Duniaku kini menjadi gelap

2 0 0
                                    

Buka matamu dan tataplah dunia ini tanpa rasa takut. Kalimat terakhir yang diucapkan ibunya itu masih tergiang jelas dipikirannya. Ia akan selalu mematuhi amanat ibunya itu.

Namun kini, ditempatnya tergeletak, untuk pertama kalinya ia takut melihat dunia ini. 'Ini yang terbaik'. Menutup mata dan menatap kegelapan.

'Maafkan aku mom, aku bukanlah anak yang berbakti yang bisa mematuhi amanat terakhirmu'. Itulah kalimat yang sudah ia siapkan saat bertatap muka dengan ibunya disurga sana.

'Mom, ini adalah pria yang akan menuntunku kedalam altar pernikahan 4 hari lagi'. Ia juga bisa dengan bangga mengenalkan pria yang kini tergeletak disampingnya.

"Natalie... Kumohon bukalah matamu. Kau harus keluar dari sini. Natalie... kau mendengarku kan?"

Suara yang tak asing itu, terdengar berat dan bercampur sebuah rintihan kesakitan yang tertahan di kerongkongan. Kalimat yang barusan ia ucapkan, menguras tenaga dan napasnya yang semakin melemah. Pandangannya juga mulai berkabut dan ia tahu ada aliran berwarna merah yang melintas disisi kanan wajahnya. Ia juga tak bisa menggerakkan kedua kakinya. Namun hanya satu yang ia ketahui. Ia tidak memiliki waktu banyak.

"Natalie..."

Tidak. Aku tidak mau.

Natalie sangat tahu persis apa yang tengah terjadi. Ia melihatnya. Keadaan mereka, tubuh Mark yang dipenuhi darah dan kaki Mark yang terjepit badan mobil yang hampir hancur karena menabrak pohon.

"Keluarlah dan carilah bantuan Nat."

Tidak. Aku tidak akan pergi dari sini.

Sebentar. Sebentar lagi kita akan sampai disana, bersama selamanya dan bertemu ibuku. Jadi jangan paksa aku untuk bangun.

"Yeoungie..." Suara Mark mulai mengambang

Jangan panggil aku seperti itu. Jangan paksa aku untuk melihat bagaimana proses itu - dimana aku akan kehilanganmu.

"Aku sangat takut saat ini. Karena itu kumohon jangan membuatku semakin takut dengan kebungkamanmu seperti itu."

'Aku sudah punya rencana terbaik, Mark. Kita hanya perlu menunggu sebentar lagi.'

Tangan basah Mark bergerak menyelipkan rambut Natalie dibelakang telinga, dengan perlahan. Besar, hangat dan kasar. "Ada sebuah tempat yang lebih baik untukmu daripada disini. Keluarlah dan temukan kebahagiaanmu."

Perlahan, Natalie membuka matanya bersamaan dengan genangan air yang menumpuk dibawah matanya. "Tapi percuma jika kau tidak ada."

Mark tersenyum. "Akan ada cinta lain diluar sana untukmu. Jadi keluarlah sekarang juga. Kumohon..."

Natalie menggelengkan kepala sebagai jawaban atas permintaan Mark. Ia tahu dengan jelas, sangat mudah baginya untuk keluar dari mobil yang mulai memercikkan api ini. Namun ia juga tahu dengan pasti, bagaimana dengan sangat mudahnya ia akan kehilangan satu-satunya harta berharga dalam hidupnya.

Airmata itupun akhirnya jatuh menerjang ulasan merah yang membasahi pipi Natalie. Seiring dengan suara ledakan yang terlalu dekat untuk didengarnya.

♥-♥-♥-♥

"Katakan padaku Mark, apa yang kau takuti didunia ini?"

"Hm... kehilanganmu."

"Ahhh... benarkah itu?" Natalie memandang Mark dan tersenyum.

Markberdehem dan mengangguk. "Lebih baik aku yang menghilang dari dunia ini daripada aku harus kehilanganmu."

Another MemoriesWhere stories live. Discover now