"Selamat malam adik-adik. Apa yang kalian lakukan di hotel malam-malam begini?"

"Selamat malam pak. Kita mau bulan madu pak." Jawaban yang benar namun tidak sesuai dengan dandanan mereka saat ini yang tentu saja membuat polisi ini tidak percaya. Afiqah menepuk jidatnya mendengar jawaban menyebalkan Arsena. Ia sudah terlanjur malu. Bahkan pipinya merona tanpa sadar.

"Kalau begitu tunjukan buku nikah kalian." Suasana hening, beberapa pegawai hotel menatap penasaran. Bahkan sudah beberapa pasangan gelap di tangkap.

"Mas ngak lucu yah, kalau kita di tangkap." Desis Afiqah dengan kesal. Ia tahu mereka tidak membawa benda sakral itu. Mana terpikir bawa buku nikah. Rencana awal Afiqah hanya liburan sebentar terus pulang. Ia menatap Arsena kesal. Tapi menyebalkannya pria itu masih menunjukan wajah santai.

"Ini pak." Arsena menunjukkan sebuah foto pernikahan mereka di ponsel dan juga kartu identitas polisinya.

Polisi itu tersentak kaget ketika menyadari orang yang hampir di tangkapnya. Dia langsung menunduk hormat dan meminta maaf. Semua itu tak luput dari pandangan orang-orang yang menatap mereka penasaran. Bahkan mereka bingung kenapa dua anak seragam SMA itu lolos dari razia tidak seperti yang lain sudah di amankan.

"Maaf pak menganggu waktu anda. Semoga bulan madu bapak menyenangkan bersama istri bapak." Kemudian polisi itu pergi meninggalkan mereka.

"Kok bisa mas?" Tanya Afiqah ketika mereka menuju kamar.

"Kan saya sudah bilang saya itu polisi cerdik yang bertanggung jawab."

"Aku kira mas saking bertanggung jawabnya akan menyerahkan diri ke polisi itu kayak di tilang dulu dan membuat kita berdua malu."

"Dulukan saya memang salah dek, kalau sekarangkan benar. Kitakan sudah benar-benar menikah kamu ingatkan? Lagipula saya masih harus bertanggung jawab atas bulan madu kita yang tertunda."

"Apaan sih mas!!! Udah ah!! Afiqah mau mandi dasar ngak jelas!! Pokoknya Afiqah masih sebel sama Mas Arse." Ketika mereka masuk ke kamar, gadis itu langsung membersihkan diri ke kamar mandi. Sedang Arsena hanya terkekeh. Pria itu berjalan ke balkon menatap langit-langit malam. Baru kali ini ia melihat bintang begitu indah. Ia pastikan rencananya tidak akan gagal.

****
Afiqah keluar dari kamar mandi dengan mengenakan piyama lengan panjang yang tadi ia beli bersama Arsena. Ia menuju kasur namun tidak mendapati Arsena disana. Hingga sebuah siluet di balkon membuatnya sadar jika ada seseorang disana.

Pria itu nampak tenang menatap langit. Afiqah mendekat ke arah Arsena. Tanpa sadar ia menggenggam tangan pria itu. Melihat ketenangan pria itu, ia sadar bahwa Arsena jarang sekali mengeluh padanya. Ia selalu tersenyum dan bahagia di hadapannya.

"Sudah selesai?" Afiqah mengangguk menjawab itu.

"Mas lagi lihat apa?"

"Bintang." Mendengar itu Afiqah ikut mendongak ke atas langit. Entah kenapa suasana berubah menjadi sunyi dan hanya ada semilir angin di sana.

"Pernah tidak kamu berpikir jika siang hari kemana perginya bintang-bintang itu?" Afiqah menggeleng, ia tidak pernah memikirkan hal itu. Ia hanya tau bintang akan terlihat saat malam karena tidak ada sinar matahari.

"Bintang, ia berdiam diri disana baik pagi, siang dan malam. Bumilah yang berputar sedang bintang mereka tetap setia di sana, walau di acuhkan bumi. Dia tak pernah protes jika harus berbagi kasih dengan matahari untuk mencintai bumi. Sama seperti aku yang ingin menjadi bintang yang setia di hatimu walau kadang tak bisa kau lihat keberadaannya sekalipun." Arsena mendekat mensejajarkan wajahnya dengan Afiqah. Gadis itu terlihat sangat cantik di bawah purnama berbintang. Ia tidak pernah melihat gadis secantik ini sebelumnya. Hal itu membuat Arsena ingin mencium gadis itu hingga lelap.

"Soal mencintaimu biar jadi urusanku, tapi berhentilah menjadi bumi yang berpura-pura tidak tahu aku mencintaimu." Afiqah terpaku mendengar itu, bahkan ia tidak sadar sejak kapan bibir pria itu di dekatnya dan mencium bibirnya lembut. Afiqah tak kuasa menolak, ia luluh dalam lautan cinta Arsena. Bagaimana lembutnya pria itu memujanya, menyentuhnya dan mencintainya. Hingga mereka terhanyut satu sama lain, mencurahkan rasa yang selama ini mereka tahan. Tubuh mereka saling mendekap penuh kehangatan. Berbagi kasih dan bercumbu rindu di bawah langit berbintang.

****

Gimana chapter ini 😭😭😭

Suka ngk?

SPAM komen next di sini yaa!!!

Ada yg mau disampaikan ke Afiqah?

Ada yg mau di sampaikan ke Arsena?

Semoga kita terlindungi dari coorona...

Author jadi mau cium Arsena

Jangan lupa follow Wattpad aku, like, coment and share..

jangan lupa follow Instagram @wgulla_
@arse_fa
@arsen_anggara
@afi_qahshafa

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- Tersedia di GramediaWhere stories live. Discover now