6. Ingin bahagia

Começar do início
                                    

"Sekarang kamu makan ya, habis itu minum obat" Maura mengangguk meskipun ia terlihat tak menyukai makanan lembek itu.

"Suapin" rengek Maura pelan saat Alvarel memberikan mangkuk bubur pada Maura.

"As you wish, princess" ucap Alvarel, membuat Maura tersenyum kecut. Kalimat yang selalu Arkan gunakan setiap cowok itu memenuhi keinginannya.

Maura menerima suapan pertama dari Alvarel dengan berbagai pikiran yang memenuhi isi kepalanya.

Sampai kapan ia terus seperti ini? Sampai kapan bayangan Arkan memenuhi kehidupannya?

☃☃☃

"Kapan ke London?" tanya Arsha pada Reyhan yang duduk di hadapannya.

Keduanya kini tengah berada di Cafe DNA. Duduk di sudut Cafe samping jendela besar yang menampilkan lalu lalang kendaraan.

Lagu Billie Eilish ft Khalid - Lovely terputar di penjuru Cafe itu.

Reyhan menyeruput machiato hangat miliknya sejenak lalu menatap Arsha.

"Besok"

"Jadi gue gak boleh ikut nih buat mantau perkembangannya?" tanya Arsha. Gadis yang kini masuk di jurusan yang sama dengan Reyhan namun di Universitas yang berbeda. Dan tentu saja satu kampus dengan Evan yang masih setia di sampingnya meskipun Arsha sudah berkali-kali menolaknya.

Arsha juga tengah magang di rumah sakit milik Reyhan, merawat beberapa pasien di sana. Seperti apa yang di imginkannya. Jadi tak ayal mereka menjadi dekat dan berbincang seperti ini.

"Nggak! Yang ada lo malah nyari ribut sama Maura di sana"

Arsha memutar bola matanya malas. "Apa hubungannya? Gue cuma ngurus pasien, nggak ribet ngurusin cewek yang susah move on itu" ejek Arsha.

"Emangnya lo udah move on?" tanya Reyhan menantang dengan sebelah alisnya yang terangkat.

Arsha mengendikkan bahunya. "Tapi sekarang gue udah baik-baik aja. Nggak sesedih saat gue tau Arkan meninggal karena cewek itu"

"Lo fine karena tau alasannya, bego!"

Arsha mengangguk sejenak. Gadis itu memajukan tubuhnya menatap Reyhan penasaran.

"Lo gak ada niatan buat ngasih tau mereka gitu?"

Reyhan menggeleng.

"Kenapa? Terus lo juga gak mau kasih tau Maura?"

Reyhan menggeleng lagi.

Arsha memundurkan badannya, bersandar di sandaran kursi. "Jahat lo!"

"Jahatan mana sama lo yang dulu coba bunuh Maura?"

Skakmat! Reyhan memang selalu bisa membalikkan keadaan.

Arsha bergerak kikuk lalu berdeham. "Itu dulu..."

"Waktu gue masih benci sama dia"

"Emang sekarang nggak?"

"Kalo sekarang gue malah kasian. Ck!"

Arsha mengaduk minumannya, membayangkan tiga tahun terakhir ini Maura habiskan untuk bersedih, sendu galau-galauan karena kepergian Arkan.

Menyedihkan.

"Pasti sampai sekarang dia masih mikir kalo itu salah dia"

"Peduli banget ya lo sekarang sama dia" sindir Reyhan membuat Arsha berdecak.

"Bukan peduli, lebih tepatnya kasian!"

Reyhan tak menggubris ucapan Arsha.

"Jangan ada yang tau soal ini. Cuma gue, lo, Artha sama Qiana yang tau kejadian itu " kata Reyhan memperingatkan.

My Cold Prince 2 || (T A M A T)Onde histórias criam vida. Descubra agora