Bab 8

35.5K 1.3K 86
                                    

Hai Guys, I'm Back!
Maaf ya, update-nya kemalaman. Tadi jaringannya rada lemot....

Buat menebus lamanya gak update aku kasih Bab ini agak panjang, sekitar 2500 kata. Biasanya kan, paling banyak aku cuma tulis 1500 kata tiap Bab :p

Maaf ya lama update-nya. Mudah- mudahan masih pada setia menunggu.

Ya sudah, gak usah banyak cing-cong, cus langsung baca aja, btw jangan lupa vote & comment ya, happy reading! :3

●●●●●

BAB 8

Tiga hari sebelum Grace dioprasi Angie dan Leo akan melangsungkan pernikahan. Maya telah mempersiapkan segalanya, wanita paruh baya itu begitu antusias dengan pesta pernikahan putranya itu. Angie senang saat melihat senyum serta tawa wanita yang beberapa minggu belakangan ini telah dia panggil sebagai mama.

Sejak dulu Angie telah memiliki mimpi tentang percintaan yang indah. Seperti putri-putri dalam cerita dongeng yang bertemu dengan Sang Pangeran pujaan hati. Semua mimpinya itu akan berakhir saat pernikahan ini terjadi. Anggi tidak bisa lagi mengharapkan cinta, apa lagi mengharapkan perasaan itu dari seorang Leorio Daelan, karena pria itu tidak akan pernah bisa mencintainya.

"Angie...." Suara itu mengalihkan lamunannya.

"Ya, Ma?" jawabnya.

"Kamu melamun." Angie tersenyum kikuk.

"Ada apa? Apa ada yang menganggu pikiranmu?" tanya Maya.

"Ahh, nggak ada Ma, Angie cuma lagi mikirin Kak Grace," jawabnya.

"Kamu tenang saja, mama yakin Rio pasti akan melakukan semua kewajibannya. Mama juga akan pastikan hal itu."

Angie mengangguk percaya. "Iya, Angie percaya, Ma. Angie hanya khawatir sama kondisi Kak Grace. Angie takut kalau harus kehilangannya." Angie menunduk sambil meremas jemarinya.

Maya mengangkat dagunya. "Kamu harus yakin kalau Grace pasti akan sembuh. Berdoalah, jaga dia dalam doamu, Sayang." Tak terasa air mata telah jatuh dari pelupuk matanya.

"Kamu harus tetap menjadi malaikat baginya," ucap Maya.

"Tapi Angie bukan malaikat, Ma...," jawabnya dalam sedih.

"Mama tahu itu, tapi kamu juga harus tahu…bagi Grace dan juga bagi mama kamu itu malaikat kami."

Angie semakin terisak mendengar ucapan Maya. "Kamu hadir di hidup kami, membawa kebahagian bagi kami, dan itu sudah cukup untuk menjadikan kamu sebagai seorang malaikat. Walaupun kamu bukan anak kandung mama, mama tetap sayang kamu, Angie. Sebentar lagi kamu akan jadi menantu di rumah ini, dengan begitu kamu akan benar-benar menjadi anak mama." Maya kembali terlihat sangat antusias.

Angie memeluknya. "Angie sayang sama Mama walaupun Angie baru kenal Mama, tapi Angie sangat nyaman dengan kehadiran Mama. Mama selalu mengingatkan Angie sama bunda," ujarnya.

"Sekarang mama yang akan menggantikan posisi bundamu," jawab Maya. Angie terenyum saat Maya mengusap lembut air mata di pipinya.

"Ehem!" Suara itu mengintrupsi keduanya.

Leo berdiri di depan pintu kamar Angie sambil bersedekap dada. "Sudah datang," ucap Maya, Leo mengangguk.

Angie menatap bingung. Kenapa Leo pulang di tengah hari seperti ini, apa dia tidak praktik? Batinnya.

"Hari ini jadwal kalian fiting baju pengantin," ujar Maya menjawab pertanyaan yang sempat terlintas di kepala Angie.

"Siap-siaplah, aku akan tunggu di bawah," ujar Leo lalu pergi.

I'm not an Angelजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें