AP- 13

1K 139 98
                                    

Mobil Jackson tepat berhenti di basement rumah sakit. Sepanjang perjalanan hanya hening yang menemani Jackson dan juga Jinyoung. Sesekali Jackson menatap ke arah Jinyoung yang menatap datar ke depan. Jackson tidak tahu arti tatapan itu, tapi ia percaya Jinyoung kuat dan bisa melalui ini semua.

"Aku akan menemanimu ke dalam, Jinyoung"

Jinyoung menggeleng. "Tidak perlu, Jack. Kau antar saja aku sampai di depan ruang rawat Mark lalu kau pulang lah, tolong jaga anak-anak ku ya"

"Tapi Jinyoung--"

"Aku tidak apa-apa, tenang saja Jack. Aku bisa mengatasi ini semua" Jinyoung tersenyum manis hingga kerutan-kerutan di samping matanya terlihat. Jinyoung begitu tenang menghadapi masalah yang sedang menimpanya. Bagaimana bisa seorang wanita bisa setegar Jinyoung saat diselingkuhi oleh suaminya sendiri?

Percayalah, hanya Jinyoung yang bisa seperti ini.

Jackson percaya Jinyoung adalah wanita yang tangguh dan kuat sehingga ia bisa melalui semuanya namun tetap saja Jackson mengkhawatirkan Jinyoung. Jackson berharap apapun keputusan Jinyoung nanti adalah yang terbaik untuknya. Ia tidak ingin terus menerus-nerus melihat Jinyoung menderita karena Jaebum.

"Ay ay, captain~" Jackson memberi hormat pada Jinyoung dan berhasil membuat Jinyoung tertawa.

"Aish, kau ini. Sudah ayo kita masuk" Jinyoung memukul pelan lengan Jackson yang bertingkah seperti Yeji barusan.

Disaat seperti ini Jackson masih saja bisa mengajak Jinyoung bercanda. Bagi Jinyoung, Jackson adalah obat yang paling ampuh menghilang kan kesedihannya selain ketiga anaknya. Jackson selalu ada untuknya dan melindunginya. Jinyoung sangat menyayangi sepupunya tersebut.

Jinyoung dan Jackson akhirnya sampai di depan ruang rawat Mark.

"Ingat pesan ku, jaga anak-anak ku ya Jackson. Aku menitipkan nya padamu" Jinyoung kembali mengingatkan.

Jackson tersenyum. "Iya bawel iya"

Jinyoung berdecak namun tersenyum pada Jackson.

"Kau yakin tidak ingin aku temani Jinyoung?" Tanya Jackson sekali lagi.

"Tidak. Jangan khawatir, Jackson" balas Jinyoung.

Jackson mengangguk. "Kalau begitu aku pergi"

"Ne, hati-hati dijalan"

Dengan berat hati Jackson pergi meninggalkan Jinyoung sendirian. Ia terus percaya bahwa Jinyoung pasti baik-baik saja. Sementara Jinyoung masih terdiam di depan ruang rawat Mark. Ia menghela nafas, ini untuk pertama kalinya ia kembali bertemu dengan Mark  setelah bertahun-tahun lamanya karena Mark pulang ke kampung halamannya los angeles.

Cklek

Jinyoung membuka pintu dan mendapati Mark yang tengah duduk sambil menatap ke arah jendela. Mark yang merasa ada seseorang yang membuka pintu kamarnya pun menoleh ke arah pintu. Matanya membulat saat melihat sosok yang selama ini ia hindari. Sosok yang selalu menghantuinya saat bercinta dengan Jaebum. Jujur saja, Mark sedikit merasa bersalah pada Jinyoung namun rasa cintanya dan perasaan ingin memiliki Jaebum begitu besar mampu mengalahkan rasa bersalahnya.

"Mark eonnie"

Dengan wajah tenang Jinyoung menghampiri Mark yang menatapnya dengan tatapan tidak bersahabat. Jinyoung duduk di kursi yang berada di hadapan Mark. Sementara Mark kembali menatap ke arah jendela dan mengabaikan Jinyoung.

"Kau pasti sudah mengetahui semuanya dari Jackson kan?" Tanya Mark dingin.

Jinyoung berusaha bersabar dan menahan emosinya. Jujur saja, Jinyoung marah pada Mark dan Jinyoung juga sangat kecewa pada sahabatnya yang telah menghancurkan rumah tangganya dengan Jaebum. Ia tidak menyangka jika Mark yang menjadi orang ketiga diantar mereka dulu. Padahal Jinyoung sangat menyayangi Mark dan sudah menganggapnya sebagai kakak kandungnya sendiri. Sempat terlintas untuk memaafkan Mark  dan melupakan semua yang terjadi namun mengingat apa yang dilakukan Mark kembali membuat Jinyoung berpikir dua kali untuk memaafkan gadis tersebut.

After Parting •JJP•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang