"Mas ngak berat?" Tanya Afiqah sambil mengalungkan lengannya di leher Arsena.

"Kamu mah enteng dek. Tau sendirikan dulu mas sebelum daftar polisi latihan gendong tas isinya pasir sama batu terus lari-lari gitu. Jadi gendong kamu kecil. Lagian kita udah mau nyampe." Mendengar itu Afiqah tersenyum ia menaruh kepalanya pada punggung Arsena sambil menikmati pemandangan sekeliling.

Apa yang Arsena katakan padanya adalah benar, gunung ini tidak tinggi dan sangat cocok untuk pemula. Terlebih dari itu pemandangan di puncak membuat peluh dan keringatmu terbayarkan.

Arsena menurunkan Afiqah, karena gadis itu tak sabar untuk menginjakkan kaki di sana. Arsena hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan istirnya, padahal tadi gadis itu menangis tapi sekarang tertawa bahagia seakan tak punya beban.

"Mas fotoin aku." Seperti biasa itulah kalimat yang akan sering Arsena dengar. Dan dia harus siap selalu menjadi fotografer dadakan.

Setelah berfoto-foto mereka duduk di salah satu batu sambil melihat pemandangan. Afiqah menyenderkan kepalanya pada bahu pria itu.

"Kamu tidak marah sama maskan dek?" Tanya Arsena seiring dengan hembusan angin yang menerpa mereka. Entah kenapa mentari nampak kalah dengan langit yang hampir kelihatan kelabu.

"Kenapa harus marah sama mas?"

"Karena menikah dengan saya, kamu jadi perbincangan seperti ini. Seharusnya saya bisa lebih menahan diri untuk tidak menikahi kamu waktu itu. Tapi saya tidak menyesal telah menikahi kamu."

Kalimat terakhir Arsena membuat Afiqah tersipu. "Afiqah ngak marah kok mas, Afiqah malah bersyukur mendapat suami seperti mas. Afiqah hanya tidak menyangka jika Andreas akan berbuat seperti itu. Padahal dulu Afiqah tulus sama dia. Tapi dia malah berbuat bodoh seperti ini, ia tega sekali melukai Afi secara fisik maupun batin." Afiqah jadi teringat akan luka di pipinya yang sudah memudar akibat goresan pisau dari Andreas waktu itu.

Arsena menarik Afiqah ke dalam pelukannya. Mengelus punggung gadis itu perlahan sesekali memberikan kecupan di kening. Walaupun ia agak tidak suka dengan kalimat Afiqah yang mengatakan jika dulu pernah menyukai Andreas, tapi Arsena menepisnya. Baginya itu masalalu yang terpenting sekarang masa depan Afiqah adalah miliknya.

"Menangislah jika itu bisa membuatmu lega. Kalau bisa kamu teriak sekeras-kerasnya mengeluarkan apa yang ingin kamu katakan." Mendengar itu Afiqah menangis di bahu Arsena semakin menjadi-jadi.

"Mau teriak tidak?" Tawar Arsena di sela-sela tangis Afiqah.

"Kalau mau kita naik ke batu disitu?"  Tunjuk Arsena ke sebuah batu besar kehitaman di dekat mereka. Kemudian ia menarik tangan Afiqah membantunya menaiki batu itu. Lalu berdiri di belakang Afiqah merentangkan tangannya.

"Kamu buang napas kamu, tarik lalu keluarkan setelah itu teriak sekencangnya. Cuma ada kita berdua disini." Bisik Arsena tepat di telinga Afiqah.

Gadis itu mengangguk menuruti perkataan Arsena. Ia langsung meneriakan kalimat yang sedari tadi ia ingin ucapakan.

"AFI BENCI ANDREAS!!!" Berulangkali Afiqah meneriakan itu. Dalam batin Arsena sudah menyiapkan rencana untuk memperingatkan anak kecil itu agar tidak lagi bermain-main dengan cintanya.

"Sudah baikan?" Tanya Arsena ketika tak ada lagi teriakan. Lalu dibalas anggukan kepala soleh gadis itu.

"Terimakasih mas..." Bisik Afiqah.

Tiba-tiba Arsena memeluk pinggang Afiqah dari belakang hal itu membuat Afiqah terkejut. Ia menelan ludah gugup. Seketika ia baru sadar ia berada di puncak dengan hamparan gunung dan panorama lainnya. Jantungnya berdebar kencang, apalagi Arsena tiba-tiba menaruh kepalanya di pundaknya. Ia jadi merasa di film titanic yang pasangan itu berada di kapal tapi dia di atas puncak gunung.

"Semua keindahan yang kamu lihat ada karena Allah. Dan keindahan ini bisa hancur dalam sekejap dengan kuasa Allah. Jadi Tolong cukup cintai aku karena Allah. Agar kamu tidak terluka sama seperti kamu pernah mencintai Andreas, aku tidak ingin Allah mengambil cintaku darimu sama seperti ketika Dia mengambil cinta Andreas dari hatimu. Karena aku yakin semua cinta di dunia tidak akan seindah cinta terhadap Sang Pencipta yang telah menuliskan takdir cinta." Bisik Arsena.

***

TBC

TBC

SPAM komen next di sini yaa!!!

1000 komen dong guys

Gimana part ini?

Jangan lupa Follow Instagram @wgulla_ 
@arse_fa
@arsen_aanggara
@️afi_qahshafa

Maaf lagi ada revisi....

Salam

Gulla

Istri sahnya Lee min ho


Jangan lupa follow Instagram @wgulla_
Jangan lupa like , follow and share... Bisa boom coment biar aku cepet update...

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- Tersedia di GramediaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora