Part 12

81.9K 4.4K 109
                                    

Ketika kesadaranya akan hilang. Suara pintu terbuka dan teriakan seseorang membuatnya kembali tersadar lagi.
"Malah pacaran di toilet! Gue dimarahin sama Bu Yul gara gara kalian lama tahu nggak!!" seru seorang laki laki yang diduganya pasti Beta.

"Iya Iya! Kita kesana sekarang!" seru Carla.

Arga, laki laki itu sempat menoleh dimana bilik Archa berada. Hanya sebentar sebelum ia kembali mengeraskan hatinya.

Archa kembali mengambil tisu dengan cepat menekan darahnya agar berhenti keluar. Lalu mengambil lapisan handband yang terbuat dari karet. Sangat erat melingkar ditangannya. Satu satunya benda yang sering ia andalkan untuk menghentikan pendarahannya.

Setelah memastikan tak ada lagi darah yang menetes. Archa membersihkan sekitar handband. Agar benar benar bersih. Lalu menutupinya dengan handband berbahan kain rajut.

Archa berdiri sebentar. Menyiapkan fisiknya untuk lebih kuat lagi. Sebelum keluar, ia membersihkan mukanya dahulu.

Lalu, ia segera keluar menuju ruang BK.

"ARCHA! KAMU DARIMANA SAJA!?  Kenapa terlambat!" seru Bu Yulia.

"Maaf bu" suara Archa agak sedikit serak. Membuat Carla yang duduk disampingnya segera menoleh. Didapatinya wajah pucat pasi milik Archa.

Sepertinya saat dikantin tadi, Archa terlihat sangat sehat.

"Kamu tidak ada seragam lagi!?" tanya Bu Yul.

Archa hanya menggeleng pelan.

Ingin memarahi lagi, namun ia tak tega melihat wajah pucat Archa.

"Sudah! Sudah! Kalian! Sana berdiri di lapangan! Hormat sampai pulang!" ucap Bu Yulia. Jam pulang, hanya 2 jam lagi.

Archa dan Carla pun menurut. Mereka segera keluar.

Beberapa menit mereka berdiri. Suara Archa cukup mengejutkan Carla.
"Sorry" ucap Archa sangat pelan.

Bahkan Carla terus meyakinkan diri sendiri bahwa itu hanya angin lewat atau halusinasinya.

Archa dengan kaos hitam milik ya. Mata memejam. Tubuhnya beberapa kali bergoyang mengikuti angin. Ia benar benar sangat lemas saat ini.

Ahhh
Akhirnya suara bel berbunyi.
Perempuan kuat itu segera menuju kelasnya. Bukannya pulang. Ia malah tertidur di kelas. Berharap, setelah bangun pusingnya akan mereda.

Bagaimana bisa mereda? Sudah 2 hari dia tidak makan.

Ketika terbangun, langit sudah agak gelap. Dilihatnya jam pada hpnya. Ah sudah jam 6.

Ia segera berdiri. Langkahnya sempoyongan menuju gerbang. Terlihat beberapa anak yang pulang dari ekstrakulikuler. Namun, siapa yang mempedulikannya di dunia ini?

Saat sampai di depan. Ia segera menaiki taksi yang sudah dipesannya.

Kepalanya terasa sangat berat.
"Nona! Hidung anda berdarah!" teriak sopir.

Dan... Semuanya gelap.

Make It Right (Telah Terbit)Where stories live. Discover now