20

566 33 4
                                    

SALSHA POV

Malam ini aku duduk sendiri berteman televisi yang tak tau sedang menayangkan acara apa, aku tak peduli, aku hanya khawatir dengan keadaan Aldi sekarang, kemana dia? sedang apa dia disana? apa dia tidak kedinginan? apa dia tidak lapar? dan, apa dia tidak merindukanku?

Aku masih berusaha menahan air mataku yang sudah ingin tumpah dari pelupuk mata, aku tidak  boleh menangis, Aldi tidak suka saat aku menangis, apalagi itu karenanya, aku harus kuat. Gagal, aku gagal menahan berlian itu, aku gagal menahan air mata yang sudah menggenang saat berita kecelakaan itu kembali menjadi topik terhangat di televisi, pesawat itu yang berhasil membuat Aldi hilang.

"AAAAA"

'PRANGG' aku tak peduli jika layar televisi itu pecah, aku tak peduli saat bongkahan kaca itu menusuk kakiku nantinya, aku hanya butuh Aldi, Aldi yang berada di sampingku.

"YaAllah Salsha, kamu kenapa nak?" aku hanya sesenggukan saat  bunda sudah memelukku erat, aku kehilangan kata-kata untuk menyuarakan hatiku ini "Salsha bangun ya, kita masuk kedalam, jangan disini" aku hanya menurut apa kata bunda, aku takut membuat buna tambah khawatir dengan keadaanku jika aku memberontak.

Aku memejamkan mata saat bunda menyelimuti tubuh lemasku meskipun air mata masih menetes di pipiku, aku harus bisa terlelap meskipun hati ini sama sekali tak tenang. "tidur ya sayang, kita doakan Aldi sama-sama nanti, sekarang Salsha tidur dulu" aku hanya mengangguk lemah sebelum memutuskan untuk memejamkan mata saat bunda mengelus keningku dengan sayang.

***

Tiga hari sudah pesawat itu jatuh, dan apa? sampai sekarang pun, Aldi belum ditemukan. Keadaanku sudah tidak bisa dikatakan baik-baik saja setelah om Liston dan ayah memberikan kabar yang membuatku kembali pilu.

FLASBACK ON

"gimana yah?" tanya bunda sambil merangkulku di sofa, kami sengaja menunggu kedatangan ayah dan om Liston yang mencari kabar tentang Aldi.

Ayah diam, begitupun dengan om Liston, melihat itu saja air mataku sudah menetes, aku sudah menebak apa yang akan dikatakan oleh ayah nantinya

"Liston, gimana?" bukan hanya aku, bunda juga butuh jawaban saat ini, tapi lelaki di depannya hanya bungkam, tak mau berkata apapun. 

"kita tidak menemukan jasad Aldi, kita doakan saja, semoga Aldi baik-baik saja" jawaban ayah berhasil membuat aku kembali terisak dan memeluk bunda dengan erat sebelum kesadaran itu perlahan menjauhiku, meninggalkan aku dengan kegelapan yang tak ingin aku temui.

FLASHBACK OFF

"Salsha makan yuk nak" itu bukan suara bunda, itu suara Tante Mel, mama Aldi. Entah sudah berapa lama tante Mel disini untuk membujukku makan

"tante juga terluka kaya Salsha, tante juga gak terima ini terjadi sama Aldi, tapi kita harus ingat, Aldi akan marah saat melihat orang yang dia sayang menangis karenanya, tante yakin Aldi kuat, Aldi akan kembali, tante yakin itu. Salsha makan ya"

"kapan waku itu akan tiba tan?" tanyaku lemah, ya, aku terburu-buru, karena rasa ini sudah tak dapat aku tahan lagi, aku rindu Aldi, aku rindu semuanya tentang dia.

Tante Mel memelukku setelah aku melontarkan kalimat itu, dia menangis dalam dekapanku, bersamaan dengan air mata yang kembali lolos dari pelupuk mataku untyk yang kesekian kalinya, merobohkan pertahanan yang entah sejak kapan tak ada lagi dalam fikiranku.

"kita tunggu Aldi bareng-bareng ya"









Assalamualaikum

masihkah ada yang baca cerita tak jelas ini?

terimakasih jika masih membaca

Story About AlshaWhere stories live. Discover now