Bab 7

29.3K 1.4K 92
                                    

Belum lama mata itu terpejam rasa haus kembali melanda tenggorokannya. Dia pun mau tidak mau kembali membuka kelopak matanya.

Seperti apa yang diminta Leo, mulai malam ini Angie tinggal di rumah pria itu. Dirinya tidak bisa menolak perintah Leo, jika menolak bisa dipastikan Leo akan marah. Angie tidak ingin membuat Leo marah, terlebih pria itu telah banyak membantunya. Dia terlalu banyak berhutang budi pada pria itu, kemungkinan besar hidup yang dia serahkan kepada Leo tidak bisa membayar semua hutang itu.

Setelah menyerahkan semua hidupnya, Angie sudah tidak bisa memilih antara iya dan tidak. Dia harus selalu mengatakan 'iya' pada semua perintah yang Leo berikan.

Saat melewati sebuah ruangan sayup-sayup Angie mendengar percakapan dari dalam. Awalnya dia tidak berniat untuk menguping, tapi ketika mendengar namanya disebut, dengan sendirinya dia telah terpaku di depan pintu.

"Kamu benar-benar yakin akan menikahi Angie, Rio?" tanya Maya pada putranya tersebut.

"Ya, aku yakin...," jawab Leo mantap.

"Dia bahkan belum genap 20 tahun."

"Dan dia juga bukan anak di bawah umur," sahut Leo.

"Leo, mama serius!"

"Aku lebih serius, Ma!"

Apa Tante Maya keberatan kalau aku menikah dengan Kak Leo? Batin Angie masih mendengarkan percakapan kedua orang itu dari balik daun pintu.

"Bukannya Mama sendiri yang memintaku untuk menikahi gadis baik-baik! Sekarang aku sudah mendapatkan gadis baik seperti yang Mama mau, apa Angie masih kurang baik? Bukannya Mama tadi mengatakan kalau Mama menyukainya, lalu apa lagi masalahnya?"

"Iya, mama suka dengan gadis itu. Mama sangat menyukainya," jawab Maya.

Apa yang Angie duga ternyata salah, Maya menyukainya. Ada sedikit kelegaan di hati gadis itu saat tahu bahwa Maya menerimanya, paling tidak hal itu sedikit mengurangi bebannya.

"Lantas apa lagi masalahnya?"

"Kamulah masalahnya, Rio!"

"Aku? Bukankah aku sudah bilang kalau aku serius, apa itu masih belum cukup?"

"Kamu kira kamu bisa membodohi mama! Apa sebenarnya yang sudah kamu perbuat terhadap Angie?"

Dari luar pintu yang sedikit terbuka, Angie melihat wajah Leo yang sedang duduk di balik meja kerjanya. Leo hanya diam tanpa mau menjawab pertanyaan Maya.

"Mama tidak suka kalau kamu sampai mempermainkan perasaannya!"

Ucapan Maya membuat Leo tak lagi bisa membendung emosinya, dia melontarkan kata-kata yang membuat Angie dan Maya tak bisa berucap.

"Dia memang mainanku, jadi Mama tidak perlu ikut campur. Mama hanya perlu tahu kalau dia akan jadi istriku, aku yang akan mengurusnya. Mama tidak perlu khawatir, aku bukan pria brengsek yang akan menelantarkan istriku sendiri. Meski aku tidak mencintainya, aku akan tetap bertanggung jawab padanya sebagai seorang suami."

Kata-kata Leo benar-benar menampar keras hati Angie. Sejujurnya Angie tahu bahwa dia telah menjadi mainan pria tersebut, tapi entah kenapa rasanya terlalu sakit saat mendengar langsung dari mulut itu.

"Mama hanya perlu menerima semua keputusanku!" Leo handak beranjak, namun urung saat Maya menyergahnya.

"Leo!" bentak Maya.

"Cukup, Ma!" Leo kembali berbalik.

"Aku sudah berikan apa yang Mama mau. Aku akan menikahi Angie, bukankah dia keriteria gadis baik yang selama ini Mama dambakan?"

I'm not an AngelWhere stories live. Discover now