AP- 4

1.1K 148 87
                                    

Daniel POV.

"Niel.. Daniel, bangun. Kita sudah sampai"

Aku membuka mataku saat merasakan sebuah tangan mengguncang tubuhku keras. Aku terduduk dan mengerjap-ngerjapkan mataku menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam mataku. Aku menatap ke samping dimana uncle Yugyeom sedang tersenyum dan membuka seat belt yang ia kenakan. Aku membetulkan kaca mataku dan memasukannya ke dalam tas. Aku menengok ke belakang dan melihat uncle Jackson yang masih tertidur pulas. Sepertinya ia sangat kelelahan.

"Kau sudah siap bertemu mommy mu, Niel?" Tanyanya.

Aku mengangguk. "Aku sangat siap, uncle. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya"

Aku memang sudah tidak sabar lagi ingin bertemu dengan mommy. Aku bahkan menunggu moment ini akhirnya bisa terjadi dan terus menahan rinduku selama bertahun-tahun. Aku sangat tersiksa tinggal dengan Daddy dan wanita yang Daddy selalu sebut 'pengganti mommy' itu. Daddy tidak pernah punya waktu untukku dan juga untuk Hyunjin. Ia selalu sibuk bekerja dan juga sibuk dengan wanita yang bolehkah aku memanggilnya dengan sebutan jalang?

Ya, aku tau wanita itulah yang jadi sumber masalah dikeluarga ku. Ketika umurku menginjak dewasa aku tahu kebenaran selengkap lengkapnya dari uncle Jackson yang saat itu tidak sengaja aku bertemu dengannya. Dia mengatakan semuanya kepadaku tentang perselingkuhan yang dilakukan oleh daddy ku dan itulah sebabnya mommy pergi meninggalkanku. Bahkan aku mengetahui nya secara langsung dari kedua orang itu saat aku tidak sengaja menemukan mereka yang sedang asik bercumbu sambil membicarakan mommy. Rasanya aku ingin menghajar Daddy dan menjambak rambut jalang itu lalu menyeretnya keluar dari rumah.

Mommy tidak salah dan aku tidak pernah membenci keputusannya itu.

Aku tahu, itu semua karena kesalahan yang Daddy perbuat.

Aku malah bersyukur mommy pergi dan berhenti tersakiti oleh kelakuan Daddy itu. Aku bahkan saat mengetahui itu, aku berjanji akan menggantikan Daddy untuk terus menjaga mommy jika bertemu nanti. Aku tidak akan meninggalkannya sendirian dan aku akan membuatnya terus tersenyum bahagia.

Satu lagi..

Aku juga ingin melihat bagaimana wajahnya kini. Apakah ia masih cantik seperti dahulu?

Terakhir kali saat ia pergi meninggalkanku wajahnya yang teduh, tersenyum manis kepadaku.

Tak ada air mata.

Tak ada kesedihan.

Hanya aku yang saat itu masih berusia 6 tahun hanya mendengarkan ucapannya lalu kemudian menangis. Sedikit banyak saat itu aku sudah mengerti bagaimana keadaan orang tuaku dan maksud dari ucapan mommy saat itu.

Yang aku heran kenapa ia tidak menangis bahkan bersedih?

Ia bahkan bersikap ceria seperti biasanya. Ia mencium keningku kemudian kedua pipiku. Jika mengingat itu kembali hatiku sakit. Aku bahkan belum bisa menjadi anak yang dibanggakan olehnya. Air mataku kembali mengalir dan aku merasakan tangan uncle Yugyeom menepuk-nepuk bahuku.

"Sudahlah jangan menangis. Sebentar lagi kau akan bertemu dengan mommy mu. Kau tinggal pergi ke sana lalu masuk dan kau akan bertemu dengannya. Kau tidak perlu lagi menahan rindu dan mengkhayalkan bertemu dengan mommy mu lagi. Kini semuanya sudah jadi kenyataan, Niel" ia tersenyum hangat kepadaku sambil menunjuk ke arah rumah yang minimalis dengan cat berwarna coklat dan putih.

Aku menatap ke arah rumah itu, kemudian menghapus air mata yang mengalir di pipiku.

"Uncle mu benar, Daniel. Hey, man~ kau ini pria atau bukan? Cengeng sekali sih"

After Parting •JJP•Where stories live. Discover now