanya melihat rentetan baju yang berjajar di setiap lorong.

saat aku menyantap makanan ku, aku terdiam setelah melihat seseorang yang sangat aku kenal, seseorang yang sangat aku rindu, dia berada disini, di depanku, bersama seseorang yang tak aku ketahui, tuhan mengabulkan do'aku, tuhan mendengar do'aku selama ini, akhirnya aku bisa bertemu dengan nya lagi setelah dua minggu ini tak bertemu.



Assalamualaikum

bagaimana? maafkan yang terlalu lama untuk up

semangat buat kalian yang masih bersedia membaca cerita ini

Story About AlshaWhere stories live. Discover now