ajal ku ada di depan mata

2K 201 6
                                    

Yang bisa kulakukan hanya menekan satu tombol.

Satu tombol merah besar, yang punya dua fungsi:

Satu: Buka

Dua: Tutup

Buka, dia masih ada di sana. Ia kini tak terlalu jauh.

Tutup…

Setelah jatuh dari ketinggian pada usia 11 tahun, aku mengalami deformasi di bagian tulang belakangku. Dokter mengatakan bahwa aku tak boleh jatuh lagi. Jika tidak, aku mungkin akan lumpuh selamanya. Namun hari ini aku kurang berhati-hati. Tanpa sadar, saat hendak memarkir mobilku di dalam garasi ini, bagian belakang mobilku menabrak dinding. Akibatnya, punggungku menghantam kursi dengan keras dan kini, aku sama sekali tidak bisa bergerak. Aku terjebak, di dalam mobilku. Di dalam garasi ini.

Aku tak tahan lagi dengan aroma susu basi yang menguap karena kepanasan. Aku juga seakan bisa mencicipi rasa daging yang tadi kubeli di toko daging padahal masih terbungkus rapi, namun kini membusuk di kursi sampingku. Lebih parah lagi, kini aku merasa sulit bernapas.

“Aku akan membawa anak-anak berkemah akhir pekan ini.” aku teringat ucapan suamiku, “Kau akan sendirian di sini selama akhir minggu. Kau yakin tidak apa-apa?”

“Nggak apa-apa kok.” tentu aku ingat jawabanku, “Nikmati saja waktumu bersama anak-anak. Jangan telepon aku juga, toh di sana nggak ada sinyal.”

Aku juga ingat tertawaku kala itu.

Saat itu Jumat sore dan sejak saat itu aku berada di sini. Sekarang hari Minggu jam 8 malam dan menurut termostat mobilku, suhu sekarang mencapai hampir 30 derajat celcius.
Aku menekan tombol merah untuk kesekian juta kalinya.

Buka…

Aku harus membuk pintu garasi untuk aliran udara. Aku jelas sudah mati sejak kemarin jika saja bukan berkat tombol ini. Tidak hanya aku terjebak di dalam mobilku sendiri, namun mobilku ini berada di dalam garasi berpintu dan beratap logam. Apalagi ini musim panas, tanpa hujan sekalipun, dan aku serasa terbakar di dalam sini.

Kenapa tidak buka saja pintunya terus, tanya kalian? Pasti akan ada yang melihat dan menolong?

Masalahnya, keluargaku tinggal di area yang terpencil. Tetangga terdekat tinggal 8 kilometer jauhnya dan jalanan di dekat rumah kami amat jarang dilalui mobil. Sehingga aku tak bisa meminta pertolongan pada siapapun.

Selain itu, ada dia.

Aku tak tahu siapa dia, tapi dia terus berada di luar garasiku.

Awalnya aku berusaha berteriak dan menyalakan klaksonku. Saat itu ia terlihat begitu jauh dan hanya bayangan kecil yang terlihat di kaca depan mobilku.

Saat itu aku pikir dia manusia, sebelum aku sadar ia tidak berada di sini untuk menolongku.

Wajahnya kabur dan seluruh tubuhnya hitam legam. Aku bahkan tak ingin melihat seperti apa wajahnya. Ia berdiri, namun kakinya melengkung ke arah yang salah, seperti kaki belakang kambing. Tangannya penuh cakar panjang dan kedua matanya … kedua matanya menyala

sehingga di dalam kegelapan malampun aku bisa melihatnya. Mulutnya melakukan seperti gerakan mengunyah dan darah … ya, kurasa itu darah yang mengalir di antara taring-taringnya.

Dia tak pernah berhenti berjalan, kecuali saat aku menutup pintunya.

Aku menekan tombol itu sekali lagi,

Tutup…

Aduh, panas sekali.

Buka…

Aku melihatnya merangkak ke arahku, amat perlahan, hanya ketika ia bisa melihatku. Semua ini hanya permainan baginya. Apa yang dia inginkan … apa ia ingin aku mati sebelum ia mencapaiku? Karena dehidrasi?

Tutup …

Kubilang, hanya butuh 4 atau 5 kali lagi pintu membuka sebelum akhirnya ia bisa mencapaiku. Namun di sini terlalu … terlalu …

Buka …


###

Ini adalah cara mati paling mengerikan si kalo menurut gue.. menurut kalian??

Jangan lupa vomment :)

CreepyPasta- NightmareWhere stories live. Discover now