AP- 2

1.6K 164 143
                                    

Daniel keluar dari dalam rumah dan berjalan menuju sebuah mobil hitam yang berada tidak jauh dari gerbang rumahnya. Wajahnya yang kesal bercampur sedih masih tergambar jelas dan juga sebagian air mata yang menumpuk di pelupuk matanya.

Sebenarnya ia terpaksa dan tidak ingin melakukan hal seperti tadi namun ia sudah terlampau kesal karena Jaebum terus saja melarangnya untuk bertemu dengan mommy nya. Jaebum selalu berkata bahwa mommy nya tidak membutuhkan mereka makanya ia pergi meninggalkan dirinya, Hyunjin serta sang Daddy. Tapi hati kecil Daniel berkata tidak mungkin jika mommy nya seperti itu. Sampai kapan Daddy nya akan bersikap seperti ini. Daniel sudah tidak tahan dengan semuanya dan ini adalah pilihannya yang paling tepat.

Daniel terus berjalan hingga akhirnya ia sampai dihadapan mobil tersebut. Ia berjalan ke belakang membuka bagasi dan menyimpan kopernya. Lalu ia kembali ke depan dan membuka pintu depan mobil tersebut.

"Hey bro, kenapa wajahmu ditekuk seperti itu? Jangan bilang kau bertengkar dengan Daddy mu sebelum kau datang ke sini?" Tanya antusias pria yang berada disamping Daniel.

Daniel tidak menghiraukan dan kini ia sedang sibuk memakai sabuk pengaman lalu menyimpan jaket kulit yang ia kenakan ke kursi belakang.

"Kau seperti tidak tahu saja daddy ku, uncle" balas Daniel.

"Hey, Niel kau tau kan apa perjanjian kita kemarin?" Sang paman mengingatkan.

Daniel menghela nafas kemudian melirik ke samping dimana sang paman duduk di kursi kemudi.

"Aku tau sangat tau, uncle. Tapi aku tidak bisa untuk tidak bertengkar dengan Daddy. Dia sangat sulit untuk diajak bicara baik-baik" sang paman yang melihat wajah sedih bercampur kesal Daniel pun terkekeh.

"It's okay, ma bro. Untuk kali ini aku akan merahasiakannya dari mommy mu" jawabnya santai.

Sudut bibir Daniel tertarik ke atas saat mendengar ucapan pamannya barusan. Daniel langsung memeluk pamannya.

"Terima kasih, uncle. Aku sangat ingin bertemu mommy. Aku merindukannya, jadi jangan sampai mommy tau jika aku pergi menemuinya dengan keadaan bertengkar dengan Daddy"

Sang paman mengerti dan memang tidak berniat untuk memberitahu mommy Daniel. Bahkan ia akan melakukan apapun hanya untuk bisa mempertemukan Jinyoung -mommy Daniel- dengan anak-anaknya.  Sang paman menepuk-nepuk punggung Daniel.

"Kau tenang saja kali ini aku akan membantumu tapi jika lain kali seperti ini, jangan harap mommy mu mau bertemu dengan anak nakal seperti mu, Daniel" ancamnya.

Daniel langsung melepas pelukannya. "Yah, aku sudah dewasa, uncle. Aku bukan anak kecil lagi, jadi berhenti memperlakukanku layaknya bocah"

Daniel yang tidak terima membuat sang paman tertawa terbahak-bahak. Bahkan kini ia melakukan pouting dan memasang wajah kesal layaknya anak kecil. Bagaimana bisa jika sang paman tidak menganggapnya anak kecil.

Umurnya 23 tahun tapi kelakuannya seperti anak kecil.

Menggemaskan.

"Ahaha, jangan memasang wajah seperti itu Daniel. Justru kau malah semakin mirip dengan bocah"

Daniel mendelik sebal kemudian menghadap ke depan dan tidak menggubris tawa sang paman yang semakin keras.

"Ish, terserah kau saja. Kau sama menyebalkannya seperti Daddy" gerutu Daniel.

"Omo.. ada yang ngambek nih" sang paman yang jail mencolek dagu Daniel.

Daniel langsung menatap tajam memperingati sang paman. "Uncle!"

After Parting •JJP•Where stories live. Discover now