AP- 18

1K 114 44
                                    

Jackson terdiam perlahan air matanya mengalir. Masih tidak menyangka jika darah dagingnya lah yang tidak sengaja ia hilangkan. Sungguh kejam jika menyebutnya di bunuh tapi seperti itu kenyataannya. Perasaannya campur aduk saat ini antara sedih, marah dan juga kecewa. Namun nasi sudah menjadi bubur, semuanya sudah terlanjur terjadi. Darah dagingnya, anak kandungnya tidak akan mungkin bisa kembali lagi. Kini Jackson berpikir mungkin Tuhan jauh lebih menyayanginya di banding dirinya dan juga Mark.

Sementara Mark, wanita itu menangis sesenggukan. Rasa bersalah mulai menghantui hati kecilnya.

Apakah ini karma dari perbuatannya pada Jinyoung?

Ya, Mark mengakui ini semua buah dari kejahatannya pada Jinyoung selama ini. Rasanya ingin sekali wanita itu menemui Jinyoung dan meminta maaf tapi ia merasa sudah tidak punya muka lagi untuk berhadapan dengan Jinyoung. Dan juga mungkin saja Jinyoung sudah tidak mau membuka pintu maaf untuknya. Ia memang tidak pantas di maafkan setelah apa yang sudah ia perbuat selama ini dan Mark menyadari itu. Biarlah semua rasa sakit yang Jinyoung rasakan selama ini berbalik padanya meskipun rasa sakit dirinya tidak sebanding dengan rasa sakit Jinyoung, tapi jelas dirinya sudah mendapatkan balasannya.

Jackson pun bangkit dari duduknya kemudian perlahan berjalan menuju keluar. Mark yang melihat itu kemudian menahan tangannya.

"Jackson, kau mau kemana hiks"

Jackson menghapus air matanya kemudian berbalik. Pria itu memberi senyuman pada Mark membuat hati Mark semakin nyeri. Jackson kemudian berjalan menghampiri Mark dan memeluk tubuh kecil itu.

"Aku tidak kemana-mana. Aku akan selalu di sampingmu, Mark"

"K-- kau.. tidak marah padaku?"

Jackson mengusap punggung Mark lembut. Mark malah bingung dengan sikap Jackson saat ini.

"Untuk apa aku marah toh percuma semuanya sudah kadung terjadi. Aku berusaha menerima semuanya meskipun itu sangat menyakitkan. Dan yang lebih penting aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi padamu, Mark"

Mark yang mendengar itu tak kuasa menahan tangis yang sempat berhenti beberapa menit lalu. Entah terbuat dari apa hati Jackson sampai pria itu tidak membencinya. Rasa bersalah semakin besar menekan perasaan Mark saat ini. Wanita itu menangis tersedu-sedu di pelukan sang pria. Memeluk erat tubuh kekar itu seakan dirinya tidak akan pernah bertemu lagi dengan pria itu.

"Maafkan aku hiks maafkan aku, Jackson hiks" Raung Mark.

Jackson yang tidak kuasa mendengar tangis Mark mengusap lembut punggung bergetar itu berusaha menenangkan. Ia merasakan dejavu saat Mark keguguran dulu. Persis seperti saat ini, Mark menangis tersedu karena kehilangan bayinya dan Jackson kembali mengalaminya meskipun saat ini tanpa Jinyoung disamping mereka.

"Sudah jangan terus meminta maaf jelas ini salahku karena aku bayi kita pergi" Jackson melepaskan pelukan Mark kemudian menangkup wajah cantik Mark yang penuh air mata.

"Mark, aku mohon mulai sekarang kau lupakan semua masa lalu buruk itu. Kembali lah seperti Mark yang dahulu aku kenal. Mark yang ceria, Mark yang setia dan Mark yang baik hati. Meminta maaflah pada Jinyoung dan aku akan membantumu menata hidupmu kembali seperti dulu. Kau mau kan?" Tanya Jackson sungguh-sungguh.

Mark tersenyum kemudian mengangguk dalam tangisannya.

"Iya aku mau, Jackson. Tapi... Bagaimana jika Jinyoung tidak mau memaafkanku hiks?" Ucapnya lesu.

Jackson tersenyum kemudian mengecup bibir Mark.

"Aku tahu Jinyoung orang yang baik, dia tidak mungkin tidak memaafkanmu karena ia juga bisa memaafkan Jaebum kenapa tidak dengan dirimu? Percaya padaku Jinyoung pasti akan memaafkanmu"

After Parting •JJP•Où les histoires vivent. Découvrez maintenant